Pemilik dan Pencipta organisasi Tapopps

69 5 1
                                    

Keberadaan organisasi Tapopps itu bersifat rahasia, tapi jika sudah ada superhero Boboiboy hal itu sulit di - lakukan sembunyi lagi.

Pencipta Tapopps tu yang Kokochi tau, dia tu masih kecil mata putih bercahaya. Dia juga sangat tegas, dia juga pengguna pedang yang sangat hebat. Bahkan untuk jadi anggotanya mereka harus kemah di antah ber - antah dan tidak ada persediaan makanan.

Kokoci menduga jika Boboiboy itu sangat mirip dengan sang pemilik Tapopps, namun tuduhan Kaizo karena melihat sekilas rambut Boboiboy. Kokoci dipaksa harus diam, sebelum ada bukti yang akurat.

Maksmana saja mengaku dia pernah kalah dengan dia saat tanding di usia beliau yang 10 tahun, maksmana kan manusia. Usia segitu sudah luar biasa tau.

Kedatangan Kokotiam, masa untuk bagi diorang misi untuk penyambut - an orang pangkat tinggi. Yang seorang pencipta organisasi yang menaungi mereka saat ini. Dan Kokotiam (- Boboiboy), bersedia nak sambut.

"Kira - kira, dia setampan apa dan dari ras mana ye?," Yaya penasaran, dan khayalanya di kacaukan oleh Fang.

"Entah - entah dia macam tok Kasa, wei organisasi ini kan sudah lama ada. Menurut catatan, organisasi ini sudah berdiri sejak runtuhnya Kerajaan Elemental yang legendaris, bahkan sang pemilik organisasi dekat dengan salah satu sahabat Tok Kasa. Seharusnya dia memang tua sangat, tapi bila die muda ada 2 dugaan,".

"Apa saja tu Fang?,". tanya yang lain kompak.

"Yang pertama dia ni keturunan sang pencipta, die kesini sebab ada yang harus di ubah dan melihat apa yang di capai organisasi ini sampai mana. Yang kedua dia Alien yang punya garis keturunan awet muda, sangat mustahil manusia boleh seperti macam tu kan?, Alien saja perlu tempat keamanan. Seperti yang ter - jadi pada tuanku Kuputeri pemimpin Windara, dan Retak'ka yang terjebak di Kristal,".

Ada logic juga dugaan si Fang ni, tiba - tiba sebuah kapal angkasa mendarat di depan Tapopps.

Para alien segera menyambut kedatangan sosok misterius itu. Kokotiam juga ikut bersifat sopan, melihat komander kokoci dan laksmana yang panik untuk menyambut juga.

"Huh, tak perlu macam ni juga nak sambut aku, tapi terimakasih atas sambutannya," Suara dia macam familiarlah, dan di sana sosok pemuda kisaran 19 tahun. Wajahnya tampan, namun tatapannya sangat dingin. Dan komander mengiring dia untuk masuk.

Bilik rapat
Semua di sana sedang menunggu keputusan tentang masalah si Rever, "Semuanya berjalan dengan baik, apa
maksud kau tentang budak ni?,".

"Kami menduga die kena rasuk alien tu sebab rambut die pernah menjadi putih, tuan Ahmad,".

Ahmad membaca dokumen yang lain dan dibuat marah pula
"Kalian meragukan orang berpotensi macam dia?, suka hati kaulah komender laksmana,". Ahmad langsung pergi macam tu je, tanpa natap balik ke belakang.

Tiba - tiba Amato mengenggam tangan Ahmad, dan menghentikan Ahmad nak pergi. Tatapan Ahmad jadi lebih dingin

"Apa yang kau nak?,". Amato melepas kan gengaman itu, lalu bercakap.

"Aku nak bincang kejap boleh?,".
"Okey, hanya kejap," Setelah tu Ahmad mulai menunggu di langit malam, tempat di sayap kiri. Sebab, tempat tu yang boleh pandang langit.

"Kau siapa?, macam mana hati aku selalu sakit bila tengok kau,". Amato langsung bertanya, Ahmad cuma tatap dia semakin datar.

"Ape pasal bagi tau?, tak best bila aku bagi tau. Lagi pula, aku orang yang boleh usir kau darisini dengan mudah tanpa dipertanyakan alasan," tatapan pemuda itu menampilkan raut keseriusan.

"Kenapa kau meluluskan semua misi aku, padahal tidak sedikit yang gagal," Ahmad tersenyum remeh, dan mendekati Amato.

"Itu hadiah buat pengabdian dan untuk kau sesekali pulang untuk jengguk putra kau tersayang, kau bukannya ikut hati terdalam kau. Malah mengancam Tarung, buat dapatkan sebuah misi,".

Ahmad geleng-geleng kepala, melihat Amato yang tak menyangkal. Jadi dia pergi je dari situ.

Seseorang, yang ternyata Komander yang ikut mendengarkan terkejut
"Ternyata Laksmana Amato punya putra, aku baru tau,". Lalu pergi dari sana, sedetik kemudian Amato ber teriak frustasi semacam.

Tim Kokotiam tegang, saat Kaizo mem beri tau status dari Boboiboy. Yang boleh buat sang pemilik murka, die bahkan tak mau dengar alasan para petinggi yang lain.

Yaya yang seperti melihat sosok yang dibicarakan lewat, segera mengikuti dia. Bahkan menghiraukan panggilan mereka

"Apa sebab kau disini?, tak kan kau nak diam je?,". Sorot bulan bersinar, membuat mata sosok itu semakin menawan dengan warna biru.

"Loh Ice?," Yaya terdiam melihat mata biru sejernih lautan yang nampak ter kejut.

"Ice?, mengapa kau panggil aku macam tu?," orang itu menatap selidik.

"Sorry ye mata Anda jadi berwarna biru. Saya Yaya, pasukan kecil dari tim Kokotiam dari Malaysia. Saya cuma nak bertanya, maaf bila ni sangat lancang," Yaya menunduk.

"Okey katakan,". Tubuh die rileks.
"Mengapa anda tidak setuju tentang dugaan yang dibuat para petinggi?, mengenai salah satu sahabat aku?,".

"Karena kawan kau tu, orang yang sempurna menjalankan misi. Walau dia membuat organisasi milik aku ni terbongkar, dia masih menari di tanganku dengan baik. Tapopps ni perlu dijunjung tinggi, buat semua alien jahat kat luar sana segan pada kami,".

"Jika macam tu, kasus Rever ni memang anda juga rancangkan?,". Yaya mendapati orang itu menggeleng

"Si Rever kan kawan baikku, dia tak mungkin hidup tanpa aku yang masih hidup. Kasus tu hanya penangkal supaya sahabat kau tu, tak pernah kembali. Betul tak Rever?,". Muncul juga yang dibicarakan, dia masuk ke dalam, dan membersihkan dedaunan yang menempel di baju ksatria dia.

"Ya betul, tapi boleh tak kau buka tingkap. Aku hampir ketabrak meteor, ".

"Kasian kawan aku nih,".

Yaya nampak bersiaga, Rever menatap Yaya dengan antusias.
"Dia ni kekasih kau ke?, dia terlihat manis,". Tangan yang hampir mencolek pipi Yaya, ditampol oleh sosok tinggi.

"Lu sentuh dia, mati lu,". Si Rever udah ngomel - ngomel, dan mukanya jadi lebih imut.

"Ye pelit, ini ngak papa dia dengar omongan kita?,". Rev nampak ragu.

"Tidak papa, lagian cuma sebentar. Jadi bagaimana di Gur'latan?, sudah lama aku tak dengar mereka,".

"Yang itu rumit sikit, sang tuan putri merencanakan ingin menangkap Boboiboy untuk ambil kuasa Halilintar,".

"Rev, kalau mau bercanda tu yang bener,".

"Mana ada gue bohong ya, ini itu informasi yang akurat. Tapi matamu kok warna biru sih?,".

"Dih baru sadar lu?, kekuatan mereka sudah sampai mana?. Dan jangan dulu kirim Kaizo kesana,".

"Lah, tumben. Lu ngak kesel gue kena fitnah?,"

"Maaf, anda siapa ya?,". Dan si Rever mojok ;b

"Oke - oke lu temen gue, mereka sudah sekuat apa?,". Rever menatap berbinar

"Jika pedang milik penguasa awal di tangan sang putri, dia pasti sedikit lebih kuat dari Kaizo. Dan bila Boboiboy guna kuasa Halilintar yang merupakan tahap 2, pedang tu boleh menyedot kuasa. Bila budak tu menyalurkan kuasa dia semaksimal mungkin, dan dia akan kalah,".

"Masuk akal, tidak sia - sia kau jadi intel selama ni," Mendengar hal itu, Reverse menatap kesal.

"Jasa gue emang besar, tapi mereka masih takut sama kemunculan gue. Lu ngak punya rencana apa?,".

"Itu sih karena tampang lu yang kriminal, hahaha. Dah balik sono,".

"Serius?, gitu amat lu sama gue,". Dan diapun pergi, Tarung langsung megang Ahmad yang loading bentar

"Anda berteman baik dengan dia?, bukannya dia harus diwaspadai?. Karena boleh menerobos?,".

"Lah?, kan aku yang bagi dia akses masuk, kalian aja yang keras kepala. Bertindak seenaknya, sudah istirahat kalian semua,". Wajah Ahmad udah garang, dan semuanya langsung pergi ke bilik masing-masing.

Truth Identitas (True Issue) (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang