1

2.9K 131 12
                                    

Cerita original Sunflower ini berasal dari twitterku: achiera99 (khusus temen-temen yang suka alternative universe dari kv (top!gguk, bott!taeh) akun twitter itu tercipta karena request an dari temen-temen wattpad juga yang ternyata suka kv wkwkwk)

Tapi karena banyak yang dm dan kirim wa ke aku yang ingin cerita Sunflower ini dalam versi alternative universe vk(top!taeh,bott!gguk), maka aku buatkan disini: AkelaCusi213 (yang merupakan khusus cerita vk)

Please note: Cerita ini hanya tersedia di akun twitter: achiera99 dan akun wattpad: AkelaCusi213. Jika kalian menemukan cerita ini berada di akun lain selain akun yang aku sebutkan, tolong hubungi aku! Dipastikan itu adalah plagiat!

Foto yang digunakan hanya sebagai visualisasi, tidak ada hubungannya dengan orang sebenarnya

Genre: Thriller (Misteri/Pembunuhan)

Welcome to:

Sunflower (vk version)

Kth: Kim Vicle
Jk: Jeon Jung Hwa

•••

Tadinya, Jeon Jung Hwa, menarik kedua sudut bibirnya, tersenyum secerah mentari pukul sebelas pagi. Detik lainnya kemudian berubah menjadi wajah pucat dengan kedua alis yang bertaut.

Salahkan dirinya yang tidak mendengarkan perkataan ibunya. Seharusnya Jeon mengambil payung mungil berwarna ungu di tangan ibunya. Tapi dia tidak.

Itulah mengapa dia berdiri di depan toko buku, menatap ke hamparan tirai air yang terjun bebas dari langit gelap pukul setengah delapan malam.

Penduduk kota Seoul seketika lenyap, ditelan bangunan-bangunan milik mereka atau milik orang lain.

Sementara, Jeon berdiri menatap tirai air yang semakin tebal, menyebabkan tetesannya membentuk danau kecil di depan toko buku.

Jeon memeluk tubuhnya, kedinginan ketika desing angin kencang begitu menggelitik kulitnya hingga meremang. Pemuda manis itu menggigit bibir bawahnya, menahan diri untuk mengumpat kepada sang pencipta hujan. Mengutuknya keras karena dia membuat Jeon tidak bisa pulang. Sebentar lagi dipastikan ayah ibunya, terutama kakak lelakinya akan mencarinya dengan wajah gusar.

Seharus Jeon bisa mengabari kakaknya kalau dia berada di depan toko buku sialan yang kehabisan stok buku fiksi favorit Jeon.

Sialan semakin terasa ketika benda yang ingin digunakan menelpon tiba-tiba lenyap dari sakunya.

Bukan, bukan hilang.

Tapi dia lupa. Benda pipih persegi panjang itu dia taruh di atas ranjang empuknya.

Jeon kini mengutuk dirinya sendiri, lebih pantas dirinya berdiam diri di rumah sesuai dengan perkataan ibunya. Keluar malam hari memang opsi paling buruk saat ini. Ingatkan Jeon untuk tidak menjambak rambutnya sendiri, dia bahkan tidak menjawab pertanyaan ibunya, saat wanita tua itu bertanya kemana dia akan pergi.

Jeon menggigil. Udara dingin dan hujan deras ini dipastikan adalah alasan utama mengapa penduduk Seoul menghilang dengan cepat, mereka mencari persembunyian masing-masing. Tidak bodoh seperti Jeon yang nekat keluar tanpa mendengarkan apapun dari ibunya.
Kepalanya mulai pening karena berdiri lama dengan desingan angin dingin, dan beberapa butir air meloncat membasahi kaos putih tipisnya. Untungnya dia memakai celana jeans biru panjang, yang membuat kakinya tidak menderita terlalu dingin seperti tubuh bagian atasnya.

SUNFLOWERWhere stories live. Discover now