19

142 24 0
                                    

Di depan kafe mereka berpisah untuk memasuki mobil masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di depan kafe mereka berpisah untuk memasuki mobil masing-masing. Ray, Yuna, dan Zeira ikut mobil Jelita. Sedangkan Vixa dan Eliza di mobil Arina.

"Mbak duluan aja, aku mau mampir apotek dulu," ucap Arina pada Jelita sebelum masuk ke mobil.

"Ada yang perlu di beli?" tanya Jelita.

"Iyaa."

Mereka pun berpisah di parkiran kafe. Jelita yang langsung menjalankan mobilnya menuju rumah. Arina yang mampir ke apotek untuk membeli salep dan kebutuhan lain untuk mengobati luka Eliza. Arina memang belum melihat persis seperti apa luka Eliza. Tapi mengingat dari cerita Eliza yang mengatakan punggungnya dipukul menggunakan rotan bisa dipastikan lukanya mungkin memar atau yang lebih parahnya bisa sampai kulitnya yang robek.

"Tunggu bentar yah," ujar Arina saat mereka sudah sampai di depan apotek.

Hanya perlu waktu sebentar, Arina sudah kembali dan melajukan mobilnya menuju kediaman Jelita. Di dalam mobil hanya terdengar suara dari lagu yang terputar. Eliza yang duduk di samping Arina hanya diam melamun melihat luar mobil. Vixa yang duduk di kursi belakang tampaknya sedang bermain handphone.

Tak butuh waktu lama mereka sudah sampai di kediaman Jelita. Tapi mobil Jelita tak terlihat di depan rumah. Bukankah mereka seharusnya sampai terlebih dahulu. Saat Arina, Vixa, dan Eliza hendak berjalan ke arah pintu utama terdengar suara mobil yang memasuki halaman rumah itu.

"Kok baru sampe Mbak?" tanya Arina penasaran.

"Mampir minimarket dulu, anak-anak minta beli jajan," jelas Jelita yang berjalan menuju pintu utama rumah, "Ayo masuk dulu."

Mereka semua pun memasuki rumah dan duduk di ruang tamu.

"Mbak, boleh pinjem kamar bentar nggak?" pinta Arina.

"Boleh, pake kamar yang biasa kamu pakai aja," Jelita menunjuk kamar yang biasa Arina pakai. Dulu Arina memang sering menginap di rumah Jelita untuk menemani si kembar.

"El, ayo," Arina memegang tangan El dan mengajak El untuk memasuki kamar.

Jelita juga berlalu menuju dapur untuk membuatkan minum.

Di ruang tamu terlihat Vixa yang tidak tau akan melakukan apa. Dia asing dengan rumah ini. Dia juga tidak kenal dengan teman yang bersamanya kini. Apakah pantas disebut teman jika Vixa saja hanya sekedar tau nama Ray.

"Hai Vixa," Zeira menyapa Vixa mencoba agar bisa lebih dekat.

"Hai...," Vixa menghentikan ucapannya. Ia tidak tau siapa yang menyapanya.

"Gue Zeira panggil aja Zei," jelas Zeira.

"Eeh iya. Hai Zei," Vixa terlihat sangat canggung.

"Gimana setelah jadi model? Pasti enak yah punya banyak fans?" Zeira hanya mencoba mencairkan suasana.

The Allenora'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang