15. Aku Tidak Sempurna

16 3 0
                                    

Sebelum baca, jangan lupa klik dulu tombol bintangnya. Selamat membaca dan selamat bersemesta!!

            Hidup Rasi menjadi lebih positif semenjak kedatangan Narajengga belakangan ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

            Hidup Rasi menjadi lebih positif semenjak kedatangan Narajengga belakangan ini. Dia tidak lagi merasa harus mendapat pekerjaan detik itu juga, dia tidak lagi merasa terburu untuk mendapatkan uang yang berlimpah, dia tidak lagi merasa tertinggal atas pencapaian orang lain. Gadis tersebut menjadi lebih terbuka atas perasaannya, atas apa yang terjadi dalam hidupnya. Selain belakangan ini ia menyibukkan diri untuk promosi buku baru yang sudah diterbitkan, Rasi mengikuti beberapa khursus kepenulisan untuk meningkatkan kemampuan dirinya dan memperbanyak pengalaman. Setidaknya, ia masih bisa mendapatkan penghasilan meskipun tidak sebanyak itu dari beberapa artikel yang sudah dituliskannya.

"Rasi, Ibu sama Bapak berangkat kerja dulu, ya."

Rasi mengangguk dan mencium tangan kedua orang tuanya. Ia melambai dari teras melihat Ibu dan Bapak sudah masuk mobil.

"Senang sekali anak Ibu, di rumah dapat duit terus," ledek Ibu.

Rasi tertawa kecil, "Ayo gabung di sekte saya."

"Ibu maunya diam dirumah aja, terus duitnya datang tanpa perlu ngapa-ngapain," ujarnya seraya mencibir sambil melirik Bapak.

"Lah, kan sudah sering, Bu." Bapak hanya geleng-geleng tak habis pikir, "Masih kurang?"

"Iya, kurang banyak! Padahal aku mau sarapan, makan siang, sama makan malamnya kayak artis-artis di tv."

"Sakit perut nanti, Bu." Bapak menjawab sekenanya, "Mending di rumah makan lebih sehat."

"Tas baru Ibu gimana?" Ibu masih tak mau kalah.

"Itu lemari nanti meledak dijejelin tas tiap bulan ada aja yang baru."

"Sepatu?"

"Mau yang modelan apa lagi?"

Ibu malah cengengesan, senang sekali meledek Bapak, "Makasih, ya, suamiku sayang."

"Dah cepet sana pergi! Nanti telat!" Lelah juga Rasi melihat drama keluarganya itu.

"Pergi dulu, ya, Sayang. Jaga rumah baik-baik!" Ibu dan Bapak pamit. Bapak menekan klaksonnya sebelum kemudian mobil mereka menghilang di pertigaan kompleks.

Rasi menutup pintu gerbangnya, kemudian mengunci pintu sebelum pada akhirnya kembali menyibukkan diri di kamarnya.

Rasi tersenyum ketika melihat notifikasi pesan di layar ponselnya dari Narajengga. Gadis tersebut cepat-cepat membuka dan membalasnya dengan voice note.

"Iya, aku juga capek banget. Nggak nyangka ternyata promosi buku itu harus totalitas banget, ya. Harus mutar otak biar bisa dapet audience."

Lalu pesan suara Jengga masuk setelahnya.

"Mau kolaborasi sama aku nggak? Biar followers-ku tau kamu juga."

Rasi menimbang sesaat, bukan ide yang buruk sebenarnya. Namun ia menjawab dengan ketikan.

Merekah BintangWhere stories live. Discover now