Dangerously 🔞

2.5K 161 106
                                    

Warn! Blood, sex, violence









Kelam, sorot mata seorang anak laki-laki menatap penuh dendam. Lantai yang dingin menjadi alas tidurnya dan suara desahan menjadi lagu tidurnya. Ketika anak seusianya sedang bahagia menikmati hidup, anak itu harus terjebak dalam lingkar setan bernama prostitusi. Tak terjun langsung namun dunia hitam itu telah menyatu dengan hidupnya. Wanita yang melahirkannya selalu dihentak paksa oleh para lelaki dewasa yang siap membayar tubuhnya. Demi uang berlimpah harga diri ditukar pada para lelaki penuh birahi.

Lelah, kaki kurus anak laki-laki itu melangkah lunglai. Mengambil pisau di dapur kumuhnya sebelum kemudian masuk ke satu-satunya kamar di kontrakan sempit itu. Dua insan yang tengah saling mencumbu terus bergerak liar di atas ranjang menyuarakan kenikmatan menjijikkan yang membuatnya muak.

JLEB

Desahan sirna tergantikan oleh teriakan histeris dari wanita yang terciprat darah di sekujur tubuhnya. Lelaki yang menyetubuhinya jatuh tak berdaya. Lemas. Nafasnya terputus-putus hingga tangannya terkulai lemas tanda lelaki itu telah berpulang pada penciptanya.

Lantai dingin kontrakan seketika berganti menjadi lantai dingin jeruji besi. Penjara anak tak jauh beda dengan keadaan di tempat tinggalnya bersama sang pelacur. Ibu? Felix tak pernah mengenal sosok itu.

"Apa yang kau lakukan sampai kau ada disini?" Tanya seorang anak laki-laki dengan usia yang tak jauh beda darinya.

"Membunuh," ujarnya tenang membuat anak itu berangsur menjauh ketakutan.

Mendengus, bahkan seorang kriminal lainnya takut pada dirinya.

Hari-hari Felix dihabiskan dengan banyak kegiatan yang dilakukan di dalam penjara, bahkan disana pula ia pertama kali mendapatkan pendidikan formal. Ah, bukan penjara, mereka menyebutnya sebagai tempat rehabilitasi anak di bawah umur. Tak lama, pembunuhan yang dilakukan oleh anak yang belum genap 13 tahun hanya dijatuhi hukuman 2 tahun penjara. Felix tersenyum getir, jadi ini keuntungannya menjadi anak di bawah umur? Hukum yang tak adil.

Dianggap sebagai anak sebatang kara karena si pelacur pergi entah kemana, Felix yang baru berusia 15 tahun dimasukkan ke sebuah panti asuhan setelah keluar dari penjara. Beruntung orang bilang, baru saja masuk ia sudah mendapat orangtua angkat yang mau mengadopsinya. Entah kebohongan apa yang ibu panti ucapkan sampai ia menjadi pilihan dari banyaknya anak panti lain yang menunggu untuk dijemput seseorang.

"Mulai sekarang kau boleh panggil kami papa dan mama," ucap seorang wanita cantik dengan senyum teduhnya.

Teduh hanya di awal. Sebulan pertama Felix diperlakukan bak budak di rumah mewah tempatnya tinggal. Tak tiap hari, hanya ketika lelaki yang dipanggilnya papa tak ada di rumah. Si wanita cantik berubah menjadi iblis yang tak punya hati. Tamparan juga makian menjadi makanan sehari-hari. Lebih buruk ketimbang ia tinggal bersama si pelacur yang masih memberinya makanan layak. Disana ia diberi makanan sisa, tak jarang ia sama sekali tak makan jika si papa tak pulang untuk urusan kerja. Beruntung katanya?

"Kenapa tidak makan?"

Suara lelaki lembut menyapa. Mengusap lembut rambut Felix yang diam menunduk di meja makan. Felix menggeleng pelan, tak minat menanggapi ketika si iblis duduk di sebrangnya dengan tatapan sok baik hati.

"Felix sakit?"

Gelengan kembali menjadi jawaban. Anak itu mengambil sendoknya ketika ia merasakan tendangan keras di tulang keringnya dari si iblis yang masih memasang wajah manisnya. Terpaksa anak itu menyuap sup di mangkuk hingga membuat lelaki di sampingnya tersenyum teduh.

Three Words 7 [ChangLix]Where stories live. Discover now