01 | Bertemu orang gila

11 5 3
                                    

Aloooo😻

Happy reading💌

°•°•°•°

Mereka akan menatap keatas dengan durasi sedikit lama Agar air mata mereka tak luruh begitu saja. Setelah itu, mereka akan memberikan senyum manisnya agar dunia tau bahwa mereka baik-baik saja, nyatanya, itu sangat bertolak belakang.

•-•Rubuh•-•

°•°•°•°

"Udah meninggal, ya ...?" Monolog Nara diakhiri tawa sumbangnya. Menyedihkan. Nara menatap langit langit bangunan itu lalu menghela napas lelah. Dadanya digerogoti amarah dan air mata yang memaksa dirinya untuk keluar. Namun Nara dengan cekatan menepis kasar air mata yang hendak keluar.

Para tamu undangan sedang sibuk bercengkrama serta memakan hidangan, sehingga tidak ada yang menyadari jika Nara sedang menahan tangis karna mendengar ucapan yang keluar langsung dari bibir ayahnya.

Ia merasa, kehadirannya tak akan berguna disini. Jadi, kehadirannya disini hanya untuk mendengar omongan bahwa dirinya bukan siapa-siapa di keluarga besar itu dan malah akan menjadi penghambat kebahagiaan mereka. Pikir Nara.

Nara memilih untuk berbalik badan dan pergi dari sana, namun, ia malah mendapati Lorenzo yang sedang bersandar pada dinding. Loren melirik Nara sekilas lalu menghampirinya.

"Gak usah takut sama Gue."

Sebenarnya, Loren sudah mendengar apa yang diucapkan langsung oleh Dirga didepan publik, tadi. Ia tentu terkejut mendengar penuturan itu, namun, ia hanya memilih diam. Loren pun mulai berdiri dihadapan Nara yang jauh lebih pendek darinya.

"Are you okey?" Tanya Lorenzo.

Nara tiba-tiba mengangkat wajahnya dan menatap Loren yang jauh lebih tinggi darinya seraya tersenyum hingga membuat matanya menyipit.

"I'm fine," katanya lalu kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Lebih baik Nara pulang dan bersantai-santai dirumahnya daripada menyaksikan keluarga Cemara yang baru itu dan mendengar ia yang hanya dianggap mati.

Baru ingin menjauh, lagi dan lagi Nara ditahan oleh Lorenzo yang memegang pergelangan tangannya.

"Apa, Renzo?"

"Abang Lo."

Dan benar saja, terlihat Elvano yang berjalan kearahnya dengan raut wajah datarnya yang jarang ia tunjukkan. Entah kemana wajah tengilnya itu.

"Lo baru Dateng, kan?" Tanya Elvano tiba didepan Nara. Menatap sayu mata Adiknya

Nara memutar bola matanya malas. "Kenapa gak bawa gue sekalian, sih. Ini malah ninggalin gue sama Mangjek gak jelas ini," Ucap Nara lalu mendengus pelan lalu bersedekap dada menatap Elvano garang.

Lorenzo menghela napas karna untuk ke-tiga atau keempat kalinya ia dipanggil Mangjek oleh gadis itu. tapi ... Gadis itu tidak menunjukkan kesedihannya dan malah memasang wajah garang

Jika kalian di posisi Nara? Apa yang akan kalian lakukan?

"Ren, thanks ya mau nganterin Adek gue," ujar Elvano yang dibalas deheman singkat olehnya. Elvano pun menarik tangan Nara hendak membawanya ke tempat acara. Namun, tangannya lebih dulu ditahan oleh Nara. Elvano pun ikut menghentikan langkahnya dan menatap Nara yang terlihat menggeleng pelan sambil melepaskan tangannya dari Elvano.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 05 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RUBUHWhere stories live. Discover now