( 4 ) Berangkat dengan calon istri

346 126 39
                                    

Lagi-lagi Angkasa membuat wajah Alesha memerah, ah saat ini ia belum bisa menjawab apa-apa.

Gue ngga pernah gini. Tahan, jangan salting.

"Gue gak maksa lo buat jawab sekarang, Sha, tapi satu yang harus lo inget gue liat kejadian itu," ujarnya lalu pergi meninggalkan Alesha yang sedang mematung di sana.

"Bisa-bisanya gue salting," gumamnya sambil menutupi mukanya. Angkasa yang masih berdiri disana tersenyum tipis.

Akhirnya Alesha bangkit dari duduknya dan menghela nafas pelan, lalu ia bergegas untuk turun, takut jika pulang terlalu lama bisa di marahi, belum lagi ia harus menunggu bus nanti.

Beberapa menit berlalu, rasanya Alesha sudah bosan menunggu di halte, tak ada bus ataupun taksi yang lewat di depannya.

Tit!

Terdengar suara klakson mobil yang membuyarkan lamunan Alesha, sang pemilik mobil membuka kacanya, lalu tersenyum tipis. Ternyata itu adalah Angkasa.

"Sha, pulang bareng gue yuk, hari udah mulai gelap ntar lo di marahin lagi," ajaknya.

Tanpa berfikir panjang, Alesha akhirnya memenuhi ajakan pria itu jika tidak, bisa-bisa ia di marahi.

Beberapa menit berlalu, kini Alesha sudah turun dari mobil Angkasa, lalu ia melambaikan tangannya kepada pria itu, tak lupa mengucapkan terimakasih.

Hari sudah mulai gelap, baru saja ia menginjakkan kakinya di rumah suara ibunya membuatnya kaget. "Dari mana aja kamu?"

Dengan bibir bergetar Alesha menjawab, "Da–dari sekolah."

"Kok lama?" tanyanya lagi dengan mata yang sorot mata yang tajam.

"Tadi nunggu taksi."

Setelah mendengar jawaban dari Alesha, Lidya terlihat acuh, memutar bola matanya malas. "Cuci tuh piring, sama nyapu juga sekalian," ucapnya pada Alesha, lalu pergi.

Sedangkan Alesha? Ia terlihat sinis melihat wanita itu pergi, seenaknya saja dia menyuruh Alesha, ck!

Kini Alesha sudah berada di kasur empuknya, lalu ia bangkit menuju meja belajarnya, ketika ia mengambil salah satu buku, tampaklah buku diary dari Alesha lalu ia membuka dan membacanya.

"Alesha, kamu denger mamah tadi ngomong gak sih?!" teriak Lidya dari bawah.

Alesha berdecak kesal, menyebalkan sekali mamah tirinya ini.

Karena harus melakukan sandiwara ini, Alesha menuruti apa kata mamahnya itu.

Liat aja, gue bakal usir lo dari rumah ini, gumamnya sambil melihat Lidya yang sedang enak-enakan menonton tv sedangkan dirinya disuruh mengerjakan pekerjaan rumah.

Setelah mengerjakan semua yang diminta oleh Lidya, akhirnya gadis itu beranjak ke kamar lagi, tentunya juga sudah makan malam, ia membuka buku diary itu dan mulai membacanya.

Lalu di halaman berikutnya ia terkejut, tertulis disana bahawa Angkasa satu geng dengan Rafa, itu berarti Angkasa juga jahat bukan? Itu yang ada dalam pikiran gadis itu sekarang.

"Cih, sebenernya tadi dia ngomong gitu beneran atau ada maksud lain sih?" gumamnya sambil terus membaca isi buku diary tersebut.

"Wah, gue harus hati-hati sama ni anak."

"Oke, gue jangan sampe jatuh cinta sama dia," gumamnya sambil menarik nafasnya dalam-dalam.

Tok tok

Pintu kamar terketuk, membuat gadis itu beranjak dari kasurnya untuk membuka pintu itu, ternyata itu adalah Rayyan syukurlah bukan Lidya yang akan menyuruhnya lagi.

QUEEN'S LIFE [COMPLETED]Where stories live. Discover now