Karena Sunghoon selalu minim screetime, maka epilog kali ini akan dibawakan olehnya.
Hari Sunghoon dimulai sejak langit masih gelap dan udara masih sangat dingin. Dia akan mencuci muka begitu bangun dan langsung disambut oleh Heeseung yang baru saja menyelesaikan doa pagi di Kuil Utama.
"Mau berangkat latihan?" tanya Heeseung.
"Iya," Sunghoon segera memakai pakaian tebal dan membawa Silva Horn di punggungnya.
Heeseung tidak menanyakan soal sarapan karena latihan pagi Sunghoon biasanya selesai saat sarapan dimulai. Dia akan kembali pada jam itu untuk makan sebelum pergi lagi dan menuntaskan latihannya.
Resep latihan Sunghoon cukup ekstrem untuk manusia pada umumnya. Diawali dengan berlari dari rumah hingga ke tempat latihannya di dekat air terjun, lalu dilanjutkan dengan peregangan.
Squat, push up, sit up, dan plank masing-masing 100 hitungan untuk satu set. Sunghoon biasanya melakukan minimal 2 set dengan jeda istirahat. Kemudian, Sunghoon akan mengakhirinya dengan set gerakan mengayunkan pedang sampai waktu sarapan tiba.
Sangat berat di awalnya, tapi sekarang Sunghoon bahkan bisa melakukannya tiga kali lipat kalau dia mau melewatkan sarapan. Namun, baginya sarapan adalah suatu keharusan.
"Melihat latihanmu, aku selalu penasaran kenapa penampilanmu masih kurus-kurus saja," komentar Sunoo sebelum dia memasukkan nasi ke mulutnya.
Jake mengiyakan. "Benar, seharusnya tubuhmu sudah sebesar Magma sekarang."
"Mungkin itu semacam kekuatan spesial?" sahut Jay.
Sunghoon mengangguk dengan wajah bangga. Dia sudah dengar soal Hans dari Jungwon dan dia berpikir karena dirinya di masa lalu adalah semacam pangeran, mungkin saja itu berefek padanya sekarang.
Pada akhirnya, Sunghoon juga tidak ingin punya tubuh kekar seperti kebanyakan Klan Es.
"Kalau dipikir-pikir, Nicholas juga tidak punya otot yang besar meskipun dia sekuat itu. Maksudku, seluruh Klan Hunter juga."
Perkataan Sunoo membuat seluruh meja makan tiba-tiba hening. Masing-masing dari mereka memikirkan hal yang sama, tapi tak satupun berani menyuarakannya.
Sunghoon mungkin memiliki darah Klan Hunter juga.
"Tidak perlu dipikirkan, yang penting Sunghoon sehat," kata Heeseung pada akhirnya.
Tangan Heeseung sudah bisa digerakkan. Masih sedikit sulit untuk memegang sumpit, tapi dia sudah bisa makan sendiri dengan sendok.
Sebelumnya, secara bergantian Jay atau Sunghoon membantunya makan. Selama itu Heeseung tinggal di dalam kamarnya untuk memulihkan diri tanpa boleh dikunjungi siapapun selain keluarga dan Pendeta Agung.
Setelah Sunghoon menenggak habis minumannya, dia berpamitan untuk kembali melakukan latihan.
Air terjun ini berada di dekat gunung. Jaraknya cukup jauh dari rumah, tapi medannya tidak sulit dilewati.
Ketika sampai di sana, Sunghoon tidak langsung berlatih. Dia duduk bersandar di sebuah pohon sambil mengamati Silva Horn.
"Apakah aku sekarang sudah benar-benar lebih kuat?" tanyanya pada dirinya sendiri.
Sunghoon hampir tidak bisa bertahan waktu melawan para pendosa kemarin. Padahal tujuannya adalah untuk melindungi keluarganya, tapi melindungi diri sendiri saja dia kesusahan.
Di waktu yang sempit itu, Jay lagi-lagi datang dengan keren dan menyelamatkannya.
Jay sangat bersinar dan akan selalu seperti itu.
"Kau bisa melakukan resep latihan gila yang bahkan tidak satu pun dari kami bisa melakukannya. Kenapa menanyakan hal yang konyol begitu?" Jake tiba-tiba muncul bersama Sunoo di sampingnya. Mereka berpakaian rapi dan membawa tas.
"Loh, mau pergi?" tanya Sunghoon.
"Kami kan sudah bilang mau berangkat hari ini, tapi kau malah pergi begitu saja."
Sunghoon berdiri. Dia menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak terasa gatal. "Aku lupa. Maafkan aku."
"Yah, tidak apa. Kami ke sini hanya untuk mengucapkan selamat tinggal," kata Sunoo.
"Kalian tidak akan kembali?"
Jake dan Sunoo bertukar pandang, lalu tersenyum pada Sunghoon.
"Mungkin kali ini akan sedikit lama, tapi kami pasti pulang."
.
.
.
Tebing yang mereka lewati mengingatkan Jake dan Sunoo saat mereka pertama kali sampai di wilayah timur. Masih terekam jelas bagaimana bersemangatnya mereka saat melihat kota benteng itu setelah kabur dari Central.
Itu adalah perjalanan yang panjang, tapi juga terasa singkat. Banyak yang telah terjadi dan kini mereka akan menemukan lebih banyak lagi.
Ada batas yang terlihat di antara langit dan lautan yang terbentang di depan mata. Jake dan Sunoo akan berjalan lebih jauh daripada itu.
- Clans: Towards The Eternity

KAMU SEDANG MEMBACA
CLANS: Towards The Eternity| ENHYPEN
FanfictionCLANS SERIES BOOK #4 Jake mulai berpikir; hendaknya ke manakah kakinya harus terus dilangkahkan? !baku! AU Fantasy