11

567 55 3
                                    

.











.










.






























Perhatian di 1 chap ini saya hanya akan menceritakan bagaimana kisah Aksara bisa sehebat itu.

Jadii simak baik-baik ya


















































20 tahun yang lalu

Tepatnya saat usia Aksara menginjak 20 tahun dan dia sudah lulus dari kuliah s2 nya.

Aksara termasuk salah satu jajaran murid tercerdas dengan tingkat kelulusan cepat.

Kala itu Aksara juga lah yang harus menghidupi kedua adik kembar nya yang masih sekolah.

Dia bekerja di sebuah cafe dan juga terkadang dia akan membuat beberapa obat yang cukup ampuh di masa itu.

Beberapa kali Aksara menerima panggilan dari dokter-dokter yang kewalahan menangani pasien sakit parah.

Sampai akhirnya Aksara di angkat menjadi dokter oleh pemilik rumah sakit di sana.

Selain menjadi dokter di sebuah rumah sakit elit, Aksara juga beberapa kali mencoba membuat cairan tertentu.

Dia mempunyai laboratorium tersendiri di rumah nya, jadi tidak heran jika anak sepintar dirinya mempunyai hal itu.

Oh ya Aksara juga tengah menjalin hubungan dengan seorang wanita yang usia nya 2 tahun di atas nya.

Hubungan mereka terjalin sudah hampir 3 tahun ini dan keduanya sepakat akan menikah dalam waktu dekat.

Saat ini Aksara tengah di sibukkan oleh banyak nya pasien yang membutuhkan pertolongan nya.

Dia di temani oleh beberapa suster yang siap sedia di samping nya dengan alat-alat dan catatan perkembangan pasien.

"Dok bagaimana kondisi pasien?" Tanya salah satu suster bagian mencatat hasil dari operasi yang di lakukan oleh Aksara.

"Pasien sempat mengalami henti jantung dan juga kejang-kejang pada tubuh nya tapi semua itu sudah di atasi, ada kemungkinan saat siuman nanti pasien akan merasakan nyeri pada dada sebelah kiri nya dan terdapat benturan yang cukup dalam di kepala bagian belakang nya hal ini bisa memicu hilang nya sebagian ingatan dari pasien" jelas Aksara mengamati tubuh pasien yang pingsan akibat bius.

"Apa ada efek samping lain nya dok?" Tanya nya lagi sambil mencatat penjelasan Aksara.

"Untuk itu kita perlu memantaunya di saat dia siuman nanti karena efeknya akan timbul saat dia siuman" jawab Aksara menyeka keringat di kening nya.

"Baik dok kalau begitu saya izin keluar untuk menyampaikan data-data mengenai pasien"

Aksara mengangguk sebagai balasan nya, dia pun keluar dari ruangan dan bertemu dengan keluarga pasien.

"Bagaimana kondisi anak saya dok?" Tanya ayah dari pasien.

"Sebelum itu saya ingin bertanya apakah pasien pernah memakan atau meminum sesuatu yang mencurigakan?" Tanya balik Aksara.

Dia merasa ada kecurigaan yang tidak bisa dia sebutkan pada suster tadi, makanya dia tanyakan pada keluarga pasien saja.

"Kami tidak tau jelasnya dok tetapi kami menemukan ini di kamar nya" Ibu dari pasien mengeluarkan plastik bening yang berisi obat.

Huh? i Become a Papa? S2 (End) ✅Where stories live. Discover now