Day 27

276 48 10
                                    

"Dek"

Ankara menolehkan kepalanya ke arah sumber suara lantas menemukan Angkasa dengan pakaian rapinya juga kunci motor yang ia tenteng berdiri di dekat pintu kamarnya yang dibiarkan terbuka lebar. Ankara pun langsung menekan tombol pause pada laptopnya yang ia gunakan untuk menonton anime Jujutsu Kaisen Season 2.

"Apa?"

Alih-alih menjawab pertanyaan Ankara, Angkasa justru melemparkan senyuman manisnya membuat Ankara langsung bergidik ngeri. Tumben sekali kan Angkasa semudah itu menunjukkan senyumannya tanpa sebab seperti itu. Duh mendadak Ankara bisa merasakan adanya hawa horor disekitarnya. Bisa saja kan kakaknya itu kerasukan penunggu pohon yang ditanam di rumah tetangga mereka ini yang katanya hobi senyum itu.

Setelah berhasil membuat Ankara sedikit merinding karena senyumannya, Angkasa kemudian berjalan ke dalam kamar Ankara lalu mendudukkan dirinya di sisi Ankara dengan santai. "Temenin Mas yuk" ujar Angkasa dengan nada suara cerianya.

Ankara memicingkan matanya penuh telisik begitu mendengar ajakan Angkasa barusan. Lagi, tumbenan sekali Kakaknya manja padanya begitu sampai-sampai memintanya ditemani ke suatu tempat begitu dengan raut wajah seperti itu pula, seolah Angkasa membutuhkan seorang Ankara yang tampan nan rupawan untuk selalu ada disisinya. Duh, Ankara jadi merasa tersanjung kalau begini caranya.

"Nggak ah" tolak Ankara kemudian dia kembali menekan tombol play.

Ayolah, meskipun Ankara merasa tersanjung dengan ajakan Kakaknya tersebut, Ankara masih merasa bahwa animenya lebih penting dari apapun.

Angkasa yang mendapatkan penolakan mutlak dari Ankara pun dengan seenak jidat langsung mematikan laptop Ankara membuat Ankara merengek sebal bahkan tidak segan berguling-guling di kasur seperti cacing kepanasan. "Mazzz. Tega banget dih. Orang Kara lagi nonton"

Duk!

Tiba-tiba saja kepala Ankara terantuk tepian laptopnya. Efek kelewat aktif sepertinya. Ankara pun langsung menyembunyikan wajahnya ke perut Angkasa sembari mengerang kesakitan. "Aargh! Sakitttt!"

Sret!

Angkasa mendorong kepala Ankara sampai Ankara merubah posisinya menjadi telentang dengan menjadikan kedua paha Angkasa sebagai bantalan kepalanya. Raut wajahnya tampak tertekuk lucu, pertanda jelas bahwa Ankara sedang merasa kesal sekarang. Tentu saja karena tindakan Mas-nya yang memicu rasa nyeri dikepalanya.

"Temenin Mas"

Ankara berdecak kesal seraya mengusapi kepalanya, "Kemana sih? Ke toko herbal ya? Males ah. Baunya nggak enak"

Angkasa menggelengkan kepalanya dengan tegas, "enggak. Tapi mau ketemu Kakek"

Ankara berhenti mengusap kepalanya kemudian menatap penuh telisik ke arah Angkasa yang menatapnya penuh binar. "Kakek siapa?" Tanya Ankara dengan penuh penasaran.

Angkasa melebarkan senyumannya, "Ya pokoknya kalau Kara ketemu dia Kara pasti seneng. Orangnya baik. Kaya Eyang"

"Ck, mencurigakan" ujar Ankara dengan raut wajah tidak yakinnya. Mana tahu kakek yang Angkasa maksud sebenarnya hanya bualan Angkasa semata untuk menipu dirinya. Ujungnya Angkasa malah mengajaknya ke toko herbal lagi. Sumpah Ankara tidak suka wangi rempah-rempah yang bercampur aduk di toko herbal tersebut. Lagi pula mustahil sekali rasanya seorang kakek-kakek bisa membuat Ankara yang sedingin es tiba-tiba saja mencair begini.

Ah, maaf saja, Ankara terlalu pintar untuk didustakan oleh Angkasa.

"Beneran, Dek"

Ankara menghela napasnya malas saat mendengar ucapan Angkasa barusan. Benar-benar kelewat tegas.

[3] Day by Day || Keluarga Mada (✓)Where stories live. Discover now