04.

6.4K 528 10
                                    

"astaga!."

Jake buru-buru keluar dari kamarnya, sudah keadaan rapi, Julian yang melihat itu langsung ikut keluar dan menemui bubunya.

"bubu mau kemana?."

"bubu ada urusan sebentar, ayah mu mana ya?."

"ayah sudah pergi dari tadi pagi, um.. bubu, Julian boleh ikut? Julian janji ga akan nakal." Julian mengulum bibirnya sendiri.

Jake berhenti memakai sepatunya, melihat keadaan rumahnya yang sepi, Jake tak tega meninggalkan Julian sendirian di rumahnya.

"ambil jaketmu Julian."

Julian langsung bersorak senang, ke kamarnya terburu-buru buat mengambil jaketnya. sedangkan Jake mengambil hpnya buat menghubungi Sunghoon.

"Sunghoon, aku harus mengurus sesuatu dan Julian ikut bersama ku, tak apa kan aku membawanya?."

"astaga, nanti Julian merepotkan mu disana, tak apa tinggal saja dia di rumah."

"aku ga tega meninggalkan anak kecil sendirian di rumah, aku akan menjaganya kok."

"terserah kamu saja, maaf kalau Julian merepotkan mu."

"iya Hoon."

______________________

"Jake itu anak mu?."

tanya temennya menunjuk anak kecil yang Jake gandeng.

"bukan, anaknya temen ku, aku membawanya karena ayahnya bekerja."

"ouhh kirain anak mu Jake, lucu banget siapa namanya?." perempuan itu mencubit pipi Julian gemas.

"namanya Julian."

"Jake, sepertinya kau cocok untuk jadi seorang ayah, ayolah cari calon istri mu."

"pikiran mu Yeon, aku masi memikirkan pendidikanku tidak sampai situ dulu."

"hmm, intinya kau nikah harus undang aku ya?."

"tentu, calon bumil." goda Jake, Yeon langsung memukul lengan Jake pelan, sedangkan Jake terkekeh.

"oh iya, habis ini mau kemana?."

"mungkin mengajaknya jalan jalan sebentar habis tu pulang."

"baiklah, aku juga ada urusan, sampai jumpa!."

Yeon melambaikan tangannya dan mulai meninggalkan Jake bersama Julian.

_______________

Julian pulang dengan bawaan kantong keresek penuh dengan jajan, ayahnya aja sampai kaget melihat anaknya berbelanja sebanyak itu.

"kamu banyak sekali belanjanya sayang?."

"Julian lagi pengen jajan ayah."

"baiklah baiklah, sana mam jajannya di dalam."

Julian mengangguk dan membawa jajannya masuk ke dalam rumah, beralih pada Jake yang masi memarkirkan sepedanya di halamannya.

"Julian merepotkan mu lagi ya?."

"tak apa Hoon, aku cuma menurutinya lagian urusan ku sudah selesai, dia ga nakal juga."

"baiklah, terus gimana reaksi temen mu membawa anak ke sekolah?."

"ya, mereka mengira Julian anakku, padahal bukan, aku menjelaskannya dan mereka malah menyuruhku untuk mencari calon istri."

"ya carilah Jake, umur mu sudah cukup untuk mencari pacar, bukan bocah SD yang sekarang sudah berpacaran, ga malu apa ya sama anak SD?."

"MAKSUD MU??."

"hehehe, kau beruntung Jake masi bisa melanjutkan pendidikan mu, di sela sela itu kamu masi bisa mencari seorang pacar untuk kau cintai, sedangkan aku? dijodohkan di umurku yang masi anak anak yang butuh kebebasan, bukan ngurus perusahaan."

Jake memegang pundak Sunghoon lalu mengelusnya pelan,

"kamu mau adu nasib? aku lanjutin sekolah aku ga gampang loh, aku bebas setelah orang tua ku cerai, kamu sendiri yang tau masa lalu ku gimana."

Sunghoon cengengesan, ga ada yang bener pokoknya mah.

"gimana kabar mereka?."

"aku gatau, kan aku anak dibuang."

"Heh Jake!."

__________________

udah sekitar sebulanan Sunghoon memutuskan untuk tinggal bareng Jake gegara Julian, Sunghoon pindah mengurusi cabangnya yang disini, jadilah Sunghoon ga perlu repot-repot jauh jauh pergi ke kantornya.

walaupun numpang, Sunghoon ga membebankan pemilik rumah, Sunghoon juga kok yang bayar keperluan rumah, bahkan selain itu Sunghoon juga bantu buat masak masak.

apalagi Jake sudah mulai sibuk sama tugas tugasnya, dan mulai jarang memperhatikan Julian lagi, Sunghoon juga harus bujuk berkali-kali buat ngertiin Julian.

"Julian, ayah boleh minta tolong? bawakan ini ke kamar bubu ya sayang?."

Sunghoon memberikan segelas susu kepada Julian, Julian dengan hati-hati menjaga keseimbangannya agar sususnya tak tumpah.

"siap ayah!."

jalan Julian lambat, karena harus berhati-hati, bahkan saat susunya tumpah dikit Julian langsung berhenti buat menenangkan susunya di dalam gelas.

"bubu... ini dari ayah."

Julian masi mendapatkan Jake lagi berkutik dengan laptopnya, dan Jake hanya melirik Julian yang masuk ke dalam kamarnya membawakan susu.

"taruh disitu Julian, makasih ya."

"tapi Julian nda nyampe bubu." Julian pengen menaruh susunya diatas meja Jake, tapi Julian yang masi kecil belum nyampe.

"di lantai aja, nanti bubu ambil."

Julian mengangguk, dan mulai menaruh susu itu di lantai.

Jake masi mengerjakan sesuatu tiba-tiba tersadar kalau tidak ada pergerakan dari Julian lagi, menengok melihat Julian terdiam di depan gelas susunya, sambil menatap Jake.

Jake menghela nafas, mulai mematikan laptopnya dan mengambil gelas susu yang dibawa Julian, lalu berlutut di depan Julian.

"Julian kenapa hm?."

"bubu uda selesai? Julian pengen ngajak bubu mam bareng."

Julian menunduk suaranya mengecil seperti takut berbicara pada Jake.

makan bareng ya? ah Jake baru tersadar kalau akhir akhir ini Jake jadi jarang makan bareng, biasanya sekitar jam 12 atau jam 1 an, kadang ga makan lagi.

Jake mengangguk sambil mengelus rambut Julian.

"ayo Julian."

_________

kayaknya Julian udah tobat, udah ga jadi bokem lagi

bubuuuuWhere stories live. Discover now