O6

1.6K 224 22
                                    

Jisung menatap Jaemin yang tersenyum cerah. Keduanya telah selesai membersihkan diri, Jaemin memakai hanbok berwarna merah begitu juga dengan Jisung yang membedakannya adalah pakaian Jisung terlihat lebih feminim daripada milik Jaemin.

"CK, kenapa aku harus memakai pakaian yang seperti wanita lagi?" Cemberut Jisung, bibirnya mengerucut menatap Jaemin dengan tatapan kesal.

"Walaupun terlihat seperti pakaian perempuan, tapi itu tetap pakaian pria, Selirku!" Terang Jaemin memberikan pengertian kepada selir kecilnya yang masih merajuk itu.

"Huh!" Jisung masih cemberut, dirinya mendengus setiap melewati tangga kuil.

Sedangkan Jaemin hanya diam menatap Jisung yang merajuk, dirinya melihat ke kuil. Diam-diam Jaemin tertawa kecil, untung saja Jaemin ingat bahwa di sekitar hutan ini ada sebuah kuil.

Jadi, sekarang Jaemin hanya perlu pergi ke kuil dan menikah di sana. Lagipula jika menikah di sini maka tidak akan ada pertentangan di antara para bangsawan yang licik itu.

Sebenarnya hal ini semua adalah pilihan yang sulit bagi Jaemin karena Jisung merupakan anak haram dari seorang bangsawan dan juga dia seorang pria.

Keputusan menikahi Jisung bisa saja menjadi bumerang bagi Jaemin yang merupakan seorang raja. Apalagi para rakyat percaya bahwa menikahi anak haram adalah pertanda membawa bencana ke kehidupan.

Jika para rakyat mengetahui bahwa Jaemin menikahi seorang anak haram terlebih lagi dia adalah seorang pria. Maka sudah dipastikan para rakyat akan berpikir bahwa kerajaan mereka akan tertimpa musibah besar. Kemudian hal ini merupakan celah bagi para bangsawan yang ingin melakukan pemberontakan terhadap kepemimpinan Jaemin.

Sebenarnya langkah terbaik adalah menghentikan kegilaan ini dan membiarkan Jisung pergi. Hanya saja Jaemin ingin egois untuk sesekali, dia tidak ingin hanya memikirkan kebahagiaan orang lain sedangkan dirinya merasa hampa karena merelakan kebahagiaannya.

Karenanya, Jaemin mengambil keputusan yang mungkin akan menghancurkan kehidupannya sendiri. Walaupun beresiko tapi Jaemin juga menginginkan kebahagiaan untuknya sendiri.

Jaemin menatap Jisung yang tersenyum senang ketika berhasil mencapai tangga terakhir kuil, dirinya bertepuk tangan merasa bangga. Walaupun akhirnya kakinya merasakan nyeri, lututnya terasa kaku dan sakit. Jisung merasa sendi dan otot kakinya sudah berteriak tidak kuasa untuk berjalan lagi.

"Apakah kita sudah sampai?" Tanya Jisung yang ngos-ngosan.

Jaemin mengangguk, "sudah selirku, kau lelah?"

Jisung mengangguk, "Tentu saja! Bayangkan aku harus melewati ratusan anak tangga!"

"Aku tidak lelah," ucap Jaemin.

Merasa di remehkan, Jisung yang pada dasarnya adalah seorang sumbu pendek akhirnya meledak, "Heh! Kita itu berbeda ya!"

"Berbeda?" Tanya Jaemin heran.

Jisung mengangguk, "Iya! Aku manusia, oleh karena itu wajar jika aku merasa kelelahan!"

"Kalau selirku yang kecil ini adalah manusia, lalu aku apa?" Tanya Jaemin.

"Kau adalah setan, oleh karena itu kau tidak kelelahan sama sekali! Lagipula kau nampak bersemangat menyiksa ku, kau benar-benar terlihat seperti setan!" Ungkap Jisung dengan wajah sedikit nyinyir.

Pengawal Jaemin yang sedari tadi mengikuti Jaemin dalam persembunyian, kini tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Jisung yang terkesan berani.

"Hahaha, akhirnya ada yang menyuarakan kebenaran!" Ucap Dohan.

Jaemin mendengus saat mendengar suara tawa yang menggelegar, berbeda dengan Jisung yang langsung memeluk Jaemin ketakutan.

Jisung berpikir bahwa suara tawa itu berasal dari hantu yang menguasai hutan ini. Jisung gemetar ketakutan sembari menyembunyikan wajahnya di punggung Jaemin, tangannya memeluk erat Jaemin.

"Ada apa?" Tanya Jaemin.

"Aku rasa penunggu hutan ini marah karena aku menyamakan dirimu dengan dia, sepertinya kau lebih mengerikan daripada setan!" Terang Jisung lugu.

Dohan semakin tertawa dengan kencang mendengar penuturan Jisung, sungguh perilaku selir kesayangan tuannya itu sangat tidak bisa tertebak.

Mendengar suara tawa Dohan yang menggelegar Jaemin semakin mendecih kesal, lihat saja sehabis ini akan Jaemin pastikan Dohan bekerja keras sehingga dia tidak bisa lagi tertawa dengan leluasa.

"Maafkan aku penjaga hutan, aku sungguh tidak bermaksud melakukan hal itu! Kau boleh meminta apapun padaku, asalkan jangan nyawaku!" Seru Jisung ketakutan sendiri, dia pernah mendengar rumor dari para pelayan bahwa setan penjaga hutan suka memakan daging manusia.

Bukankah itu sangat menakutkan?

Jaemin yang mendengar itu tersenyum licik, sepertinya dia bisa memanfaatkan hal ini.

Jaemin berdehem, kemudian berbalik menatap Jisung membuat wajah kasihan yang dibuat-buat.

"Kenapa?" Tanya Jisung saat melihat wajah kasihan Jaemin.

"Umurmu pasti tidak akan lama lagi," ucap Jaemin.

Jisung menjadi pucat pasi, "A-apa maksudmu?"

"Hantu penjaga hutan itu suka memakan seorang perjaka dan kebetulan sekali orang yang menyinggung dia adalah kau yang masih perjaka," ucap Jaemin menakut-nakuti Jisung.

Dohan yang mendengar itu menganga tidak percaya, sungguh dia tidak tahu bahwa tuannya yang tak lain adalah pemimpin negara ini ternyata seorang penipu abal-abal.

'Ayolah! Siapa yang akan percaya dengan tipuan bodoh seperti itu?' seru batin Dohan.

"Benarkah? Jika begitu apa yang harus aku lakukan?" Tanya Jisung panik, wajahnya memerah, matanya berkaca-kaca, sungguh Jisung ketakutan saat ini.

Dohan semakin dibuat menganga, sungguh dia tidak habis pikir dengan pemikiran Jisung.

'Mereka cocok, yang satu penipu abal-abal dan yang satunya lagi terlalu lugu menjerumus ke bodoh,' seru batin Dohan.

Jaemin menggelengkan kepalanya, memberikan simpati, "Sepertinya kau akan mati hari ini juga, karena kau masih perjaka. Sedangkan aku sudah menikah!"

Jisung melotot, dia tidak ingin mati. Sial, andai saja dia menjaga mulutnya pasti dia tidak akan seperti ini, sekarang bagaimana caranya dia bisa selamat dari cengkraman hantu penunggu hutan?

Jisung yang panik dan gugup tanpa sadar memainkan pakaian pernikahannya. Jisung terdiam beberapa saat, ketika melihat baju pengantin yang dia gunakan.

Benar, untuk apa Jisung ketakutan? Dia kan akan menikah dengan Jaemin setelah itu dia bukan lagi seorang perjaka! Kenapa Jisung bodoh sekali sih, sehingga tidak menyadari hal tersebut?

Jisung menatap Jaemin dengan senyuman manisnya, "Aku tidak akan mati!"

"Kenapa?" Tanya Jaemin dengan wajah pura-pura bingung, padahal Jaemin sudah tau apa yang dipikirkan oleh Jisung, diam-diam Jaemin tersenyum jenaka.

Jisung mengambil tangan Jaemin, kemudian menggenggamnya. "Kita akan menikah setelah itu aku tidak akan perjaka lagi karena aku sudah memiliki suami! Itu artinya hantu penunggu hutan tidak akan memakan ku! Ayo kita menikah!"

Dugaan Jaemin benar-benar terjadi, "Tapi bukannya kau menolak ku tadi?"

Jisung melotot, kemudian menggeleng cepat, "Tidak! Itu aku hanya bercanda! Sekarang ayo kita menikah!"

"Tapi kau mengatakan aku kejam..."

"Tidak! Kau itu tampan, jadi menikah lah denganku! Aku berjanji akan menuruti semua perintah mu! Asalkan kau menikahi diriku!" Potong Jisung cepat, dia tidak ingin mati dimakan hantu.

"Baiklah, ayo kita menikah!"


Become King's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang