(S2) 7. Sean Dan Perasaannya

300 41 160
                                    

Satoru dan (Name) terbangun di ranjang yang sama, sialnya mereka terbangun tanpa menggunakan pakaian sama sekali dan hanya terbungkus di selimut yang sama.

Ah mereka ingat kalau mimpi terakhir mereka melakukan hal yang tidak senonoh sebagai perpisahan, alhasil mimpi mereka yang sebelumnya terpotong kini dilanjut ulang.

(Name) buru-buru memungut pakaiannya yang jatuh sementara Satoru juga memakai pakaiannya. Kali ini mereka sepakat mengunjungi mimpi hanya untuk bertemu Sean, jadi mereka tidak mau mempermasalahkan soal mimpi sebelumnya.

Setelah keduanya bersiap-siap, mereka berdua keluar dari kamar bersamaan dengan Sean yang udah duduk anteng di sofa sembari menonton acara kartun.

        "SEAN~" panggil Satoru dan (Name) bersamaan.

Bocah yang dimaksud segera menoleh, kedua orangtuanya nampak terkejut melihat ekpresi murung dari Sean. Apa yang terjadi pada anak mereka?

        "Nak kamu kenapa sayang?!" tanya (Name) panik.

(Name) langsung membawa Sean ke dalam pelukannya, disana anaknya menangis sesenggukan tanpa mau menjelaskan alasan bahwa ia menangis, (Name) yang kala itu merasa tidak sedang mengatur mimpinya bingung harus bagaimana.

        "Sayang tenang dulu, kamu kenapa sayangnya Mommy?" bisik (Name) pelan sedangkan Satoru masih setia menunggu disampingnya.

(Name) melepaskan pelukannya, ia bisa melihat air mata tergenang di sudut mata Sean. Anaknya tantrum tanpa alasan, (Name) dibuat panik sendiri olehnya.

        "Coba sini gendong sama Daddy" kata Satoru.

(Name) mengangguk setuju lalu menyerahkan gendongan Sean pada Satoru, disana Sean bisa terdiam setelah dibujuk oleh Satoru. Jujur (Name) merasa lega sekarang.

        "Daddy mau puding" celetuk Sean setelah tangisannya berhenti.

         "Mau puding? Bentar nak, Mommy ambilin dulu" kata (Name) namun baru beberapa langkah aja Sean udah kembali nangis apalagi setelah melihat wajah ibunya sendiri.

         "Mau diambilin sama Daddy aja?" tanya Satoru inisiatif sedangkan Sean manggut-manggut setuju.

Dengan terpaksa (Name) hanya melihat dari kejauhan bagaimana Satoru yang menemani Sean makan puding strawberry kesukaannya di sofa. Setiap kali (Name) berjalan mendekat, Sean selalu nangis tanpa alasan membuat (Name) mau tidak mau menjaga jaraknya dengan anak sendiri.

        "Sean kenapa gak mau deket-deket sama Mommy?" tanya Satoru penasaran.

        "Mommy jahat, dia bakal ninggalin kita sama Daddy baru! Aku benci Mommy!" jawab Sean yang masih bisa didengar oleh (Name).

Perkataan Sean membuat (Name) merasa sesak di dada, ia heran kenapa anaknya seakan tau dunia nyata yang sebenarnya. Seharusnya Sean tidak tau apapun terlebih lagi (Name) yang asli akan menikah dengan orang lain selain Ayahnya Sean.

        "Nak, kamu gak boleh ngomong kaya gitu ya sayang, Mommy aja gak benci sama kamu, kenapa kamu benci sama Mommy?" kata Satoru semakin membuat (Name) tertegun.

        "Kalo Mommy gak benci kenapa dia tega ninggalin kita?"

        "Mommy gak ninggalin kamu kok sayang, Daddy juga sama gak bakal ninggalin kamu. Kamu tetap anak Daddy sama Mommy, selamanya akan begitu" bisik Satoru berusaha menenangkan anaknya.

Sean menusukkan puding tanpa berselera, Satoru disampingnya juga ikut merasa bersalah, selama ini Satoru diam-diam selalu curhat sendiri seakan mengajaknya ngobrol di dunia nyata. Apa jangan-jangan Sean tau semuanya tentang keadaan di dunia nyata?

Camaraderie [Gojo Satoru X Reader] [√]Where stories live. Discover now