♔12 - Misi (2)♛

2.3K 305 10
                                    

♔12♛

"Ini file berisi foto juga laporan dari kepolisian yang mengirim permintaan tolong pada kita." Ujar Jae Hui sembari menyodorkan file kepada si kembar. Jaemin melepaskan pelukannya dari sang ibu, dia bergeser, mendekatkan diri pada sang kakak kembar.

Jeno meraih amap coklat tersebut dan membukanya. Dia mengeluarkan laporan dan beberapa foto, baru jemarinya menyentuh foto, dirinya tertarik ke masa dimana kejadian itu terjadi.

Jaemin yang melihat Jeno terdiam tidak berani menganggu, ia memilih menjaga jarak dan membaca laporan yang sudah dituliskan.

"Kenapa pihak kepolisian meminta bantuan?" tanya Jaemin.

"Mereka menangani banyak kasus, banyak hal terjadi akhir-akhir ini dan mereka butuh bantuan untuk menyelesaikan beberapa kasus lain, dan yang satu ini mereka meminta tolong." Jawab Jae Hui.

"Hoek...!" Jeno melempar foto itu dan lari ke kamar mandi dekat dapur, Yeong Jae yang cemas segera menyusul sang adik, sedangkan Jaemin memilih untuk tidak menyentuh fotonya. Jeno saja sampai mual, berarti kejahatan yang dilakukan terlalu mengerikan dan menjijikkan.

"Apppaaaa~ aku tak mau mengurus masalah iniiiii~" rengek Jaemin, Jae Hui menghela nafas, sebenarnya dia juga enggan, tapi polisi butuh bantuan, mereka merasa tercekik karena banyaknya kasus mengerikan yang berdatangan dalam waktu berdekatan.

Jika hanya kasus ringan hingga sedang para polisi masih mampu menanganinya, namun yang datang adalah kasus berat yang satu hari bisa ada dua kasus tingkat berat.

"Pamannn~ Jeno tidak mau mengurus ini..." rengek Jeno, Jae Hui menghela nafas, bocah itu saja berjalan digendong Yeong Jae, terlalu lemas karena baru saja mengeluarkan semua isi perutnya.

"Ah~ aku kehilangan selera makanku." Keluh Jeno, Yeong Jae mendudukkan Jeno di samping Nyonya Na, tak lama Jeno memeluk Nyonya Na dengan begitu manja.

"Ish! Jenooo~ itu eommanya Nana!!" Jaemin tak terima melihat si kakak yang memeluk sang ibu.

"Eommaku juga!" balas Jeno tanpa mengangkat kepalanya dari ceruk leher Nyonya Na. Jae Hui terkekeh kecil dan menggelengkan kepalanya, sedangkan Nyonya Na langsung meraih Jaemin dan memeluk keduanya.

"Sudah sudah," Nyonya Na melerai si kembar, tak lama ia menatap ke arah Jeno.

"Apa saja yang Jeno lihat?" tanya Nyonya Na lembut.

"Aku tak bisa melihat wajah si pelaku, ia mengenakan hoodie bertudung, masker, dan sarung tangan. Memang benar dari sample DNA sperma yang tertinggal bisa ditemukan, namun mau mencarinya juga tidak akan mudah. Selain itu, yang membuatku tidak tahan dengan apa yang terjadi sana adalah bagaimana ia bertindak." Jeno meremat pakaian Nyonya Na, membuat wanita cantik itu mengusap kepala Jeno dengan lembut, berusaha menenangkan.

"Dia selalu berdiri mengawasi taman kanak-kanak dan SD, dia selalu berdiri dan berjalan di sekitar sana, saat melihat seorang anak tidak kunjung dijemput sedang duduk seorang diri menunggu jemputan orang tuanya, dia datang mendekatinya. Dia mengincar sekolah yang tidak memiliki bus sekolah." Jeno menarik nafas dan menghembuskannya, lalu ia lanjut bercerita.

"Dia mendekati korban dengan begitu mulus, mengatakan kalimat penuh rayuan dengan mengatakan jika ia adalah teman dari orang tua mereka, lalu membawanya ke toko untuk membelikan es krim, lalu tak lama digiringnya anak-anak itu ke sebuah tempat sepi yang jauh dari keramaian untuk melancarkan aksi bejatnya." Jeno mengakhiri ceritanya.

"Anak-anak itu menangis ketakutan, memanggil orang tua mereka, namun tak ada siapapun yang datang, pria itu tertawa dan tanpa belas kasih justru membunuh anak-anak tak berdosa itu setelah melecehkannya." Jaemin tak bisa membayangkan apa yang terjadi pada anak-anak tak berdosa itu, yang harus kehilangan nyawanya dengan cara yang begitu sadis. Selama Jeno bercerita, ia berusaha untuk tidak membayangkan kejadiannya.

[NCT] The Twin AgentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang