Double up!
SELAMAT MEMBACA! ❤️———————————————————————
Matahari perlahan mulai meredupkan cahayanya. Semburat warna jingga keemasan mulai menampakkan keindahannya. Dengan langkah yang terkesan santai, Nana dan Dipta berjalan ke arah sebuah kamar untuk membangunkan salah satu manusia absurd yang sialnya adalah sahabat mereka itu.
"Emang kampret! Gue kira tadi udah siap-siap!" gerutu Dipta ketika baru saja membuka pintu kamar Raka, namun penghuninya tengah pulas di balik selimut.
Sepertinya, dua manusia tengil ini tidak bisa melihat sahabatnya itu merasa damai. Ketika melihat Raka yang masih tertidur di sore hari seperti ini, akal bulus keduanya pun muncul. Dipta naik ke atas tempat tidur Raka, dan Nana menarik sedikit selimut Raka.
"Sayang, nggak mau bangun?" goda Dipta berbisik tepat ditelinga Raka sambil menindih tubuh Raka yang masih di balut selimut.
Raka yang saat itu setengah sadar, seketika langsung membanting tubuh Dipta dan langsung bangun seketika.
"BAJINGAN! GUE TERNODAI!!!" Raka seketika langsung mengusap-ngusap tubuhnya seraya bersandar pada sandaran ranjangnya.
Melihat Dipta dan Nana yang tertawa terbahak-bahak, Raka yang kesal pun langsung melempari mereka dengan bantal.
"Manusia keparat! Siapa yang ngizinin lo berdua masuk kesini?" tanyanya bersungut-sungut.
"Santai dong, Sayang! Emosian mulu," ujar Dipta tengil yang membuat emosi Raka semakin menjadi-jadi.
"Lo sekali lagi manggil gue sayang, balik dari sini gue pastiin pala lo abis gue botakin!"
"Lagian lo jam segini masih aja molor. Pantesan telpon gue nggak di angkat. Gue kira lo udah siap-siap! Noh, si Jevan nyuruh kita ke rumahnya. Galau kayaknya itu bocah," jelas Nana seraya membereskan bantal yang berserakan.
"Anak itu kalau lagi kumat galaunya, bikin repot aja," ujar Dipta yang berakhir mendapat toyoran dari Nana.
"Minimal ngaca dulu ya, bangsat! Lo pikir lo nggak nyusahin gue kalau lagi galau cuma gara-gara cewek sedingin es batu lo itu?" hardik Nana. Dipta hanya membalas dengan cengiran bodohnya. "Iya juga, ya..." pikirnya.
"Iya, gue tahu! Gue mandi dulu! Keluar lo berdua! Sumpek banget ngeliat muka lo berdua disini!" usir Raka.
"Nggak mau aku temenin?" goda Nana yang langsung mendapat slepetan handuk dari Raka.
"KELUAR LO BERDUA, BRENGSEKKK!"
Nana dan Dipta benar-benar sudah kelelahan karena tertawa. Raka yang emosian, ketika dipertemukan dengan Dipta yang kelakuannya tidak bisa di cerna pakai akal sehat, adalah perpaduan yang sangat sempurna.
———————————————————————
Diantara cahaya lampu yang sengaja dibuat remang-remang, Jevan duduk di salah satu kursi di ruangannya. Ruangan yang sengaja dibangun dibelakang rumahnya dari hasil tabungannya sendiri. Jevan ingin membuat ruangan pribadi selain kamarnya. Lebih tepatnya, ruangan ini Jevan gunakan untuk berkumpul bersama ketiga sahabatnya. Raka, Dipta, dan Nana.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA ✔
Fanfiction[Part Sudah Lengkap Kembali] #1 angst "Untuk seluruh rasa sakit yang kusebabkan, untuk segala luka yang kutorehkan, dan untuk segala kerisauan yang kuhadirkan, aku berharap semuanya mau dan sudi untuk memaafkan. Aku masih berjuang. Untuk meraih satu...