31

424 46 9
                                    

Ternyata, dua hari sudah berlalu sejak peristiwa itu. (Name) pingsan dengan beberapa luka di sekujur tubuh. Bekas penganiayaan dari Frans dan Mahito mendominasi tubuh. Kakuza Hiro meninggal dunia, langsung dikebumikan. Tanpa sempat (Name) lihat untuk kali terakhir. Sekarang hanya bisa memandangi nisan bertuliskan nama pria itu dalam huruf Hiragana.

Peluh mengucur. Sudah memasuki bulan Mei. Musim belum berganti tapi entah kenapa (Name) merasa seluruh tubuhnya terbakar. Topi jerami dipasang atas paksaan dari Nanami yang setia membayanginya dari belakang, menjadikan punggungnya sebagai tameng demi menghalangi (Name) dari sengatan sinar matahari.

"(Name)."

Mereka masih ada di Sendai. Belum pulang ke Tokyo. Ini karena pihak kepolisian mendesak Ray dan Yuraka untuk membicarakan kasus, sama sekali tidak memberi kesempatan kepada keduanya untuk beristirahat. Terlebih Yuraka sendiri mengaku tahu semua hal. Jadinya, keluarga yang ada di Tokyo menyusul kemari. Seperti Esme dan Tsuzu, masih menempuh perjalanan.

"(Name)." Nanami menghela napas tatkala gadis itu tidak menyahut, satu jam setengah berlalu setelah mereka tiba di pemakaman umum.

(Name) bergeming, tidak menangis sama sekali, hanya menatap kosong nisan sambil berjongkok. Seolah sedang mengobrol dengan arwah Hiro untuk berpamitan.

Jarak dari rumah sakit ke pemakaman menggilas waktu 15 menit. Butuh tenaga agar mendapat izin dari dokter untuk datang ke sini. Nanami saja tidak bisa menahan (Name) yang memohon dengan keras. Setelah meledak-ledak, emosinya seperti hilang ditiup angin, (Name) datang dengan penampilannya yang hanya memakai baju pasien.

"Aku berpikir ... jika aku tidak pergi dari rumah Nanami saat itu, mungkin aku tidak akan diculik dan sekarang kau masih hidup."

Oh, akhirnya gadis itu bicara juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oh, akhirnya gadis itu bicara juga. Nanami setia memayungi tubuh ramping yang semakin kurus itu dengan bayangannya, meskipun punggungnya terasa disetrika sekarang.

"Aku bahkan belum sempat berterimakasih ...."

Senyum getir terbit. Bahu ringkih itu bergetar, benteng pertahanannya jebol. Meski bukan kakak kandung, bukan berarti Hiro tidak dianggap keluarga. Senyum dan tawa ceria kembali membahana karena Hiro yang datang menggantikan peran Yuraka sebaglai kakak. Apa mungkin karena Yuraka telah kembali, maka dari itu Tuhan mengambil Hiro? Seolah tugas pria itu telah selesai di dunia ini.

(Name) menangis terisak, lalu membenamkan wajah ke tangannya yang diperban. Ini sakit sekali, kehilangan seseorang karena kematian adalah yang paling berat.

Kau hanya bisa terus memeluk rindu, tanpa bisa mengobatinya secara total. Setiap detik berharap dapat melihat wajah sang terkasih untuk sekali lagi. Terus begitu sampai akhirnya kematian menyodorkan tangannya untuk menjemputmu sendiri.

"Hiro ...," lirih (Name) semakin terisak, Nanami gesit mendekapnya sambil berbisik menenangkan. Lihatlah, istrinya srapuh ini, hati Nanami hancur berkeping-keping. Kembali merasakan sesal.

Forever [Nanami Kento]Where stories live. Discover now