Chap 18

608 21 2
                                    

Tolong bantu divoteee dulu yuk sebelum dibaca.

Makasi.

Happy Reading

***

Kepulan asap yang terbang terbawa angin memenuhi area balkon yang sedang dipijaki oleh seorang laki-laki bertubuh jangkung.

Dirinya asik menyebat tanpa mau fokus mendengarkan canda tawa teman-temannya. Saat ini pikirannya tengah melayang entah kemana. Dia sibuk Memikirkan banyak sekali beban yang dia tanggung sendiri.

"Ngapa lu Lang? diem-diem bae, ngopi apa ngopi" celetuk Reza diiringi canda garingnya.

"Kenapa Lang?" kini giliran Delvin yang bertanya. Karena sedari mereka perhatikan, Elang hanya diam saja. Biasanya cowok itu akan ikut nimbrung obrolan mereka meski hanya mengeluarkan beberapa kata saja.

Elang menggeleng pelan kemudian membuang puntung rokok sisa tadi lalu menginjaknya hingga mati."Gapapa, gue cuma lagi pusing aja"

"Pusing apa pusing. Dikira kita bego kali" sahut Jay. Cowok itu sedari tadi asik mengunyah beberapa cemilan. Saat ini sekumpulan cowok tampan Antartika sedang bermain ke apartemennya Elang.

"Lo belum cerita ke Senja Lang?" tanya Reza karena Elang juga menceritakan masalah yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya pada mereka.

"Gimana? Gue ga mau buat Senja repot"

"Bego!" umpat Jay pada Elang.

"Lo tuh cowoknya Lang. Gue yakin kalo lo cerita masalah lo ke Senja, Senja ga bakal ngerasa di repotin. Senja tuh cewek baik"

Elang mendengus."Udah muji cewek gue nya?" sontak Reza dan Delvin tertawa. disuasana seperti ini, Elang masih saja sempat-sempatnya untuk cemburu.

"Dasar bulol!" kata Jay mengejek cowok itu.

Elang mengerutkan keningnya bingung."Bulol apa?"

"Bucin tolol!!!" jawab Reza, Delvin dan Jay serempak kemudian menertawakan cowok itu. Sedangkan Elang hanya menampilkan ekspresi wajah datar dan tidak peduli.

"Samperin aja" sahut Malik akhirnya ikut nimbrung.

"Samperin kemana?" tanya Jay karena Malik kalau ngomong setengah-setengah doang. Kan Jay jadi susah buat sambungin ke otaknya yang lemot itu.

"Lo lama-lama gue tabok lu Jay, kepo banget jadi orang, mana nanya mulu lagi" ujar Reza yang lama-lama geram juga sama sifat lemotnya di Jay.

Ganteng-ganteng kok lemot.

"Sewot amat lo ama gue" balas Jay sinis.

"Ke rumah Senja" lanjut Malik.

Biasanya mereka memang akan menghabisi waktu kumpul mereka di apartemen Elang. Selain nyaman, Apartemennya Elang juga bersih dan adem menurut mereka.

Walaupun laki-laki yang terlihat berandal. Nyatanya Elang sangat memprioritaskan kebersihannya. Dan itu paling penting kata dia.

Malik yang sedang asik memetik sebuah gitar dengan alunan yang sangat merdu. Selain pendiem nyatanya cowok itu juga pandai dalam bermain gitar. Itu salah satu hobi yang sangat disukai oleh Malik. Lagi pula bermain gitar memang sudah menjadi hal favoritnya.

Mereka mengernyit bingung ketika Elang beranjak dari tempat duduknya.

"Mau kemana lo?" tanya Malik bingung, cowok itu menghentikan acara bermain gitarnya.

"Senja" satu kata lima huruf itu berhasil membuat mereka mengerti hendak kemana Elang pergi. Biarlah Elang pergi menyelesaikan masalah pribadinya. Karena mereka tidak bisa terlalu ikut campur dalam masalah keduanya.

ELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang