Hari demi hari gua lewati seperti biasanya dengan lingkungan kerja yang nyaman , atasan yang bisa memanusiakan manusia , serta rekan kerja yang selalu support di kala gua sedang berada di bawah. Tapi yang namanya berproses pasti ada lah suka dan duka nya , nggak semua berjalan sesuai rencana kerap gua temui , tapi untungnya masih ada beberapa orang yang sudi untuk gua jadikan sandaran dikala sedang di pecundangi dunia.
Hubungan dengan Elis ? Yah syukurlah sejauh ini masih bisa gua atasi , kadang gua jadi api , dia mau jadi airnya begitu pula sebaliknya.
Sempurna kah hubungan nya ? Enggak juga bre , berulang kali kami berdua terlibat masalah , namanya juga hubungan kan gak seindah film Drakor di luar sana. Yang terpenting adalah komunikasi si , bukankah begitu ?
Kalau soal melampiaskan feet fetish , jadi setiap pertemuan dengan Elis , terkadang gua selalu di bawakan satu pasang kaos kaki bekasnya yang masih lembab di bungkus menggunakan plastik , ya meskipun gak selalu si , palingan jika 5 pertemuan hanya dua momen aja dia membawakan nya. Gila ni anak pengertian banget anjir.
Sedangkan kalau dia mau biasanya juga gua di izinkan untuk ngemut semua jari kakinya yang lembut , meskipun gua berkhianat di belakang nya dengan mengingkari kata katanya supaya jangan menikmati kaki lain selain kaki halusnya.
Tapi mau gimana cuy kaki Tya enak juga soalnya wkwk 😁 pernah juga gua tanya Elis pada suatu pertemuan , kurang lebih kayak gini ni
Raka : Emang kamu gak papa Lis ?
Elisya : Gak papa Mas , asal kamu seneng , soalnya Elis juga seneng dan nyaman kamu perlukan seperti itu , itu membuat Elis seperti di ratukan. Mangkanya pada saat Mas posisi bertekuk lutut di bawah Elis , Elis gak ada niatan untuk merendahkan harga dirimu Mas , lebih ke arah bentuk penghormatan kamu kalau menurut Elis.
Dari sanalah gua gak mau melepaskan ni anak , dan sesegera mungkin untuk menghalalkannya. Bukan karena kakinya ya cuy , tapi karena sikapnya.
Kekurangan Elis ? Banyak gaes , sama kek gua.
........
Sedangkan kejadian setelah gua tertidur dalam keadaan mabuk di Kosan Tya , seingat gua alurnya seperti ini
Lima hari berlalu sejak kejadian itu , gua dan Tya ya biasa ae sama seperti karyawan yang lainnya , kadang kita juga lempar ejekan waktu di tempat karaoke tempo hari.
Sempat juga gua tanya tuh kemana perginya Luthfi , Dara , dan dua karyawan yang menyusul ternyata mereka berempat naik mobil sedangkan motor si Dara di tinggal di sana. Gak peduli juga habis itu mereka ngapain , sebab gua sendiri terlarut dalam kenikmatan kakinya Tya. Huahhhh... Nikmat cuy.
Eh dicerita gua sebelumnya gua juga menyinggung tentang rasa "malu" yak , tapi berujung nikmat juga sebenernya. Gini cuy ceritanya
Di restoran
Tya : Rak , lu nanti malam senggang kan ?
Raka : Senggang , kenapa ?
Tya : Ke kosan gua ya temenin gua
Raka : Lah kan ada Dara , ada mbak Dina juga kan
Dina , satu kos tetanggaan dengan Tya , seorang pemandu karaoke yang pernah bercerita kalau dia dah lama menetap jauh sebelum Tya di sana. Ok lanjut
Tya : Udahlah , ada hal yang mau gua omongin
Raka : Yaelah serius banget , kenapa berantem lagi sama si Gilang pacar lu ?
Tya : Kagak , ih banyak tanya lu , pokoknya lu nanti harus mampir.
Malamnya setibanya di kosan Tya gua dapati sepasang sandal yang gak asing ni , gua ketuk kamarnya dan pas di buka pintunya ternyata yang membukakan pintu adalah mbak Dina.

YOU ARE READING
Feet Fetish Story
RandomTerima kasih yang sudah mampir dan berkenan membaca cerita nyata pengalaman pribadi sebagai seorang feet fetish. Bagi yang ada pengalaman sharing sharing di IG gua yuk ⬇️⬇️⬇️ https://instagram.com/ceritafetishkaki