Chapter 13

1.1K 169 42
                                    

"Terimakasih sudah menemaniku menemui mama," ucap Jeffrian pada gadis yang kini tengah berjalan di sisinya.

Rara Hardinata. Gadis itu mengibaskan tangan di depan wajahnya. "Sekalian saja aku mengunjungi kak Rayna kan?"

Jeffrian mengangguk pelan. Tidak hanya ibunya, dia dan Rara juga pergi ke makam Rayna.

Harusnya Jeffrian mengajak Winara. Dia ingin mengenalkan ibunya pada gadis itu. Sayang, Rara sudah menawarkan untuk pergi bersama terlebih dahulu jadi Jeffrian melupakan Winara begitu saja.

"Pembicaraan hari ini kamu tidak usah ikut," Jeffrian mengusir Rara agar tidak lagi mengikutinya.

"Yang bener aja kak Jeff!"

"Bantu saja ayahmu menjual mobil!"

"Ck! Nyebelin!"

Terdengar gadis itu mendumel kesal. Jeffrian tak peduli, kakinya terus melangkah tegap ke dalam ruangan yang berada jauh di dalam showroom mobil dan motor mewah milik keluarga Hardinata itu. Ini seperti dia akan pergi ruangan pribadinya.

Ada beberapa pengunjung di luar sana. Jeffrian tahu, kebanyakan dari mereka memang orang-orang penting dengan kekayaan yang tak main-main.

Sudah cukup bagi Jeffrian mengumpulkan pendukung. Karena itu dia tidak membutuhkan orang lain dalam rencananya.

Sudah banyak pengusaha yang terjerat dan bergabung ke dalam rencananya. Kebanyakan dari mereka ingin melihat Damares Grup hancur sebagian yang lain ingin perusahaan besar yang menaungi banyak sektor terutama di bidang konstruksi itu beralih kepemimpinan. Bara Damares terlalu diktator.

Terbukti saat Mahandika berusaha keluar dari lingkaran kerja sama dengan Damares, pria itu memberikan hukuman yang tak main-main untuk Gio Mahandika.

Jeffrian datang untuk bertemu dengan Miguel. Pria itu berkata akan mulai menjalankan rencana utama mereka.

"Kenapa kau ada di sini?" Jeffrian bertanya skeptis melihat sosok jakung berdiri di sebelah Miguel. "Sudah kubilang jangan keluar dari rumah itu sebelum rencana kita berhasil!!"

Suara penuh penekanan dan intimidasi itu membuat bulu kuduk keduanya merinding. Bukan karena takut melainkan merinding, jarang sekali melihat sisi Jeffrian yang satu ini.

Jelas sekali Jeffrian memang tidak ingin melihat pria jakung itu berada di sini.

"Aku datang membawa dokumen yang kau inginkan," pria itu menata amplop berwana cokelat itu di atas meja.

"Kau bisa mengirimkannya ke rumahku."

"Ada istrimu."

"Ck!" Jeffrian berdecak. Berjalan untuk duduk di salah satu sofa di sana.

Pria itu membuka jaket kulit hitamnya, menyisakan kaus berwarna putih yang begitu pas di tubuhnya. Sebuah corak aneh melingkar di lengannya, sebuah tato yang Jeffrian sembunyikan rapat-rapat.

"Alasanmu sungguh tidak masuk akal. Meskipun dia menerimanya, gadis itu tidak akan berani membacanya."

Winara tidak berani menyentuh apapun yang dimiliki Jeffrian. Pria itu sangat yakin. Karena itulah Jeffrian menyukai Winara. Gadis itu tidak banyak tingkah.

"Rencana kita hampir gagal! Saat Bara Damares mencurigaiku maka kita semua pasti akan mati! Jadi aku sengaja bergerak sendiri untuk meminimalisir kesalahan."

"Meminimalisir kesalahan katamu? Aku tidak ingin ada satupun kesalahan dalam rencana ini!" Murka Jeffrian.

Miguel menghela napas berat. Ditatapnya wajah manusia keras kepala yang saling berdebat itu. Keduanya memang benci kegagalan karena mereka sudah membuat rencana ini sejak lama.

Obsession Series 3; Light and ShadowWhere stories live. Discover now