"Sehancur apapun hubungan Mas dengan Ayah, Abang, Adek kalau ada Ibu di samping Mas. Mas El tetap kuat, Bu.
Rumah nya mungkin rusak, namun pondasi nya masih tetap kokoh berdiri.
Terimakasih, Ibu sudah menjadi pondasi yang tetap kokoh untuk melindung...
Hallo semuanya, selamat datang di cerita aku. Terimakasii yaa sudah berkunjung kesini, Happy Reading <3
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Semoga ngga ada pembaca pasif ya, jangan lupa vote dan komen nya. Vote kalian dan komen nya itu membuat aku semangat buat up terus hihi. :(( Terimakasiii semuanya!! luv u <3
*** 《BAGIAN VIII》
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bandung, 2023.
Setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh Anin, Jazel membuang kasar ponsel nya sehingga membuat sedikit keributan di kelas.
Semua pandangan mata kini mengarah pada Jazel, rekan-rekan nya menatap Jazel dengan penuh tanya. Namun sang objek keributan hanya menelengkupkan kepalanya diatas meja.
Bagus menatap Jazel yang berada di depannya, ia berdiri dan berjalan mendekat.
"El, lo gapapa?" tanya Bagus dengan sedikit takut, karena ia rasa terlalu ikut campur dengan masalah Jazel.
Namun sebagai seorang teman, tidak mungkin kan Bagus hanya diam saja tidak berusaha untuk peduli dengan Jazel yang notabene nya sebagai teman sekelas sekaligus adik kembar dari sahabatnya?
Dalam tunduk nya Jazel menggeleng, membuat Bagus mengusap pelan punggung milik Jazel.
"Kalau gue saranin lo ke uks aja mau ngga?" tanya Bagus.
"Gue yakin lo kalau ikut pelajaran pun pasti ngga fokus, ayo buruan gue anter. Nanti biar gue yang izinin ke guru mapel nya." ajak Bagus.
Jazel mengangkat kepalanya, ia menatap Bagus.
Bagus yang melihat wajah Jazel begitu pucat pun sangat khawatir, "Lo pucet banget."
"Gue ngga mau ke uks, kalau pulang aja boleh ngga? Gue capek, gue ngga kuat." ujar Jazel, ucapannya begitu terdengar lirih membuat Bagus pun dengan spontan menganggukkan kepalanya.