♔19♛
Tiga hari berlalu begitu saja dengan NCT melakukan jadwal dengan pengawasan ketat, teror masih mengintai mereka, mungkin jika sudah ada di dalam dorm baru mereka yang jauh dari keramaian, keadaan mereka akan baik-baik saja, namun saat mereka mulai bekerja teror akan selalu membayangi.
Hari ini adalah jadwal NCT Dream pemotretan, WayV menyiapkan untuk album baru, sedangkan NCT 127 sedang sibuk dengan jadwal masing-masing kecuali jadwal luar negeri, SM masih mengalami trauma dengan mengirim idol mereka ke luar negeri.
"NA JAEMIN CEPAT TURUNNNN!!!!" teriakan Renjun dari lantai satu menggema ke seluruh penjuru ruangan, semua manager yang datang untuk menjemput anak didik mereka harus menutup telinga dan mengelus dada.
"IYA IYA!!" Jaemin turun dengan langkah cepat.
"NANA JANGAN LARI DI TANGGA!" teriakan Haechan dan Jeno terdengar, namun Jaemin memilih abai, soalnya Renjun seram kalau marah. Haechan yang ada di bawah segera menghampiri Jaemin, sedangkan Jeno segera menyusul sang adik kembar.
"KAU GILA?! Kau bisa jatuh dan cidera!" Haechan menatap garang ke arah Jaemin yang mendadak menciut, Haechan mengeluarkan 'aura kakak pertama', membuat Jaemin tidak berani bicara apapun.
"Aku memang memintamu cepat turun tapi tidak seperti tadi!" Renjun ikut mengomel.
Jeno yang berhasil menyusul Jaemin hanya menghela nafas, dia tidak akan ikut memarahi sang adik kembar, sudah ada dua orang yang lebih 'seram' darinya.
Mark menggaruk belakang kepalanya, "Terkadang Jaemin bisa lebih maknae daripada Chenle dan Jisung."
Para member dan manager hanya geleng kepala, lalu manager Dream mengambil inisiatif, soalnya kasihan juga Jaemin pagi-pagi sudah kena marah, meski memang sudah biasa, tapi sepertinya hari ini mood Haechan dan Renjun sedang buruk.
"Sudah, sudah, ayo segera berangkat." Jaemin langsung menarik duo maknae, dia tidak mau semobil dengan sang kakak kembar apalagi member Dream lainnya. Kalau satu mobil dengan Jeno, dia tahu benar jika satu mobil dengan Jeno, dia akan mendapat omelan lagi, satu mobil dengan Mark tidak mendukung sama sekali, hyungnya itu hanya akan diam dan menertawakannya lalu mengusap kepala sembari menasehatinya, kalau satu mobil dengan Haechan dan Renjun, jelas mereka berdua tidak akan berhenti mengomel, atau parahnya Jaemin akan didiamkan.
Ada sisi Haechan yang membuat Jaemin tidak mau mengusik, meski katanya Haechan takut padanya, memang benar, Haechan takut padanya secara fisik, namun ada aura Haechan yang membuat Jaemin tidak mau ada di sisi terburuk pemuda Lee itu. Apalagi Haechan saat ini sedang rajin-rajinnya olahraga, Jaemin bisa dilempar oleh pemuda Lee itu jika mengusiknya, nah Jaemin masih sangat sayang tubuh dan nyawanya.
Jeno sendiri tidak ambil pusing dengan tingkah adik kembarnya yang memang kadang masih terlihat kekanak-kanakan. Jeno juga tidak akan menyalahkannya yang bersikap begitu, mengingat bagaimana dulu mereka berdua tumbuh.
"Kami berangkat dulu!!!" pamit Mark pada para member lainnya.
Seperginya para member Dream, sisanya kembali bersiap untuk berangkat jadwal. Taeyong geleng kepala, "Aku akan memilih diam saat Haechan sudah bukan Haechan lagi dan memunculkan sisi Donghyucknya, tahu sendiri kan jika sudah begitu dia lebih dominan dan mengerikan?" para member 127 mengangguk setuju.
Doyoung, "Aku tidak mau ada di sisi terburuk Haechan."
♔19♛
Kun tengah sibuk dengan lirik di depannya saat ia mendengar suara ketukan dari pintu ruang rekaman yang ia tempati saat ini.
"Masuk saja." tak lama muncul kepala Taeyong dari balik pintu.
"Oh hyung, ada sesuatu?" tanya Kun langsung, Taeyong masuk ke dalam dan mengambil duduk di sebelah Kun, tentu setelah menutup pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NCT] The Twin Agents
Fanfiction"Kami harus tetap bisa fokus, di saat semua orang punya satu pekerjaan, kami harus memecah fokus menjadi dua, sebagai detektif dan sebagai idol." "Kami senang dengan apa yang kami lakukan, dua pekerjaan ini memberikan sensasi tantangan yang berbed...