Sick

372 62 8
                                    

Nyatanya merahasiakan hubungan itu rasanya begitu sangat teramat sakit.

Harusnya ini adalah hal yang biasa yang dilakukan oleh para public figur papan atas seperti Taehyung, tapi ini tidaklah sesederhana itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Harusnya ini adalah hal yang biasa yang dilakukan oleh para public figur papan atas seperti Taehyung, tapi ini tidaklah sesederhana itu.

Cinta se gender.

Jungkook dan Taehyung tak hanya merahasiakannya dari para orang-orang, tapi juga pada pagi, siang dan malam.

Sudah dua minggu ini Jungkook tidak ada datang menemui Taehyung di apartementnya. Dan Taehyung cukup paham tentang kesibukan apa yang sedang dilakukan oleh kekasih rahasianya itu. 

Pernikahan Jungkook dengan Jieun tinggal dua bulan lagi dan sekarang pastinya dua insan bahagia yang akan mengingat janji sehidup semati itu pasti sedang sibuk mengurusi segala macam keperluaannya guna menyempurnakan hari bahagianya.

Dari mencari gedung, membuat undangan dan mencari baju pengantin. Hal-hal umum yang akan dilakukan pasangan yang hendak melaksanakan pernikahan.

Taehyung pun juga sibuk, promo lagunya masih terus saja digencarkan. Bahkan tak lama lagi ia akan menggelar konser besar di seluruh negara Asia. Dan selain sibuk dengan pekerjaannya, Taehyung juga sibuk dengan otaknya yang setiap hari mengajaknya bertengkar.

Hingga senyum penuh getir akhirnya terulas dari wajah lelah dan sayu penuh luka dari Taehyung di dalam apartement. Malam ini, berteman dengan satu botol wine.

Mungkin jika orang lain yang meneguk wine sampai habis ber botol-botol pun, mereka tidak akan mabuk sebab kadar alkoholnya yang hanya sekitar 20%. Tapi itu tidak berlaku untuk Taehyung yang punya toleransi rendah akan alkohol.

Setengah cairan dalam botol itu sudah masuk dalam kerongkongan Taehyung. Dan setengahnya lagi masih berada di dalam botol yang kini ia tenteng dengan sedikit sempoyongan untuk naik ke atas roftoop gedung apartemennya.

Kepalanya pening dan Taehyung berharap bisa melupakan Jungkook, setidaknya untuk malam ini saja. Tapi sial! sepertinya langit tidak mendukungnya.

Pikirannya terus menerawang seiring tegukan demi tegukan minuman berwarna merah pekat itu. Ingatannya terus terlempar dimana pada saat pertama kali ia mengenal Jungkook.

Taehyung tidur terlentang mencoba menatap langit yang gelap tanpa ada bintang pada malam ini. Ia menangis tanpa tahu malu, tapi tetesan air dari langit terus saja menghapus airmatanya.

Taehyung pun mencoba untuk berteriak, entah kenapa dadanya begitu sangat sesak sekali. Tapi sekali lagi, suara gemuruh hujan mengalahkan jeritan hatinya.

Taehyung tak bisa disebut gay, tapi juga tak bisa di bilang normal. Karena sampai usianya yang sekarang, ia tak pernah sama sekali menjalin kasih. Jatuh cinta, mencintai, dicintai atau semacam apalah itu. Taehyung tidak pernah mengalami hal sederhana seperti itu.

Taehyung tak bisa menyentuh dan di sentuh oleh orang lain, baik itu yoeja maupun namja. Namun desiran dalam tubuhnya memberi respon berbeda ketika ia bertemu dengan produser yang membentaknya saat pertama kali bertemu.

Suara teriakkannya semakin meraung, dan derasnya hujan pada malam ini juga semakin menjadi. Taehyung tertawa di tengah hujan yang mengguyur tubuhnya.

"Bahkan langitpun menolak curahan sendu piluku. Lalu harus kemana lagi aku mengutarakan perasaanku ini," Taehyung berusaha bangkit, tapi tubuh dingin menggigilnya sudah melahap semua energinya yang tersisa. Ditambah pengaruh dari wine yang kini telah tandas ia teguk habis.

Tetap mencoba berdiri meski harus jatuh berkali-kali. Meninggalkan lecet pada telapak tangannya yang halus, juga lututnya. Membawa seringaian putus asa terukir dari bibir Taehyung yang terus gemetar sebab terlalu lama sudah kehujanan.

Lelah, akhirnya ia memilih untuk duduk kembali, menekuk ke dua lututnya dan menenggelamkan wajahnya disana. Berharap airmatanya yang masih terus menetes itu tak akan bisa dihapus oleh air dari langit.

Duduknya kian merosot kesamping, Taehyung sudah tidak bisa lagi menopang tubuhnya sendiri, bahkan meski hanya sekedar duduk saja. Perlahan ia membiarkan tubuhnya kian jatuh, tapi entah bagaimana rasa jatuh tak berdaya ini begitu nyaman.

Ada lengan yang menopang punggungnya dan juga terselip di antara lekukan lututnya. Matanya terpejam dan kesadarannya total menghilang. Tapi pikiran Taehyung tetap terjaga dan bermuara pada satu orang.

Beberapa saat berlalu, tubuh Taehyung terasa sangat ringan sekali berada dalam gendongan Jungkook. Pintu kamar apartement telah terbuka namun Taehyung masih belum mau membuka matanya. Hanya ada sisa-sisa isak tangis Taehyung yang terdengar.

Jungkook meletakkan tubuh menggigil Taehyung di atas ranjang, membuang semua pakaian basahnya, membiarkan tubuh Taehyung telanjang total. Setelahnya Jungkook melakukan hal yang sama pada dirinya. Pakaiannya juga sama basahnya seperti Taehyung dan Jungkook kini telah bertelanjang, kemudian tidur dengan memeluk Taehyung erat, lekat di bawah selimut tebal yang semakin menghangatkan tubuh mereka berdua.

Taehyung beringsut, mencari posisi nyamannya. Wajahnya yang harusnya memerah sebab mabuk tak dapat terlihat sebab kalah dengan wajah pucatnya. Jungkook yakin tak lama lagi Taehyung pasti akan demam setelah terkena air hujan.

"Jungkook... aku mencintaimu," lirih suara Taehyung menggema di rungu Jungkook.

Tepukan halus pada punggung Taehyung seperti obat yang menenangkan. Taehyung semakin mengeratkan pelukannya pada prianya dan menenggelamkan wajahnya pada dada bidang milik pria yang sebentar lagi akan menjadi suami orang.

Meski rasa resahnya belum berkurang, setidaknya malam ini Taehyung sudah bisa memastikan jika Jungkook akan memeluknya hingga pagi menjelang. Dan Taehyung berharap pada dirinya sendiri, semoga besok, ia punya keberanian untuk menahan agar Jungkook tetap berada di sisinya lebih lama lagi.

"Aku juga mencitamu Tae-baby... Taeby," Jungkook mengecup lama kening Taehyung. Terasa hangat nafas Taehyung yang menguar menyapu dadanya, Taehyung sudah mulai demam.

Taehyung tersenyum dan lalu mendongak, mencari dimana wajah tampan prianya itu. Melepaskan tangannya yang melingkar pada perut rata Jungkook hanya untuk ingin mengelus pipi halus milik prianya.

"Bisakah kamu membatalkan pernikahanmu itu Jungkook... rasanya aku ingin mati saja hanya memikirkan tentang kamu yang akan menjadi milik orang lain," Taehyung terus meracau dan Jungkook samasekali tak menanggapinya.

Bagi Jungkook ini bukan yang pertamakalinya Taehyung mengatakan hal itu. Tiap kali Taehyung ada sedikit sakit demam, ia akan selalu mengatakan hal yang hampir serupa.

Tinggalkan Jieun

Atau aku akan mati

Tapi keesokan harinya Taehyung akan tetawa terbahak bahak jika Jungkook menceritakan tentang hal apa saja yang sudah diracaukan Taehyung ketika dirinya sedang demam. Dan Taehyung akan mengatakan jika itu bukan dirinya yang sebenarnya.

Maka apapun yang diucapkan oleh Taehyung pada malam inipun, Jungkook tetap menganggapnya hal yang biasa saja.

Besok semua akan berlalu.

Benarkah seperti itu?









Bersambung......

Taiwan, 4 Agustus 2023

Ada yang penasaran sama versi one shot nya nggak?

Screet Love { KookV }Where stories live. Discover now