Chapter 2. [ Si Nakal & Si Pemarah ]

77 9 4
                                    

*

*

*

*

*

Ujian masuk akademi memiliki 4 tahapan ujian yang harus dilalui, jika ujian pertama adalah ujian teknik dasar dengan senjata, maka ujian kedua adalah ujian pengetahuan umum mengenai dasar-dasar ilmu sihir.

Ujian dilaksanakan sebagaimana ujian tulis dilakukan dan untuk yang satu ini, Juan adalah ahlinya, ia mengerjakan setiap soal ujian dengan mudah karena ia selalu mempelajari hal itu setiap hari selama bertahun-tahun di panti, bukan karena ia anak yang benar-benar rajin, hanya saja ia masih penasaran mengapa Mana yang ia miliki begitu lemah sehingga ia kesulitan untuk menguasai paling tidak 1 saja elemen sihir untuk dikuasai. Siapa sangka usahanya untuk mencari cara menguasai elemen itu berbuah memudahkan dirinya untuk melewati tahapan ujian kedua ini.

Namun itu berbeda dengan Gideon yang beberapa kali sudah mengembuskan napas lelah, seharusnya ia rajin mengikuti Juan ke perpustakaan kota untuk belajar tentang semua hal-hal ini. Gideon memang seperti anak bebek yang akan selalu mengekor kemanapun Juan pergi, terkecuali ke perpustakaan kota. Ia pernah mengikuti Juan ke perpustakaan kota 1 kali dan pada akhirnya ia hanya menumpang tidur disana dan setelahnya tidak pernah mau kesana lagi.

"Disana tidak bisa bermain dan selalu dimarahi hanya karena bersuara sedikit, jadi itu membosankan"

Pengakuannya saat ditanya oleh Juan ketika tiba-tiba Gideon menyerah mengekorinya.

Gideon memajukan satu senti bibirnya sebelum menoleh kearah kanan, dimana seorang anak laki-laki lainnya yang sekiranya seusia dengannya dengan mudah menjawab soal dihadapannya.

Gideon tersenyum licik sebelum akhirnya ia menoleh dan melihat jawaban tribute tersebut.

Dan dengan cepat ia mencatat jawaban yang telah ia dapatkan. Sementara tribute itu menoleh kearahnya, berdecak kesal kemudian memindahkan lembar jawabannya ke sisi meja yang lainnya lalu menutupi kertas tersebut dengan tangannya.

Tribute itu memelototi Gideon yang hanya tertawa kecil sambil terus mengisi lembar jawabannya.

*

*

*

*

*

"Bagaimana ujianmu?" Juan menemui Gideon selepas ujian kedua selesai dilaksanakan sembari mereka berjalan kembali ke arah tribun di lapangan utama untuk mengikuti ujian selanjutnya, namun diluar perkiraannya jika ia akan mendengarkan keluhan dari adiknya itu, Gideon malah tersenyum senang dan berkata,

"Sangat amat lancar! Sebenarnya kupikir aku akan menyerah dan benar-benar berpikir untuk menjawabnya dengan asal sebelum semuanya-"

brukk

Seseorang menubruk bahu Gideon dengan keras dari belakangnya kemudian berlalu begitu saja. Ia terkejut untuk sesaat dan kemudian menoleh kepada siapapun yang menabraknya.

"Ah...sepertinya ada yang marah disini" Gideon berujar sembari tertawa kecil ketika menemukan tribute yang saat ujian sebelumnya duduk disebelahnya. Namun tribute itu tetap berjalan tanpa menghiraukan gumaman Gideon.

"Apa yang kamu lakukan heum? Anak nakal?" Gideon untuk yang kedua kalinya dikagetkan, namun kali ini dengan tarikan di telinga kanannya yang pelakunya bukan lain adalah Juan.

The FatedWo Geschichten leben. Entdecke jetzt