21

2.8K 297 32
                                    

Yaampun udh mau satu Minggu ternyata aku gak update ya. Keasikan sama reall life, kemarin sibuk jadi panitia 17 agustusan.

Banyak yang salah faham sama kata "maaf" maksudnya itu mark yang minta maaf karna gak mampu jaga haechan. Jeno gak jahat guys😭 duh, Lucu deh kalian.



















Happy Reading
••














"Aku akan menceraikan mu,haechan"

Ada orang yang mengatakan bahwa hal terbesar dalam cinta adalah membiarkan orang yang kita cintai bahagia dengan orang pilihannya.

"Hidup ini adalah pilihan. Apa saja yang membuatmu sedih maka tinggalkanlah, apa saja yang membuatmu tersenyum, genggamlah."

Masih dengan senyumannya, dan genggaman tangan yang tak pernah mark lepaskan sama sekali. Sedangkan haechan hanya terdiam dengan perasaan yang tak mampu ia ekspresikan lagi. Perasaan yang begitu sulit dan rumit untuk di mengerti.

"Bagaikan bunga yang sabar selama kuncupnya untuk kemudian mekar dengan indah. Atau ulat yang sabar menanti dalam kepompong untuk bermetamorfosa menjadi kupu-kupu yang cantik. Itulah perumpamaan orang-orang yang sabar dan ikhlas."

Ya, dan kini mark telah ikhlas. Ia ikhlas jika memang ini jalan yang telah tuhan berikan kepada dirinya, mark ikhlas jika pada akhirnya ia memang tidak di takdirkan untuk haechan. Mark ikhlas jika haechan bahagia.

"Dalam cinta, jika rasa sakit karena bertahan lebih besar daripada rasa sakit karena melepaskan, maka belajarlah merelakan."

Mark mengangguk, menyetujui apa yang baru saja haechan ucapkan. Ya, haechan berhak bahagia. Terlalu banyak luka yang ia torehkan di hati wanita itu hingga ia tak akan pantas bersanding dengannya.

"Mencintaimu adalah hal yang paling mudah untuk aku lakukan, tetapi untuk mendapatkan cintamu itu lah hal yang paling sulit untuk aku lakukan."

Mark mengusap punggung lengan haechan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, membuat haechan hanyut dalam segalanya. Bayangan mark yang harus di pukul di bagian kepalanya, mark yang saat itu berusaha untuk menjaga dirinya. Mark yang rela terluka demi dirinya. Dan kini, mark merelakan dirinya untuk kebahagiaannya.

"Lantas, bagaimana dengan dirimu mark? Apa yang akan kau lakukan setelah ini?"

"Aku? Tentu saja aku akan meneruskan hidupku, menjalani semuanya. Sendirian. Menikmati karma yang tuhan berikan kepadaku atas dosa yang telah aku lakukan padamu"

Mark menghela nafasnya sejenak demi menikmati detik-detik terakhir dirinya bersama haechan. Sebelum akhirnya mereka berpisah, untuk selamanya. Tanpa akan pernah bertemu kembali.

"Maka dari itu, aku akan menceraikan mu"

Ini adalah pilihan tepat untuk semuanya, haechan sudah terlalu banyak menelan banyak luka. Dan kini mark akan ikhlaskan haechan untuk mendapatkan kebahagiaan dirinya sendiri. Bahagia dengan pilihannya, dengan caranya sendiri.

"Sebelum itu, bolehkah aku menggendong anak-anak ku?"

"Tentu saja"

Tanpa pikir panjang haechan menjawabnya dengan cepat.

Mark di tuntun oleh suster menuju ruangan samuel dan sofia berada. Sedangkan haechan duduk di kursi roda yang di dorong oleh jeno.

pregnant[GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang