11.

1.4K 202 19
                                    






Double up nih gue, makasih ngga kalian?!


..


Semua pelayan di kumpulkan, mereka tak tahu alasannya, mungkin akan ada peraturan baru? Atau apapun itu, entahlah.

Begitu juga dengan Ave yang kini berdiri di sebelah Lilian. "Kamu terlihat murung akhir-akhir ini Ave."

Ave menggeleng. "Jangan seperti itu, jangan menyimpan masalahmu sendirian."

Lilian menatap Ave dengan kasihan. Tapi Ave tak menaruh fokus wajahnya pada Lilian. "Semua Orang mulai membenciku." Ujar Ave.

Lilian menggelengkan kepalanya. "Kenapa kamu berkata seperti itu! Tidak baik." Ave menggeleng.

"Kenyataannya memang seperti itu." Jelasnya, wajahnya kini makin terlihat lesu dan Lilian merasa bersalah akan hal itu.

"Jika waktu itu Aku tak membiarkanmu."

"Lilian,  itu keputusanku yang ingjn membantumu, dan Aku tidak ingin di kasihani, dan di bebani rasa bersalah milikmu." Tegurnya.

Ave menegakkan kepalanya, menghadap anggota Kaisar yang sudah mulai memasuki ruangan tempat mereka berkumpul.

Ada prajurit di setiap sisi. Namun, yang menjadi kejutan adalah, tidak hanya pelayan, tapi juga terdapat juru masak, juru taman dan segala pelayan yang mengabdi pada kerajaan.

"Kamu tahu apa yang sedang terjadi?" Tanya Lilian. Dia mendekatkan wajahnya ke arah Ave.

Gelengan menjadi jawaban. Dan Ave sendiri tak peduli dengan pertanyaan Lilian.

"Prajurit, kalian bisa memulainya sekarang." Satu persatu pelayan mulai di perintah untuk mengangkat rok mereka setinggi lutut. Untuk memperlihatkan kaki mereka.

Untuk pelayan yang sudah lolos mereka di perintah untuk menepi, berdiri di tepian. Mulai dari Ave, dan Lilian.

"Yang mulia! Hamba menemukannya!" Suara riuh itu membuat semua pelayan terkejut. Kedua perempuan kini berdiri dengan gugup di tengah-tengah lingkaran yang di buat.

Ave memasang wajah prihatinnya, "bawa mereka mendekat." Perintah Joseph.

Meski sudah tak menjadi pemimpin. Gilbert memberikan wewenang pada Joseph untuk menanganinya kali ini.

"Siapa yang memerintahkan kalian."

Suhu ruangan menjadi lebih rendah, sunyi dan menegangkan. Kedua perempuan itu tampak gugup.

"Apa kalian bisu?"

Joseph cukup sabar menangani mereka. Tak segera mengambil tindakan saat pelaku hanya terdiam di tempat dengan wajah takut.

"Saya tidak paham apa yang mulia maksud!" Bernie menjawabnya dengan panik.

Benar, Bernie memiliki luka tusukan sumpit di atas mata kakinya. Jack yang berdiri di ujung ruangan mencuri pandang ke arah Ave yang rupanya tengah menundukkan wajahnya.

"Ada apa dengannya?"

"Ave kamu tak tahu apa-apa?"

Villain EmpireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang