#3 - Plot

964 105 9
                                    

Oke, di chapter ini kita akan bahas tentang alur. Well, sebenarnya saya sendiri belum terlalu mahir, karena saya juga masih amatir. Tapi mari saya coba menuangkan "bagaimana cara membuat alur menjadi pas" dalam cerita menurut sudut pandang saya dan pemikiran saya.

Saya sendiri berusaha membuat jalan cerita yang saya buat sedekat mungkin dengan pembaca.

Berikut hal-hal yang saya perhatikan dalam menulis alur cerita:

1) Karakter tokoh

Pastikan kamu memperjelas karakter tokoh di dalam alur. Nggak perlu disebut apa aja kelebihannya, kekurangannya, atau ciri-cirinya di awal cerita, tapi cukup sisipkan dalam alur.
Contoh gampangnya, saat sebuah adegan, kamu bisa menunjukkan apa yang pemeran utama kamu lakukan untuk mempertegas sifatnya, kesukaannya, dll. Dan nggak melulu si Pemeran utama harus baik. Setiap manusia pasti punya kekurangan sebaik apa pun dia. Sama dengan membuat tokoh dalam cerita, kamu harus membuatnya punya kelebihan dan kekurangan, karena kalau si Tokoh Utama selalu baik dan luar biasa atau karakter lain tidak punya kelebihan, alurnya tidak akan terasa nyata.

Contohnya, Candice dalam cerita saya. Dia saya gambarkan sebagai gadis cerdas, tapi payah dalam olahraga. Dia lembut, namun sarkastik dan cuek sekali pada orang yang tidak disuka. See the point?

2) Tanda baca

Ini udah pasti. Banyak banget cerita yang idenya oke, tapi penulisannya acak-acakan. Pembaca pasti akan lebih enak kalau penulisannya rapi, jadi pastikan kamu memperhatikan hal ini ya.

3) Latar Cerita

Yang saya maksud di sini adalah, sesuaikan jalan cerita dengan latar cerita. Semisal kamu buat latarnya di Amerika, usahakan sesuai dengan budaya di sana. Kamu bisa masukkan bagaimana cara orang di sana saat berbicara dan berinteraksi. Sebisa mungkin jangan buat cara bicaranya seperti di negara lain, karena itu bisa mengurangi nilai. Begitu juga kalau kamu buat latarnya di Indonesia, jangan buat budayanya terlalu kebarat-baratan, karena budaya Timur yang memang santun.

4) Penulisan Dalam Narasi

Yang pertama harus diperhatikan dalam narasi adalah sesuaikan dengan genre. Kalau cerita kamu fiksi remaja, usahakan jangan terlalu banyak narasi. Kalau bisa sih, imbang aja ya, haha. Kebanyakan narasi itu bisa bikin ngantuk dan males baca. Apalagi remaja. Remaja biasanya banyak tuh yang ngelongkap narasi dan langsung baca dialog. Namun jika cerita kamu genre-nya fiksi ilmiah, horor, atau fantasi, usahakan narasinya jelas; jelas bagaimana kamu menggambarkan keadaan tokoh saat ada hantu atau saat melihat monster. Tujuannya tentu saja agar pembaca ikut merasakan apa yang dialami para tokoh dan yang pasti, cerita kamu jadi lebih hidup deh.

Hal kedua adalah kosa kata kamu. Perbanyak kosa kata kamu dengan membaca dan latihan menulis. Kamu bisa contoh satu penulis saja untuk belajar. Perhatikan bagaimana cara dia menuangkan idenya dalam bentuk kalimat, dalam menggambarkan situasi, dan lainnya (tapi jangan diplagiat loh). Saya juga gitu kok, belajar dari penulis-penulis yang udah pro. Biasanya saya baca novel english karena cerita saya memang latarnya di Amerika atau Inggris semua, haha. Ada satu yang di Korsel sih.

Ketiga, jangan buat apa yang kamu suka selalu muncul di dalam cerita. Contoh, kamu suka mata cokelat dan rambut hitam. Jangan semua tokoh kamu ciri-cirinya gitu semua, kan bukan kembar, haha.

Nah, segini dulu biar nggak mabok, haha. Saya udah usahain bahasa saya biar nggak terlalu baku, tapi nyatanya susah juga. Tapi semoga bermanfaat, ya. Yang paling penting, jangan nyerah meskipun cerita kamu nggak banyak peminatnya. Dulu pun saya gitu, bahkan saya nggak punya follower satu pun dan dengan songongnya nge-post The Devils' Attack, haha. Tuh cerita padahal tulisannya ancur banget, tapi kok masih ada yang baca ya? *mikir keras* *melenceng bro* Tapi dengan ngeselinnya, pas temen sekolah saya pada buat akun wattpad, mereka langsung dapet follower tanpa nulis cerita apa pun. Ngeselin, kan?

Kalo bagi pengalaman dikit, cerita pertama saya itu bukan The Devils' Attack (cerita pertama saya udah saya hapus). Dan sejauh sepuluh chapter, cerita itu gak ada yang nge-vote. Sedih kan? Iya, haha. Nah, vote pertama saya datang dari cerita The Devils' Attack, dan reaksi saya? Lompat-lompat gak jelas sampe dikira gila sama orang rumah. Untung saya gak sampe tumpengan. -___-

Oke, daripada makin melenceng, mending saya udahan, haha. Sekali lagi, jangan mudah menyerah, ya!

Sincerely,

Nadya Shafira

Love your WritingWhere stories live. Discover now