Part 9

587 71 26
                                    

Singto terbaring di ranjang dengan krist yang berada di atas tubuhnya. Tatapan mata keduanya bertemu, krist mendekatkan wajahnya dan menyambar bibir singto dengan singto yang mengalungkan tangannya di leher krist memperdalam ciuman mereka.

Ciuman keduanya memang tak berhenti sejak tadi, sejak mereka meresmikan hubungan mereka malah sekarang semakin panas, krist sepertinya tak akan mengakhirinya begitu saja.

"Krist..." Desah singto saat bibir krist mencium lehernya.

"Hmm" gumam krist di sela-sela kegiatannya.

"Apa ini tak terlalu cepat" lirih singto sembari mendongakan kepalanya memberi akses agar krist mudah menjelajahi lehernya.

"Aku bahkan sudah lama menginginkan ini" ucap krist sembari membuka bajunya di hadapan singto.

Krist membuka satu persatu kancing baju singto dan melepasnya begitu saja.

"T-tapi... Aarghhh" desah singto saat krist menggigit lehernya. Singto mencengkram erat punggung krist karna merasakan geli.

Krist memberikan banyak tanda kemerahan di leher singto.

"Kamu milik ku mulai hari ini, jangan pernah berpikir untuk lepas dari ku" ucap krist sembari mengusap kiss mark yang di berikan olehnya tadi.

"Aku milik mu, krist" gumam singto dengan wajah sendunya.

Krist tersenyum mendengar itu.

"Di dalam laci ada pengaman dan juga lube" ucap singto.

"Sejak kapan kamu menyiapkan itu?" Tanya krist.

"Sejak aku berniat ingin merebut mu dari istri mu" ucap singto.

"Aku milik mu sekarang" ucap krist sembari mendaratkan bibirnya di dada singto.

Krist menyusu dengan rakus di sana membuat tubuh singto menggelinjang sempurna. Cukup lama krist bermain di tubuh singto, kini dia menghentikan kegiatannya membuat singto membuka matanya karna kehilangan kenikmatan yang di rasanya.

Singto menatap bagian bawah krist, celananya mengembung sempurna seperti ada sesuatu di dalamnya yang berontak ingin segera di keluarkan.

Krist melepas celananya membuat singto dapat melihat dengan jelas bagian bawah krist. Entah apa yang di rasanya sekarang, singto malu melihat itu.

Singto memberanikan diri untuk memegang penis krist yang masih terbungkus celana dalam, ia menatap wajah krist memerah dan krist memejamkan matanya seperti sangat menikmati tangan singto yang memegang miliknya.

Singto membuka celana dalam krist membuat penis besar dan panjang milik krist terbebas dari sarangnya.

"Hisap, sing" pinta krist.

Tanpa ragu singto langsung menghisap penis krist, tangannya memainkan bagian penis yang tak dapat masuk ke dalam mulutnya, mengurut penis krist dengan penuh kelembutan hingga membuat krist mengerang nikmat.

Walau ini kali pertama bagi singto namun dia berusaha memberikan servis yang terbaik untuk krist agar tak mengecewakan krist.

Krist meremas rambut singto dan menggerakan pinggangnya maju mundur menggenjot mulut singto hingga membuat singto tersedak karna ujung penis krist masuk ke dalam tenggorokannya.

"Mulut mu benar-benar nikmat, sayang" ucap krist sembari memainkan bibir singto yang penuh oleh salivanya.

Krist beranjak dari ranjang dan berjalan menuju laci yang di maksud oleh singto mengambil kondom dan lube di sana.

Krist membuka kaki singto lebar kemudian menyambar lubang singto mempersiapkan lubang tersebut tak peduli jika singto belum menyiapkan tubuhnya, nafsu sudah sangat menguasai keduanya sekarang.

Setelah puas memakan lubang singto, kini krist membuka lube dan mengoleskan lube tersebut di lubang singto sehingga membuat singto merasakan dingin pada lubangnya

"Krist.... Aarghh" desah singto saat satu jari krist mulai masuk ke dalam lubang singto.

Singto mengambil kondom dan membukanya kemudian ia memasang kondom tersebut di penis krist.

"Apa kamu siap, sayang?" Tanya krist.

"Ya, aku siap. Miliki aku sepenuhnya krist" ucap singto.

Krist menyimpan dua kaki singto di pundaknya kemudian menuntun miliknya masuk ke dalam lubang sempit singto.

Singto meringis kecil saat benda asing mencoba masuk ke dalam lubangnya. Perlahan namun pasti, krist terus memasukan penisnya dengan hati-hati takut itu akan menyakiti singto nanti.

*Jleb... Penis krist tenggelam sempurna, singto mencengkram punggung krist karna merasa perih, krist tersenyum menatap wajah cantik singto yang memerah, ia mengecup kening singto kemudian mulai menggenjot lubang singto dengan kecepatan konstan.

Ringisan kesakitan mulai berganti menjadi desahan indah, keduanya mulai larut dengan permainan mereka, mencoba berbagai macam posisi.

Ini seks pertama singto dan rasanya benar-benar luar biasa, singto suka saat krist menyetubuhinya, singto suka semua perlakukan krist padanya, dia terlena dengan kelembutan dan kenikmatan yang di berikan oleh krist.

Menit demi menit berlalu, tak terasa sudah hampir 3 jam mereka bermain, namun sepertinya belum ada tanda-tanda krist akan menghentikan permainannya, singto sudah mengeluarkan cairannya beberapa kali tadi begitu juga dengan krist namun sepertinya krist masih kuat menggagahinya. Singto hanya terbaring pasrah membiarkan sang kekasih memakan tubuhnya dengan lahap dan tak meminta krist agar berhenti.










*****

Sinar matahari memasuki celah jendela kamar membangunkan singto dari tidurnya. Ia menatap ke samping, krist masih betah memejamkan matanya.

Singto melihat jam yang ternyata sudah jam 10 pagi, dia tak ke sekolah hari ini dan tak meminta ijin sebelumnya. Singto menatap krist di sampingnya, itu berarti krist juga tak bekerja.

"Krist..." Ucap singto membangunkan krist dari tidurnya.

"Hmm?"

"Kamu tak pulang?" Tanya singto.

"Aku kelelahan semalam, bagaimana aku bisa pulang, sayang" ucap krist sembari memegang tangan singto dan mengecup punggung tangannya.

"Kamu benar-benar rakus dan tak memikirkan tubuh ku" ucap singto.

"Salahkan tubuh mu yang begitu nikmat sehingga membuat aku lupa waktu" ucap krist.

"Rasanya aku kesulitan bergerak sekarang" lirih singto.

"Kamu ingin kemana?" Tanya krist.

"Aku ingin mandi dan membersihkan tubuh ku, rasanya benar-benar lengket sekarang" keluh singto.

"Biar ku gendong" ucap krist sembari beranjak dari tidurnya dan turun dari ranjang.

Krist menggendong tubuh singto membawanya ke kamar mandi.


















Tbc.

Love From The PastWhere stories live. Discover now