👺

555 12 0
                                    

The Crow
.
.
.
.

Di tengah gelapnya malam, dengan hanya dibalut cahaya tipis rembulan dan iringan suara jangkrik yang bersahutan, Kamado Tanjiro, Sang Tengu yang telah hidup selama berabad-abad, sedang berburu mangsanya.

Menjalani kehidupan abadi, begitu banyak hal yang ia lalui. Sebagai Tengu, ia memiliki kekuatan untuk merubah dirinya menjadi burung gagak ataupun menjadi manusia.

Kali ini ia tidak mencari mangsa untuk dikelabui atau memuaskan rasa laparnya, melainkan untuk mencari sosok yang telah menghantui pikirannya selama beberapa waktu terakhir.

Flashback
Siang itu, keadaan berjalan normal seperti biasanya. dalam wujud hewannya, ia bebas terbang ke sana kemari tanpa peduli sinar mentari yang menyengat kulit.

Saat Tanjiro memutuskan untuk hinggap di salah satu dahan pohon di sebuah taman, ia dikejutkan dengan anak-anak yang berusaha melukai dirinya menggunakan ketapel. Saat berusaha menghindar, kepala dan sayap nya terkena lemparan batu ketapel dan ia jatuh tak berdaya.

Meskipun ia adalah Tengu, saat dalam wujud hewan, ia tidak bisa menggunakan kekuatannya secara penuh. Alhasil regenerasi tubuhnya pun tidak berfungsi dengan baik.

Melihat burung gagak incaran mereka jatuh, Anak-anak nakal itu langsung berlari mendekati nya. Mereka berusaha untuk memegang serta memainkan burung gagak yang malang itu.

Seorang wanita yang tengah duduk di taman dan sebelumnya memperhatikan anak-anak itu dari kejauhan langsung mendekati mereka.

"Hei, bocah apa yang sedang kalian lakukan??" Tanya wanita itu dengan nada datar.

"I-ituu, kami hanya sedang bermain dengan burung gagak ini." Jawab salah satu bocah sembari menunjuk gagak yang terluka itu dengan ranting pohon yang ada di tangannya.

"Begitu ya. Hmm... Apakah kalian tahu, jika kalian melukai seekor burung gagak, ia akan memanggil kawanannya dan memburu siapapun yang sudah melukai temannya?"

"Ehh?? Ahh itu tidak mungkin. Kakak pasti berbohong kan!". Jawab si bocah yang lebih tua dengan nada meremehkan. Mereka pun menertawai wanita itu.

"Ini sungguhan, beberapa waktu yang lalu pernah ada cerita dimana anak-anak yang mengerjai burung gagak menggunakan ketapel hingga mati, di saat hari menjelang malam, kawanannya mencari anak-anak tersebut dan mematuk bola mata mereka dan memakannya."

Anak-anak yang mendengar cerita tersebut pun menangis.
Mereka kabur terbirit-birit sambil meraung memanggil orang tua mereka karena ketakutan.

Setelah berhasil membohongi mereka, Wanita itu berusaha menyelamatkan burung gagak naas tersebut. Wanita itu adalah Tomioka Giyuu.

Tanjiro yang tengah sekarat samar-samar mendengar suara wanita itu dan melihat sosoknya yang kini berusaha menolong dirinya.

"Tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja. Kau aman bersamaku". Ucap Giyuu lembut sembari mengambil sapu tangan di tasnya.

Tanpa risih dan jijik ia menggunakan sapu tangannya yang bersih untuk membalut burung gagak yang terluka itu agar merasa nyaman dan membawanya pulang.

Sesampainya di rumah. Giyuu bergegas mengambil air hangat serta handuk kecil untuk membersihkan bagian tubuh burung yang terluka, ia lalu meracik beberapa daun herbal dan segera mengobati burung gagak itu.
Setelah selesai, ia lalu memasukkannya ke dalam sangkar bekas burung peliharaannya.
.
.
.
Beberapa saat kemudian.
Setelah sadar, burung itu terlihat panik dan bertingkah agresif dengan mematuk tangan Giyuu yang sedang menaruh makanan di tempat pakan burung.

"Akhh!".
Giyuu tersentak. ia lalu melihat jarinya mulai berdarah akibat kuatnya patukan dari burung itu

"Tenanglah kawan. Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu".
Giyuu pun berusaha menenangkan. Merasa burung itu tidak nyaman berada dalam sangkar, membuat Ia kemudian membuka pintu sangkar dan membiarkan gagak itu keluar perlahan.

Tanjiro X GiyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang