001 - I'm not a bad girl

4 0 0
                                    


Mentari pagi menembus kaca jendela yang tertutup gorden, membuat Sang pemilik kamar tidur terbangun karena sialuan cahaya. Perlahan-lahan membuka matanya sambil menggerakan tubuh kesegala arah. Sang pemilik kamar segera bangun dari tempat tidur dan bersiap-siap untuk kuliah.

Tiba-tiba handphone di nakas berdering membuat pemiliknya mengambil handphone tersebut dan mengangkat telepon dari seseorang yang dicintainya,  'Bunda💘'

"Morning bundaaaa," senyum tipis diwajahnya dengan suara sedikit serak.

Bukannya mendapat balasan lembut dari Sang bunda, tapi sebuah teriakan yang didapat. "SHAGAA!!! KENAPA BUNDA DAPET KABAR DARI DOSEN KALAU KAMU GA MASUK KELASNYA?!!"

Shaga terkejut, langsung saja melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 9 pagi. Raut wajah Shaga khawatir dan kesal, sudah pasti dirinya akan mendapat musibah besar dari bunda kesayangannya. Secepat mungkin Shaga langsung mematikan telepon bersama bunda, dan segera bersiap-siap menuju kampus. Ia paham bahwa dirinya sudah terlambat 2 jam, walaupun masih ada beberapa mata kuliah yang bisa diikuti sampai sore hari nanti.

Sesampainya di kampus, Shaga segera menemui Gavin dan Leo. Kebetulan sekali jam kuliah belum dimulai. Gavin dan Leo sudah menduga bahwa Shaga bangun kesiangan, karena itu yang selalu menjadi kebiasaan temannya.

"Kesiangan lagi Ga?" Tanya Gavin sambil membaca buku yang dibawa.

"Iyaa, lu sih gak telepon gue biar gue bang-"

Belum selesai Shaga berbicara, Leo langsung menyela, "Yaelaah Shaga, kita mau nelponin lu sampe seribu kali juga ga bakalan bangun lu. Mending buka HP lu itu udah ada berapa notif telepon dari kita!" Perintah kesal dari Leo.

Dengan sigap Shaga langsung membuka HP, dan benar saja sudah ada sepuluh lebih notif telepon dari Leo dan Gavin. Dirinya hanya bisa cengar-cengir tanpa rasa bersalah sudah menuduh temannya. Shaga pun langsung mengeluarkan buku yang akan dipelajari selama jam kuliah nantinya.

Tanpa menunggu lama, dosen sudah memasuki kelas dan memulai pelajaran. Selama pelajaran dimulai Shaga dan teman-temannya sangat fokus, mereka mendapat julukan mahasiswa rajin dan pintar. Sudah pasti mereka sangat famaous di kampusnya. Hanya saja Shaga menjadi salah satu orang yang tidak terlihat kepintarannya. Aura pintar dia hilang tertutupi karena tingkahnya yang tengil. Tapi siapa sangka justru Shaga yang paling pintar dan jenius diantara Gavin dan Leo.

"Baik, sampai di sini dulu ya pelajaran kita. Minggu depan saya minta kalian semua siap untuk presentasi dari hasil tugas hari ini." Penutup mata kuliah dari dosen.

Merasa bosan sekali di kelas, Shaga memilih untuk pergi ke kantin. Ia berdiri dengan coolnya dan menarik perhatian para wanita di kelasnya. Tentu saja Shaga merasa pria paling sempurna, ia memainkan rambutnya supaya para wanita berteriak histeris melihat ketampanannya. Leo dan Gavin sudah pasti hanya geleng-geleng melihat kelakuan bocah satu ini.

"Kantin yok? Laper gue," Ajak Shaga kepada Leo dan Gavin.

"Maless ah, gue mau baca buku di kelas aja. Nanti mata kuliah Pak Yusuf ada quiz," sahut Leo sambil mengeluarkan buku dari tasnya.

"Yaelah ga asik lo! Lo sendiri gimana Vin, ikut gak?" Tanya Shaga.

"Eummm boleh deh kuyyy!!"

"Nah gini kan enak," Sahut Shaga sambil merangkul Gavin.

*****

Di kantin ramai orang berjualan, membeli, makan, bersenda gurau dengan teman-teman. Shaga datang mencari tempat untuk makan bersama Gavin, dan sudah pasti banyak perempuan yang terpesona. Mahasiswi di kantin berbisik-bisik dengan temannya karena senang melihat Shaga dan Gavin datang. Sudah pasti banyak sekali yang ingin menjadi pacar dari salah satu mereka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 10 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HATE TO LOVEWhere stories live. Discover now