Bab 5

111 10 0
                                    

-Selamat Membaca-

Embun di Pagi hari, Jatuh berluruhan diantara dedaunan dan Kelopak Bunga. Menciptakan hawa Segar saat terendus oleh indra penciuman siapa saJa. Kondisi Pagi yang Asri akan membuat Siapapun betah untuk duduk santai ditemani Koran dan Secangkir Teh hanya untuk sekedar menikmati indahnya Suasana Pagi menyapa.

Tanpa panas, tanpa debu, dan polusi udara.

Jam-Jam seperti ini, kebanyakan akan dihabiskan untuk memasak Sarapan ataupun Menyiram Tanaman. Namun, disuatu tempat, tampak sebuah Mobil Sedang memasuki pelataran Rumah Seseorang.

Lelaki berperawakan Tinggi itu sudah tiba di kediaman Ayhara. Kedatangannya bukan karena disengaJa, namun memang ada Jadwal Chek up yang biasa dilakukan oleh Dokter sebelumnya.

Sepertinya pun pukul Setengah 6 masih terlalu Pagi untuk MengunJungi Rumah Seseorang dan Terdengar tidak sopan. Namun, ia tak peduli hal itu, Lebih baik ia mempercepat Rencananya dan tidak menunda-nunda Lagi.

Beberapa pelayan menyambutnya dan bersedia mengantarkannya ke kamar Sang Tuan Rumah, namun Rangga dengan halus menolak. "Terimakasih, Saya bisa sendiri."

Gadis itu ditempatkan di Lantai dasar, berbeda dengan dahulu yang berada di Kamar teratas. SepanJang perJalanan menuJu kamar Ayhara, Rangga disuguhi oleh banyaknya piala dan piagam kemenangan dari Olimpiade dan lomba-lomba yang diikuti oleh Gadis itu semasa SMA.

Ayhara Memang cerdas, tapi otaknya sudah rusak seJak dulu.

Tiba di sebuah kamar yang pintunya sedikit terbuka, Rangga dikeJutkan dengan keadaan Ayhara yang hanya mengenakan sehelai handuk yang menutupi tubuh kurusnya. Disampingnya, tampak seorang Wanita paruh baya sedang sibuk Mengeringkan rambut PanJang Ayhara.

Rangga berdehem pelan, membuat si Wanita paruh baya menoleh ke belakang. "Dokter baru ya?"

Lelaki itu mengangguk kaku.

Wanita tadi tiba-tiba berlari keluar, meninggalkan Ayhara didepan cermin rias seorang diri. "Maaf, saya ke Toilet dulu, kebelet. Pak Dokter masuk aJa nggak papa." Teriak Wanita itu dan Menghilang dibalik Lorong.

Selepas kepergian Wanita tadi, Rangga kembali melirik kedalam. Sebelum memasuki Ruangan tersebut, Rangga menarik napas pelan dan mengeluarkannya. Ia harus bisa menahan diri supaya rencanaya tidak berakhir Gagal.

Mata taJamnya mulai memindai penampilan Ayhara dari atas sampai bawah.

Satu kata, Kurus.

"Kerempeng." Batinnya, tersenyum sinis.

Mendadak Ayhara hendak oleng ke samping, namun dengan Gerakan cepat, Rangga menangkapnya. Keadaan makin canggung, saat bahu terbuka Ayhara menyentuh Lengannya. Rasa dingin langsung menJalar, dan membuat Rangga tiba-tiba terpaku. Ia merasa deJavu.

"Dingin..." Lirih Ayhara, membuat Lelaki itu tersadar dari suatu memori.

Rangga pun buru-buru mengangkat tubuh Ringkih Ayhara, dan meletakkannya di atas kasur. Lalu, ia meraih sebuah dress panJang yang sepertinya Memang sudah disiapkan oleh Wanita tadi. Rangga kemudian membantu memasangkan pakaian tersebut, supaya Ayhara tidak kedinginan. Suasana canggung makin terasa, saat Jari-Jemari Rangga menyentuh permukaan kulit Ayhara yang halus.

"Ya ampun, Maaf Pak Dokter. Saya kelamaan, pasti Non Hara kedinginan dari tadi, Maaf ya Pak Dokter udah Ngerepotin." Seru Wanita sebelumnya, yang kini berlari pelan dan membantunya Memasangkan pakaian ke tubuh Gadis itu.

Lelaki itu pun buru-buru membalikkan tubuhnya, dan kini Menatap Lemari berisi beberapa Jenis Skateboard yang TerpaJang rapi.

Menatap benda itu, membuat tubuhnya tiba-tiba terasa sakit.

LakaraWhere stories live. Discover now