3. Rumah Tua

132 24 15
                                    

Sorot matahari mulai menusuk kedalam kabut tebal yg masih menyelimuti hutan mengerikan itu. Perlahan mengusik ketenangan beberapa orang yg masih enggak beralih dari dalam tendanya. Udara yg cukup dingin dan menyejukkan seakan menahan mereka untuk beranjak.

"Kamu udah bangun? Yang lain mana?"

Sapa hangat Build pada sosok pria yg sedang merapikan tasnya. Josh melirik ke arah Build yg berdiri tepat di sampingnya dgn segelas teh hangat di tangannya.

"Hai Biu... Bible sama Bryan udah bangun tapi masih males keluar tenda katanya. Kamu tau lah dua manusia itu males kena udara dingin di luar." Ucap Josh. Mereka berdua pun terkekeh pelan dgn hal itu.

"Mau?" Build menawarkan teh hangat di tangannya itu kepada Josh.

"Boleh" Josh bangkit dari posisi jongkoknya beralih menghadap Build dan menerima segelas teh hangat yg di minum Build tadi.

"Ekhem... Pagi pagi kok udah banyak nyamuk yah" sindir Fiko dgn memperagakan tangannya ketika menepuk nyamuk. Build dan Josh hanya tersenyum menanggapi kedatangan Fiko
.
"Ini ngomong ngomong si Bible sama Bryan mana? Belum bangun?" Tanya Fiko.

"Udah" jawab Bible yg berjalan ke arah 3 sahabatnya dgn di ikuti Bryan di belakangnya.

Build terdiam menatap Bible yg berjalan ke arahnya. Meskipun sudah bersahabat lama, tapi baru pagi ini dia melihat penampakan Bible yg benar benar baru bangun tidur. Dgn rambut yg masih acak acakan, tatapan mata yg masih mengantuk, dan sesekali merenggangkan otot ototnya, Bible tampak begitu menggemaskan menurut Build. Tanpa sadar sebuah senyuman lolos dari bibir Build untuk Bible.

"Iyah iyah gue tau gue emang ganteng, biasa aja liatinnya"

Bible yg menyadari jika Build memperhatikannya, dia langsung merangkul bahu Build dgn gaya sok kegantengannya.

"Dih apaan sih" dan dgn malu malu maunya, Build menyingkirkan tangan Bible dari bahunya.

"Okay guys... Hari ini kita mulai tujuan kita dateng ke pulau ini. Gue, kita, kalian semua nggak ada yg tau seperti apa film yg akan kita bikin. Yg pasti ini bakal jadi perjalanan yg luar biasa buat kita. Semua udah siap kan? Kita mulai perjalanannya sekarang" ucap Bryan menjelaskan apa tujuan awal mereka datang ke pulau tersebut.

Semua mulai bersiap siap, membereskan tenda dan merapikan bawaan mereka. Setelah itu perjalanan siap untuk di mulai.

Ketika mentari mulai mengagungkan cahayanya, kabut kabut menyedihkan pun mulai menyingkir dgn sendirinya. Hembusan angin yg menyejukkan ikut mengiringi langkah kaki yg mulai memasuki pulau semakin dalam lagi. Mencari tempat yg paling tepat untuk memulai segalanya. Keinginan untuk memuaskan diri sendiri seakan membunuh segala rasa takut dan kecemasan yg muncul semalam. Ini baru awal, dan mungkin saja selangkah di depan ada sesuatu yg lebih mengejutkan lagi.

Bryan memimpin perjalanan mereka pagi ini, sementara Bible berada paling belakang untuk menjaga mereka semua dari kemungkinan kemungkinan buruk yg akan terjadi.

"Bryan.. Bry.. stop deh."

Di tengah perjalanan tiba tiba Fiko menghentikan langkah kaki mereka karena merasa melihat sesuatu yg menarik perhatiannya.

"Ada apaan Fik?" Tanya Bryan yg mendekat pada temannya itu. Begitu juga dgn Bible dan Josh yg ikut mendekat karena penasaran.

"Guys lihat deh, itu rumah bukan sih?"

Fiko mengarahkan jari telunjuknya ke arah sebuah bangunan yg menyerupai sebuah rumah tua yg sangat besar.

"Eh iya itu ada rumah, berarti disini ada orang dong." Ucap Build setelah melihat memang benar jika itu adalah sebuah rumah.

"Kata lo pulau ini kosong, gimana sih Bry!" Protes Bible pada Bryan yg sejak awal mengatakan jika pulau ini kosong tidak berpenghuni.

"Yah-- yah yg gue tau emang pulai ini kosong. Dan kalo misalnya tiba tiba kita nemuin rumah yah gua gatau lah. Mungkin itu juga rumah kosong, kita kan gatau." Jawab Bryan yg juga bingung kenapa bisa ada rumah tua sebesar itu berdiri dgn kokohnya di tengah pulau menyeramkan seperti ini.

"Daripada kita semua penasaran, apa salahnya kalo kita cek aja sendiri kesana." Usul Josh yg langsung mendapat persetujuan dari ke empat teman lainnya.

Perlahan tapi pasti, lima pasang kaki itu melangkah perlahan mendekati rumah tersebut. Kotor... Itu lah kesan pertama ketika melihat rumah tersebut, dan sudah bisa di pastikan rumah itu tidak berpenghuni. Pintu besar yg setengah terbuka menampakan apa yg ada di dalam rumah. Gelap dan pengap sudah di pastikan ketika masuk ke dalam sana. Beberapa helai kain berwarna putih menutupi setiap perabotan rumah kosong itu. Tampak juga beberapa lukisan yg terpampang di dinding. Ada yg bergambar burung elang dgn ular di cengkramannya, dan beberapa lukisan abstrak di sudut lainnya.

"Kita bisa keluar aja gak sih. Bible.. keluar aja yuk, serem tau gak disini."

Build mencengkeram kuat lengan Bible karena takut. Sementara Bible dgn santainya terus melihat lihat setiap sudut rumah itu.

"Udah gapapa tenang aja, nggak bakal ada setan juga pagi pagi." Build hanya mendengus tidak puas mendengar jawaban Bible.

"Biu tangan aku bisa copot kalo kamu pegangannya kenceng bgt gini" ucap Bible karena Build memegang lengannya sangat kuat.

"Bodo amat" bukannya melepas, Build justru mempererat pegangannya. Bible hanya tersenyum dgn hal itu.

"Kayaknya gak ada apa apaan deh disini. Cuma rumah kosong yg udah ditinggalin bertahun tahun ini." Ucap Josh kepada teman temannya.

Mereka berlima memang sudah mengelilingi rumah tersebut sampai ke dalam dan tidak ada apapun di sana. Tidak ada kehidupan di rumah tersebut. Hanya benda benda kuno yg di tinggalkan oleh pemiliknya. Rumah tersebut memang sangat kuno, terlihat dari pintu masuknya dgn ukiran ukirannya. Beberapa patung di sudut rumah, serta ada satu buah tombak yg tergantung di dinding.

"Kira kira yg punya siapa yah?" Bisik Build pada Fiko yg kini berdiri di sampingnya.

"Mana gue tau Biu" jawab Fiko dgn mengangkat bahunya tanda tidak mengerti.

"Guys... Gimana kalo kita jadiin rumah ini sebagai basecamp kita selama disini. Lagi pula rumah ini nggak ada penghuninya juga. Posisinya juga pas, berada di tengah tengah pulau." Usul Bible yg membuat Build terkejut dan yg lainnya saling bertatap.

"Nggak nggak gue gak setuju" ucap Build tidak menyetujui usulan Bible.

"Ntar kalo tiba tiba ni rumah banyak setannya gimana, kalo kita di apa apain gimana, kalo kit-- "

"Daripada kita mati di makan macan di tengah hutan" sahut Bible yg membuat perkataan Build terhenti.

Dengan segala pertimbangan dan kemungkinan kemungkinan yg akan terjadi, akhirnya semua pun setuju untuk tinggal sementara di rumah tersebut.

"Udah gapapa, percaya sama aku." Ucap Bible yg tiba tiba merangkul bahu Build coba meyakinkan Build bahwa semua pasti akan baik baik saja.

"Terserah lah" balas Build marah pada Bible yg membuatnya harus terjebak di dalam rumah tua mengerikan itu.

"Jangan marah dong" Bible menguyel uyel rambut Build sampai berantakan karna pria itu cukup menggemaskan ketika kesal menurut Bible.

"Bible iiihh... Berantakan ni rambut gue."

Dan yah ini adalah Build, dia tidak bisa marah pada Bible. Akhirnya Build kembali tersenyum seperti sedia kala. Membuat laki laki tampan di sampingnya juga ikut tersenyum.

Tanpa di sadari oleh Build dan Bible, seseorang memperhatikan mereka dari sudut yg lain. Josh hanya bisa menghela nafas berat dgn segala kecemburuan yg semakin menumpuk. Rasanya ingin sekali dia menarik Bible jauh jauh dari Build. Tapi tidak mungkin, itu hanya akan merusak persahabatan mereka. Dan Josh juga sadar, dia bukan siapa siapa.

The Haunted Island (BibleBuild) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang