Prolog

34 20 92
                                    

HALOWW

Selamat datang di lapak ku, semoga suka.

Ini hasil karya aku sendiri, tidak menjiplak lapak lain atau sebagainya. Usahaku, tolong hargai.

•••

Happy reading all💋

•••

Hujan tak henti-hentinya menurunkan dirinya, sama seperti air mata seorang gadis yang menangis sesegukan mengingat hari ini adalah hari dimana ayahnya akan menikah lagi setelah sebelas tahun lalu ibunya meninggal.

Ceklek

"Lo belum mati?" Tanya seorang lelaki--Elvano zergan Yohanitri, Abang kandungnya.

Bergeming. Nara tak menjawab, ia menyembunyikan seluruh tubuh nya yang kedinginan dengan selimut tebal.

"Heh! Gak sopan Lo sama Abang sendiri, Lo tuli?! BI Irma dari tadi manggil Lo nyuruh Lo makan. Untung gue punya kunci cadangan, kalo ga BI Irma yang nyuruh, gue sih ogah nyuruh Lo!" Ketus Elvano menatap Nara ogah-ogahan.

"WOY TULI, SIMULASI MATI LO!?" Teriak Elvano tepat di telinga Nara membuat empunya berjingkrak kaget.

"Apa sih!" Ketus Nara kesal karna Abang nya yang kasar itu.

"Alay, gitu aja nanges! Papa cuma nikah doang, bukan ninggalin Lo! Pake acara ga makan segala lagi," Ketus Elvano lalu menoyor kepala Nara dengan keras membuat sang empunya mengaduh karna kepala nya yang terbentur tembok.

"Pergi sana, pala gue yang cantik ini kebentur gara-gara Lo! Emang Lo ga sedih apa Papa nikah lagi?!"

"Sedih, lah. Tapi, gue sedihnya gak sampai mogok makan," Tekan Elvano membuat Nara menghela nafas malas.

"Ish! Keluar sana! Urusin pacar-pacar Lo yang udah lumutan nunggu dibelai," Dengan jiwa baik hatinya, ia menendang punggung Abang nya hingga tersungkur dilantai.

"Berani ya, Lo sekarang," Elvano menatap tajam Nara yang sudah cekikikan tak jelas.

"Rasain! Huhu, mang eaaak!?" Nara tertawa berjingkrak jingkrak melihat Elvano yang kesakitan. Sedangkan Elvano, pria itu tersenyum tipis melihat tawa adiknya.

Entah kenapa, Nara melupakan kesedihan nya dalam sekejap.

•••

Nara memutar-mutar tubuh nya di depan cermin. Ia sedang menggunakan dress selutut berwarna putih, sangat cantik.

Sebenarnya sih. Nara sangat malas untuk datang ke pesta pernikahan Dirga- ayah nya. Kalau bukan paksaan Elvano, mungkin sekarang ia akan rebahan sambil scroll tiktok.

"Duhh, cantik cantik gini gak ada yang punya," Celoteh Nara menatap wajah nya dari pantulan cermin.

Bekas luka ditangannya masih terlihat sedikit, tapi tak mengurangi kadar kecantikan seorang Nara.

TOK TOK TOK!

Ketukan pintu itu sangat keras yang membuat Nara ingin menendang wajah orang itu. "Pasti si manusia non adab," Nara berdecak lalu menarik knop pintu.

RUBUHWhere stories live. Discover now