Personal plan

0 1 0
                                    

Baik Jisoo maupun Jihoon sudah tidak tahu seberapa banyak musuh yang sudah mereka hadapi. Lebih tepatnya dibunuh. Soobin yang menyaksikan dari kejauhan sampai merasa ngeri sendiri. Kedua temannya itu seperti baru saja mencium aroma baru dan membuat mereka sangat agresif.

"Soobin!" panggil Hyunsuk yang berdiri di belakangnya. "Fokus!"

"Maaf!" balas Soobin yang kembali berusaha mendengarkan sekitarnya.

Sebagai orang yang punya masalah dalam pertarungan fisik, Soobin harus berguna untuk yang lain. Akhirnya dia bertanggung jawab untuk memprediksi keberadaan musuh mereka dengan pendengarannya.

"Pasukan barat kita belum bisa masuk." Soobin berucap pelan seraya menatap sekitarnya. "Ada beberapa pengkhianat di antara mereka."

Hyunsuk berdecih dan untuk pertama kalinya Soobin melihat ekspresi marah pemuda itu. Wajah manis dengan kesan imut itu kini berubah keras.

"Harusnya aku..."

Soobin langsung membekap mulut Hyunsuk. "Ada yang mendekat!"

Keduanya berada di salah satu menara kerajaan, berlindung dari musuh. Tidak berbeda jauh dengan Soobin, Hyunsuk juga lumayan buruk untuk masalah perkelahian. Pemuda yang lebih pendek itu hanya jago berkelahi tanpa senjata dan tempat ini sama sekali mustahil untuk menerapkan kemampuannya.

Setelah memastikan tidak ada musuh, Soobin melepaskan Hyunsuk. Dia harus melakukan yang lain.

Oh, benar. Tugasnya untuk mengawal Hyunsuk masuk ke ruang bawah tanah.

"Kamu tahu dimana letak pintu masuk ke ruang bawah tanah?"

Hyunsuk mengerjapkan matanya. "Untuk apa?"

"Bukannya kamu harus..." ucapan Soobin tertahan saat menyadari lawan bicaranya memincingkan mata.

"Kamu tahu darimana?" tanya Hyunsuk curiga.

Soobin langsung mencerna semuanya. Apa maksud Minho? Apa ini bukan termasuk rencana mereka?

"Aku tidak pernah mengatakan apapun soal masuk kesana." Hyunsuk beringsut mundur. "Bahkan aku tidak memberitahu Yeonjun."

"Gak, itu..."

Soobin berusaha memutar otaknya. Alasan logis seperti apa yang bisa dia gunakan untuk saat ini?

"Kamu juga pengkhianat, kan?"

"Bukan!" jawab Soobin yang spontan nyaring tapi tidak ada jawaban yang bisa dia pikirkan. "Oke-oke, gue gak pernah sengaja denger Lo ngomongin itu. Duh, maksudnya kamu tahu...pendengaran yang tidak biasa ini jadi...tidak sengaja?"

Persetan dengan kalimatnya yang berbelit-belit. Akan lebih rumit lagi jika dia mengatakan yang sebenarnya.

Tapi Soobin merasa alasannya sama sekali tidak logis. Mana mungkin dia mendengar Hyunsuk membicarakan rencana pribadinya sen...

"Ah, kamu mendengarnya?"

...diri.

"Hah?"

Hyunsuk memeluk kedua lututnya. "Ya, aku beberapa kali membicarakan itu sendirian. Cara menyelinap masuk kesana."

Soobin tertawa dalam hati saat alasannya dengan mudah diterima Hyunsuk.

"Ruang bawah tanah yang dimaksud itu penjara. Ada seseorang yang penting untukku terkurung disana. Aku ingin menyelamatkannya."

Soobin mengangguk paham.

"Kamu akan membantu?"

"Sebisa mungkin." Soobin melepaskan ransel yang dibawanya, mengeluarkan ponselnya dan kamera Jisoo. "Jadi dimana letaknya?"

BLUE MOON [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang