( 11 ) Ke Jepang

193 100 32
                                    

Budayakan vote sebelum baca.
Happy Reading!

*
*

Alesha bersecak kesal, ia sekarang sedang di terror oleh mereka. Ia mengambil lap untuk membersihkan kaca tersebut, meski sulit namun Alesha paksakan untuk membersihkannya, tak ingin jika orang lain tahu tentang ini.

Pintu terbuka, Rayyan melihat adiknya yang sedang membersihkan kaca itu. "Alesha." Rayyan mendekat.

Gadis itu tersentak kaget, untung saja dirinya sudah menghapus nama di kaca tadi.

"Kaget ya? Sorry." Rayyan duduk di sofa berwarna cokelat itu, melihat adiknya yang sedang membereskan lap basah itu, lalu Alesha masuk ke dalam toilet kemudian kembali lagi untuk menemui Rayyan.

Alesha duduk di samping Rayyan. "Ada apa bang?" tanyanya.

"Nanti malem makan di luar yuk, Abang kangen pengin makan berdua sama Kamu," jawabnya sembari tersenyum tipis.

Alesha tersenyum. Rasanya ingin sekali dia bercerita kepada Rayyan tentang banyak hal. Terutama, ia akan mengatakan bahwa dirinya sebenarnya bukanlah Alesha, dia adalah  Queen Alexa Alexander yang bertransmigrasi ke tubuh kembarannya sendiri, tapi waktunya belum tepat.

Gadis itu mengangguk dengan cepat, ia tersenyum manis. "Iya, gue juga kangen."

Rayyan tersenyum, ia mengelus rambut hitam adiknya. "Kangen? Kamu udah inget semuanya?"

Alesha berdehem. "Ngga gitu ...."

"Kenapa sekarang ngomongnya pake lo-gue?" tanyanya.

"Emang dulu ngga pake itu?"

Rayyan menggeleng. "Penampilan kamu juga berubah."

"Yaudah, mulai besok Alesha bakal ubah penampilan Alesha seperti sedia kala."

Rayyan terkekeh pelan.

Alesha mendongak, menatap wajah Abangnya yang sudah lama ia tak lihat secara detail, baru hari ini ia merasa dekat lagi dengan Rayyan. Rasanya ingin sekali dia memeluk erat Rayyan untuk melepas rasa rindunya, terkahir kali ia bertemu dengan Rayyan sudah sangat lama sekali.

"Umur Abang berapa?" tanyanya.

Rayyan terkekeh pelan ketika adiknya bertanya tentang umurnya, sedikit aneh baginya, tapi dia mengetahui jika Alesha belum mengingat apa-apa. "Dua puluh tiga," jawabnya.

Alesha mengangguk pelan. "Abang kerja di perusahaan Papah?" tanyanya lagi.

Pria itu tersenyum, lalu mengangguk.

"Abang punya pacar ngga?"

"Ngga, kenapa sih nanya mulu?" jawabnya.

"Kan penasaran, Alesha kan belum inget apa-apa bang," ujarnya.

Ponsel Alesha berdering, ia membuka kunci di ponselnya. "Bang, Papah." Ia mengangkat telephone-nya

"Kok mendadak Pah?" Alesha menyahuti kata-kata Edwin dari seberang sana, sedangkan Rayyan sedang memakan kripik di depannya.

"Oh yaudah, bye pah." Alesha menutup panggilan tersebut, ia lalu menaruh ponselnya di sofa.

"Kata Papah, Papah mau pergi ke Jepang mendadak banget katanya," jelas Alesha.

"Loh, terus baju-bajunya gimana?" tanya Rayyan sembari mengunyah.

"Ya tinggal bilang ke mak lampir, suruh beresin baju papah." Alesha menutup mulutnya. "Maksudnya Mamah," sambungnya.

QUEEN'S LIFE [COMPLETED]Where stories live. Discover now