( 8 ) Belanja

223 113 26
                                    

Budayakan vote sebelum baca!
Happy Reading!

*
*

Kali ini, Alesha pulang cepat. Ia pulang menggunakan angkot yang kebetulan lewat di depannya sebelum ia memesan taksi online.

Ia merebahkan tubuhnya di kasur, menyalurkan lelahnya pada kasur empuknya yang berwarna pink itu. Alesha menghembuskan nafasnya pelan, menatap dinding-dinding kamarnya.

Ia menyeka rambutnya, "Bangsat, kenapa gue harus tunangan sama Leon coba?"

"Gue harusnya ngga usah terima perjodohan itu, kalo Angkasa tau pasti dia marah. Tujuan gue pacaran sama Angkasa cuma satu, biar dapetin bukti kuat tentang kembaran gue, tubuh yang gue tempatin ini."

Ia berdecak kesal, seraya mengacak rambutnya frustasi. Ia bangkit dari tempat tidurnya lalu membuka seragam sekolahnya dan memakai kaos berwarna pink.

Ia menatap cermin, lebih tepatnya menatap dirinya yang memakai kaus pink milik tubuh yang di tempatinya saat ini.

Ia menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan, "Norak banget, kenapa lo sama gue punya selera yang beda sha?" ia bertanya kepada tubuh yang pemiliknya sudah menghilang entah kemana, malah ia yang harus mengurus semua masalah sang pemilik tubuh.

"Jujur, gue agak tertekan hidup di keluarga sendiri. Tapi, ngga papa gue bakal bantuin Alesha buat selesain masalah hidupnya, gue tau gue bisa," gumamnya sambil menatap cermin.

Ia kemudian berbalik dan keluar dari kamarnya, ia ingin menemui Abangnya, Rayyan.

Ia memegang knop pintu kamar Rayyan, lalu memutarnya seraya memendorongnya.

"Bang," sapanya.

Rayyan yang sedang fokus dengan laptopnya beralih menatap adik perempuannya itu, ia lalu menutup laptopnya, "Kenapa?"

Alesha melangkah, ia duduk di kasur Rayyan.

"Bang, kenapa Abang ngga berusaha buat batalin perjodohan itu?" Alesha bertanya panjang dan lebar, pertanyaan yang sedari tadi mengganjal di hatinya.

"Alesha, Abang udah berusaha bujuk Papah buat batalin perjodohan itu. Tapi, Papah bersikeras buat bekerja sama dengan perusahaan mereka, yang melibatkan kamu dan Leon," katanya menjelaskan dengan raut wajah meyakinkan.

Alesha berdecak kesal, "tapi kenapa?"

"Perusahaan Papah saat ini lagi butuh dana banget, mungkin kalo Abang jelasin kamu ngga bakal ngerti. Intinya ini penting bagi perusahaan."

"Penting bagi perusahaan? terus kalian ngga mentingin perasaan Alesha gitu!?" ia bertanya dengan nada agak di tinggikan.

"Ngga gitu Alesha," sahut Rayyan menenangkan.

Alesha menatap Rayyan malas, "Bang, harusnya Abang dukung gue sama Angkasa, dengan cara ini kita bisa buktiin ke semua orang kalo gue ngga bersalah!" tekannya.

Rayyan memegang pundak Alesha, "Abang tau banget perasaan kamu, tapi apa salahnya kita ikuti perintah Papah dulu, perusahaan itu satu-satunya bisnis keluarga kita, kalo perusahaan bangkrut kita mau makan apa?" Rayyan berusaha memberi penjelasan, agar Alesha mengerti.

QUEEN'S LIFE [COMPLETED]Where stories live. Discover now