5. PLAYBOY MASUK ANGIN

1.6K 158 1
                                    

SELAMAT MEMBACA! ❤️

———————————————————————

Jalanan sedikit lengang sore itu. Dengan kecepatan sedang, mobil Dipta membelah jalanan kota untuk menuju ke rumah Jevan. Tidak lupa Dipta mampir ke apotik untuk membeli minyak angin titipannya Raka.

Sesampainya di rumah Jevan, Dipta melihat ada dua motor terparkir disana. Siapa lagi pemiliknya kalau bukan Raka dan Nana. Dipta pun langsung menghampiri ketiga sahabatnya itu di ruang pribadi milik Jevan.

"Nih! Muka doang ganteng sama playboy. Tapi, dikit-dikit masuk angin!" Dipta terkekeh sambil melempar minyak angin itu dan dapat ditangkap dengan sukses oleh Raka.

"Gue abis kerokin itu anak kalo lo mau tahu!" Tukas Nana yang berhasil membuat tawa Dipta pecah.

"Lo gimana sih, Ka? Niat jadi playboy nggak sih, lo?

"Diem, Nyet! Nggak ada hubungannya sama masuk angin!" Balas Raka sambil melempar cangkang kuaci ke arah Dipta.

Sontak kelakuan Raka membuat Nana, Jevan dan Dipta tertawa terbahak-bahak.

"Lo habis dari mana sih, Dip? Lama banget!" Tanya Raka sambil mengoleskan minyak angin di pelipisnya.

"Habis nganterin Karisa beli batagor,"

"Ck. Segitu doang lama lo berasa kemana,"

"Tapi belinya yang di deket sekolahnya dia dulu,"

Seketika Jevan yang sedang meminum minuman kaleng pun tersedak hingga menyembur.

"Anjir? Dan lo nurut?" Tanya Jevan tidak percaya.

"Yaaa... anggap aja gue lagi latihan kalo suatu saat nanti Karisa ngidam pas hamil anak gue,"

"LO HABIS APAIN KARISA, TOLOL?!" Raka seketika langsung bangkit dari kursinya.

Dipta mendelik, "Otak lo emang nggak pernah bersih, Monyet! Nggak gue apa-apain lah! Gue emang banyak yang naksir. Tapi, bukan berarti gue bisa seenaknya dan jadi cowok bajingan!" Balas Dipta sambil melempar bantal kursi ke arah Raka.

"Kirain," Nana bergumam.

"Gue denger ya, Na! Awas aja lo mikir macem-macem kayak si kunyuk satu itu tuh!" Dipta menunjuk Raka dengan dagunya. Nana dan Jevan hanya tertawa.

"Dip, pijitin kepala gue, dong!" Pinta Raka dengan wajah yang memelas.

"Anjir! Nyusahin banget playboy satu ini ketimbang masuk angin doang!"

"Nggak lama lagi tuh umurnya!" Ujar Jevan ngasal.

"Mulut lo minta gue cipok apa gimana? Nggak ada filter banget kalo ngomong!" Balas Raka sambil menyentil dahi Jevan.

"Gue merinding, Ka! Sumpah! Lo boleh godain cewek-cewek, tapi nggak gini juga, Sat!" Nana bergidik ngeri.

Dipta hanya tertawa sambil memijat kepala Raka. Meski harus saling menjahili dan memaki satu sama lain, mereka tidak pernah saling menjatuhkan dan selalu saling mengingatkan jika salah satu diantara mereka melebihi batas dalam menjalani kehidupan. Bukan mengatur dan tidak menghargai pilihan hidup masing-masing. Melainkan, mereka hanya ingin saling menjadi penguat masing-masing.

———————————————————————

Hari sudah semakin gelap. Namun, Mas Dhana semenjak pulang dari kantornya tidak pergi kemana-mana. Mas Dhana merenung tentang keluarganya. Tadi siang, Papa pulang hanya untuk berganti pakaian. Setelah itu, pergi lagi. Belum lagi Cakra yang sedari tadi pagi pergi, belum juga pulang.

"Darimana kamu, Dek?" Tanya Mas Dhana ketika melihat Cakra yang baru saja pulang.

"Bukan urusan Mas!"

"Dek, Mas lagi capek banget. Tolong, ada apa? Cerita sama Mas!" Mas Dhana mencoba selembut mungkin menghadapi Cakra. Meskipun, Mas Dhana tengah berusaha meredam amarah yang bergejolak karena semakin hari, Cakra semakin terlihat kurang ajar.

"Mas pikir Mas aja yang capek? Cakra juga capek, Mas!" Balas Cakra dengan nada yang sedikit naik.

"BUMI SADA CAKRAWALA!!! KAMU SADAR NGGAK LAGI NGOMONG SAMA SIAPA?!" Kesabaran Mas Dhana habis.

Cakra terkekeh, "Kenapa? Hanya karena Mas Dhana seorang Kakak tertua, berarti bisa seenaknya, iya?"

Mas Dhana terlihat mengepalkan tangannya. Amarah Mas Dhana memuncak. Cakra yang menyadari hal itu pun hanya tersenyum miring dan menatap mata Mas Dhana dengan nyalang.
-
-
Yang disana sibuk ngurus yang masuk angin, yang disini ributnya nyeremin.

Kok ribut sih Mas, Dek? 😭

Lanjut?

Love, Grace ❤️

AKSARA ✔Where stories live. Discover now