Saham Keluarga

147 9 0
                                    

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.




"Mama makan dulu ya".
Shakila mengambil alih mangkuk bubur yang dibawakan oleh Arum.
Kakak iparnya itu terlihat cukup khawatir dengan keadaan mama mertuanya. Apalagi kondisi berbadan dua milik Arum membuat perempuan itu tidak bisa banyak membantu.

Sarah berusaha untuk duduk dengan bersandar pada bagian kepala ranjang. Dia sudah cukup bahagia dengan keberadaan putrinya.

"Mama jangan sampai telat makan lagi. Kata dokter mama kelelahan terus tekanan darahnya tinggi. Jangan terlalu banyak berpikir ma. Shakila baik-baik aja kok".
Ucap Shakila memberikan suapan ketiga yang diterima oleh Sarah.

Arum yang melihat itu tersenyum lega. Setidaknya mama Sarah masih mau mendengarkan perkataan dari Shakila.

"Mama ngga mungkin bisa ngga mikirin kamu. Apalagi kamu anak perempuan satu-satunya mama. Dari dulu, mama ngga pernah marah sama kamu. Liat papa kamu yang selalu sayang sama kamu. Tapi tiba-tiba kamu ribut dengan papa kamu, mama jadi merasa bersalah".
Sarah menggenggam tangan sang anak. Menyalurkan rasa sayang yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata.

"Setiap keluarga pasti punya masalah ma. Akhir-akhir ini aku sadar kalau tindakan aku juga terlalu berlebihan. Aku udah buat kakak-kakak aku ribut sama papa karena aku. Mungkin aku juga yang terlalu dimanjakan".
Sarah menggeleng atas perkataan Shakila.

"Kamu ngga salah. Ini murni kesalahan mama dan papa yang ngga ngerti perasaan anak-anak mereka. Kamu dan kakak-kakak kamu hanya mengungkapkan keinginan mereka. Hal yang mereka inginkan dan baru sempat terucapkan karena pertengkaran itu".

"Mama dan papa terlalu fokus dengan bisnis yang selama ini kita bangun. Melupakan anak-anak yang sama pentingnya. Ternyata kesuksesan keluarga belum memastikan bahwa anak-anak mereka sukses dalam keinginan hidupnya Shakila".
Ucap Sarah mengelus Surai lembut milik Shakila.

"Aku juga mau minta maaf atas sikap mas Shaka selama ini Sha. Aku ngga nyangka mas Shaka sangat keras kepala".
Ucap Arum yang sejak tadi diam mendengarkan percakapan antara anak dan ibu mertuanya itu.

Shakila menoleh saat mendengar perkataan Arum. Perempuan itu berdiri dan menghampiri kakak iparnya itu. Dia memeluk Arum dengan lembut. Menyalurkan rasa terimakasihnya pada sang kakak ipar.

"Aku tau kak. Aku malah sangat berterima kasih karena kak Arum masih betah ngadepin kak Shaka yang sangat keras kepala. Aku aja ngga betah denger dia ngomel".
Ucap Shakila sedikit bergurau. Ketiga perempuan dalam satu ruangan itu tertawa bersama.

"Padahal keras kepalanya Shaka sama kayak kamu Sha".

"Mamaa".

°°°~~~°°°

"Om Sadam!!"
Teriakan nyaring dari seorang gadis kecil itu mengalihkan perhatian Sadam. Laki-laki itu baru saja tiba di rumah keluarganya dan kini sudah disuguhi pelukan manis dari sang ponakan.

Falling Into You [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora