Bab 11

12.5K 906 8
                                    

Perebutan tender dimulai. Tim dari Angoro grup mendapat giliran yang terakhir. Tim dari perusahaan lain mempresentasikan dengan sangat apik sehingga membuat nyali tim Anggoro grup menciut.

Hamzah menyadari jika timnya terlihat tidak bersemangat. Ibarat kata kalah sebelum berperang melawan dua perusahaan besar, tapi hal itu tidak menciutkan nyali Hamzah. Justru dijadikan Hamzah sebagai cambuk bahwa perusahaan kecil yang ia pimpin mampu memenangkan tender itu.

Giliran Anggoro grup untuk mempresentasikan ide dan konsep pembangunan Rusunawa terbesar di pulau jawa ini. Hamzah maju ke podium dengan rasa percaya diri yang tinggi.  "Assallammuallaikum nama saya Hamzah, saya dirut utama dari Anggoro grup" ucap Hamzah mantap. Semua mata dan perhatian tertuju kepada Hamzah. Tim penilai dan tim dari perusahaan lain tidak menyangka jika dirut Anggoro grup yang turun langsung mempresentasikan ide dan konsep rusunawa tersebut.

"Untuk mempersingkat waktu langsung saja saya akan mengenalkan hunian rusunawa dengan konsep lingkungan mandiri" Hamzah menunjukan  power point yang ia buat.

"Rusun sangat identik dengan kaum marginal dan kondisi lingkungan yang kumuh. Sewa rumah yang menurut kaum marginal mahal dengan fasilitas yang kurang memadai membuat banyak lower class kurang meminati hunian ini. Untuk itu harus ada suatu gebrakan besar untuk mendobrak mindset lama itu" ucap Hamzah membuka presentasinya.

"Anggoro grup akan membuat hunian 6 gedung dengan menggunakan konsep open space, hal ini bertujuan untuk menghemat penggunaan energi listrik sebagai penerangan. Dari keenam gedung itu akan dibangun rooftop garden yang bisa digunakan untuk menanam tanaman pangan yang bisa menyuplai sebagian pangan dari penghuni rusunawa secara mandiri" Tim penilai dan tim dari perusahaan lain tercengang melihat Anggoro grup bisa memiliki ide seapik ini.

"Kami juga akan menyediakan bangunan pengolahan limbah sampah secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kekumuhan yang sering melekat pada kaum marginal. Pengolahan sampah ini bertujuan untuk mengasilkan pupuk sebagai penyuplai rooftop garden" ide kedua muncul yang membuat tim penilai mulai berbisik-bisik kagum.

"Tidak hanya itu, kami akan membangun pasar modern dalam lingkungan rusunawa sebagai roda penggerak ekonomi para penghuni rusun. Sewa lokasi dari pasar modern diharapkan bisa sebagai dana maitenence yang berkelanjutan untuk pengelolaan fasilitas ibadah, sport center, rumah pertemuan, taman bermain, dan fasilitas penunjang lainya" di part terakhir Hamzah memutar video 3D animasi bentuk site plan dan bangunan rusunawa modern menyerupai apartemen yang dibuat oleh Anggoro grup tepatnya dibuat olehnya sendiri tanpa bantuan siapapun. Tim dari perusahaan lain terlihat lesu setelah mendengarkan dan melihat presentasi dari Hamzah.

"Demikianlah konsep rusunawa lingkungan mandiri yang di tawarkan oleh Anggoro grup. Terimakasih atas perhatian saudara dan teman-teman. Selamat sore dan termakasih" Riuh tepuk tangan terdengar dari tim Anggoro grup yang tidak menyangka jika bos mereka yang dicibir enol pengalaman bisa mempunyai ide seapik itu. Tim penilaipun terlihat lebih antusias dengan presentasi Anggoro grup dari pada perusahaan lain.

Haira ikut bangga melihat Hamzah sangat hebat di depan sana. Senyumnya bahkan belum luntur memandangi sosok Hamzah. Ya... begitulah Hamzah si keras kepala yang pantang menyerah yang sangat Haira kenal.

Tiga jam lagi pemenang tender akan diumumkan. Para peserta menikmati snack dan makanan yang disediakan oleh pihak pengada tender.

"Bapak ingin saya ambilkan makanan apa?" Tanya Haira kepada Hamzah setelah tim Anggoro grup duduk dalam round table yang disediakan.

"Tidak perlu Ra, saya bisa ambil sendiri" jawab Hamzah sambil memainkan gawainya.

Bara meletakkan satu buah pisin yang diatasnya terdapat red velvet cake di depan meja Haira. "Ini enak, cobalah" ucap Bara sambil memotong cake itu dengan garpu lalu menancapkannya pada potongan cake.

Tindakan Bara ini tak luput dari penglihatan Hamzah yang meliriknya dari ekor mata pria itu. Lagi-lagi Hamzah tidak suka.

"Makasih bang" Haira memasukkan potongan cake itu kemulutnya. Rasa red velvet ini sungguh creamy. Ada potongan stroberi tidak halus di dalamnya membuat rasanya sedikit asam dan ada sensasi crunchy yang terasa segar.

"Enak-kan?" Tanya Bara meminta pendapat Haira.

"He'em, enak bang" jawab Haira dengan menganggukan kepala sambil menutupi mulutnya dengan tangan karena sedang dalam mode mengunyah

"Ra, di sini" tunjuk Bara pada sudut bibirnya, memberi kode jika ada krim roti yang menempel pada sudut bibir Haira.

"Hmm?" Haira tidak mengerti apa yang dimaksud Bara."Apa?" Tanyanya lagi.

"Ini" tunjuk Bara sekali lagi pada sudut bibirnya tetapi Haira masih tidak mengerti juga.

Bara mengambil tissu di atas meja dan membersihkan sisa krim yang menempel di sudut bibir Haira. "Ada krim di bibir kamu" ucap Bara.

"Ehem... sepertinya ada bau-bau office Romance tidak lama lagi" Goda Doni yang duduk di samping Hamzah.

"Apaan sih bang" Haira merasa tidak nyaman digoda oleh Doni. Bagi Haira, perhatian Bara kepadanya selayaknya perhatian seorang abang kepada adik perempuannya.

"Saya permisi" Hamzah berdiri meninggalkan round table untuk mengambil snack dan segelas air.

Bara tahu jika Hamzah merasa tidak nyaman dengan candaan Doni. Baguslah, memang seharusnya orang jahat seperti Hamzah jauh-jauh dari hidup Haira.

Tidak berselang lama Hamzah kembali lagi ke round table dengan sepotong kue dan segelas mocktail. Dipotongnya kue red velvel yang sama dengan Haira itu lalu memasukkannya ke dalam mulut. Namun secara tiba-tiba Haira menepis garpu yang dipegang Hamzah  membuat potongan kue itu jatuh ke lantai.

Hamzah cukup terkejut dengan tindakan Haira. Namun Haira pasti punya penjelasan dari tindakannya ini.

"Ra?" Begitu pula Doni mempertanyakan tindakan spontanitas Haira yang menurutnya kurang sopan atau lebih tepatnya kurang ajar.

"Itu ada stroberinya" jawab Haira karena semua mata tim Anggoro grup tertuju melihatnya menuntut penjelasan dari mulut Haira. "Mulut dan tenggorokan bapak bisa bengkak karena alergi" Lanjut Haira sambil memilin roknya karena gugup.

"Darimana kamu tahu kalau pak Hamzah alergi stroberi Ra?" Tanya Doni penasaran.

Haira gelagapan mendapat pertanyaan dadakan dari Doni. Ia bingung harus menjawab apa? "Itu... itu.... eee" Haira tergagap tidak bisa menjawab.

"Haira tahu, karena Haira mantan istri saya" jawab Hamzah. Diikuti keterkejutan Doni sampai tersedak air liurnya sendiri.

Hamzah menang telak melihat raut muka Barra yang memandangnya tidak suka. Sudut bibir Hamzah terangkat mengejek Bara dengan senyumannya.

Bara tidak terkejut karena Bara sudah mengetahuinya sejak lama. Pria itu hanya tidak menyangka kalau Hamzah bakal mengungkapkan kegagalan rumah tangganya secepat ini.

Mahkota Yang Ternoda (Masih Lengkap-End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang