44. Try

5 1 0
                                    

Semua orang berduka dan merasa kehilangan. Deanna tidak berhenti menangisi kematian Aiden. Sementara itu Reg dan Spencer mencoba tabah.

Untuk mengenang putranya. Deanna memutar lagu kesukaan Aiden.

*

Kehilangan Noah juga merupakan kesedihan bagi Andrew dan kelompoknya. Terutama Han yang masih terus menyalahkan dirinya terhadap semua itu. Ia tidak berhenti menangis.

*

Sementara itu, Norman dan Aaron masih di luar Alexandria, mengemban tugas mereka sebagai perekrut. Mereka belum tahu soal kabar duka itu.

Malam itu, mereka berada di tengah padang ilalang. Untuk mengusir bosan, Norman membunuhi zombi-zombi di sana.

"Mereka ada lebih banyak dibanding biasanya," kata Aaron, membicarakan zombi. "Entah apa ada orang yang..."

Kemudian Norman menunjuk di kejauhan. "Ada seseorang." Terlihat titik api kecil menyala-nyala di sana.

*

Nicholas menceritakan apa yang terjadi pada Aiden. "Dia berusaha selamatkan kami dari zombi, menembakinya. Steven alihkan perhatiannya. Gadis Asia itu membantai semua zombi. Mereka hanya ingin pergi." Ia mulai menebar fitnah. "Aku tidak mau." Ceritanya berlanjut. "Lalu kami tiba di lobi. Steven memukuli kaca, mendorong pintuku terbuka. Mereka hampir membunuhku. Mereka lakukan ini. Mereka berusaha membunuhku."


Sedangkan Steven dan Han bergantian menceritakan pada Andrew. "Aku melihat granat itu. Aku coba menghentikannya."

"Dia sedang menolongku," kata Han. "Zombi dengan granat itu ada di belakangku."

"Nicholas ingin lari dan meninggalkannya," kata Steven menyesalkan kejadian itu. "Tapi kami memaksanya tetap di sana."

"Seandainya aku melakukan sesuatu saat itu. Misalnya aku, yang menebas bagian leher zombi itu." Han menyesal tidak melakukannya. Bagian leher tidak terlindung baju zirah.

"Kami tidak bisa keluarkan Aiden dari sana tanpa bantuan," lanjut Steven. Cerita berlanjut soal Noah. "Nicholas hanya harus menahan pintu. Tapi dia panik. Aku dan Han berusaha memegangi Noah."

"Kami sudah berusaha." Han masih menangis. "Kami melihatnya tewas." 


Karena masalah ini, Deanna melarang Nicholas, Steven, dan Han memegang senjata. Tidak boleh pergi ke luar tembok. Sampai penyelidikan usai.

"Apa lagi yang mau kau periksa?" tanya Nicholas. "Aku sudah ceritakan kejadiannya. Mereka harus pergi. Mereka tidak seperti kita. Aku tahu yang kau lihat."

"Kau tidak tahu apa yang kulihat, Nick," tegas Deanna. "Dan aku lihat banyak hal."

*

Han masih terisak.

"Aku hampir tinggalkan dia di luar sana," kata Steven. "Mung bisa berbohong. Menurutmu, apa kami harus begitu?"

"Mereka tidak tahu tindakan mereka," kata Andrew.

"Kita akan tunjukkan itu!" Steven memekik. 

"Entah apa mereka bisa pahami itu," kata Andrew. "Keadaan sebenanrya. Entah apa mereka sudah bisa. Mereka belum  pernah merasa terjebak."

"Kita harus ada di sini. Harus." Steven menegaskan.

"Seandainya harus ada yang pergi, biar aku saja," kata Han, pasrah.

"Kau mau lihat Norman memukuli orang-orang di sini seperti binatang?" tanya Andrew geram. "Berhentilah menangis, ini bukan kesalahanmu." Lalu ia berkata, "Kita akan tetap di sini. Tetapi kita tidak ikuti aturan mereka."

Live vs DeathWhere stories live. Discover now