iv. samudra hanendra

239 30 11
                                    

setelah gerbang pintu terbuka, langkah samudra mulai melambat ketika masuk ke area rumahnya. disana, samudra bisa melihat sosok gantari sedang meyirami bunga milik sang mendiang suami.

dari posisinya kini, samudra bisa melihat dengan jelas pancaran hampa sang papa akibat ditinggal oleh belahan jiwa. sudah 2 tahun, samudra masih berusaha untuk bisa ikhlas, begitu juga dengan sang papa.

kehilangan orang yang paling dicintai itu amat dahsyat rasanya. samudra tidak tau seberapa dalam rasa sakit yang dialami sang papa, tapi yang pasti rasa sakit tersebut tidak akan pernah hilang.

rasa sakit itu akan selalu samudra ingat, sampai kapan pun.

“kak? kenapa diem disitu? kok gak langsung masuk?”

suara gantari menyita lamunan samudra, pemuda itu lantas tersenyum manis tanpa membalas ucapan sang papa. langkahnya kini mendekat ke arah gantari yang masih menyiram beberapa bunga.

“papa lagi free?” samudra menyalimi gantari, mengecup telapak tangan yang lebih tua.

gantari mengangguk, mengusak bagian belakang kepala sang anak semata wayang. “perasaan tadi berangkat bawa mobil, kok pas pulang mobilnya ga ada kak? mobilnya hilang?”

alis samudra merengut, “mobilnya ditabrak sama orang.”

“tanggung jawab gak orangnya kak?”

samudra mengangguk, “aku yang paksa.”

“astaga kak..”

“di tabrak sama juno itu loh pah?! masa aku gak paksa dia minta tanggung jawab?”

gantari sempat terkesiap mendengar nama juno yang keluar dari bilah bibir sang anak, “lain kali yang sopan ya kak. kita gak tau kedepannya bakal gimana.”

mendengar penuturan dari sang papa membuat samudra terdiam seribu bahasa. kita gak tau kedepannya bakal gimana, ah benar juga. samudra lupa akan satu hal ini.

────

samudra kini sudah berada di dalam kamar untuk bersih-bersih. ia meraih tas kuliahnya, berniat untuk mengeluarkan barang bawaannya dan menaruhnya kembali di rak buku.

samudra merupakan pemuda yang rapi. ia tidak suka apabila ada barang yang di taruh tidak sesuai dengan tempatnya.

ketika sedang asyik mengeluarkan buku-buku, secarik kertas ikut keluar dari sana. alis samudra mengerut, ia tidak ingat membawa sampah kertas ke dalam tasnya itu.

0858226XXX
( nomor baru gue )

pemuda kelahiran desember itu mendengus tatkala tau pelaku yang menaruh secarik kertas ini di tasnya. tulisan tangan itu tidak mungkin samudra lupakan begitu saja.

mau apa lagi sekarang? dulu dia berhasil buat papa di depak dari pemilik yayasan, kenapa dia gampang banget kasih nomornya? pikir samudra terheran.

kehilangan sosok ayah, dan kehilangan pekerjaan utama sang papa merupakan kejadian paling buruk yang pernah terjadi dalam kehidupan seorang samudra.

dan itu semua karena juno.

samudra tidak tau omongan apa yang sampai ke mulut sang pembina yayasan sehingga mereka semua setuju untuk mengeluarkan sang papa dari jabatan yang sudah ia jalani sejak dulu.

dengan perasaan gondok, samudra memasukkan nomor milik juno ke dalam ponselnya. setelah itu ia mengetik beberapa bubble chat, tidak perlu menunggu lama pesannya dibalas oleh juno.

samudra tersenyum miring, setelah membalas pesan terakhir, ia lantas memblokir nomor milik juno dan menghapusnya. cukup sekali ini saja, samudra dihadapkan dengan juno setelah 2 tahun.

samudra tidak ingin ada pertemuan lagi dengan manusia seperti juno.








tbc.






a.n dikit yaaah?? huhu next chapter aku usahain 500 word atau lebih ya, semoga nanti ga bablas atau bikin kalian bosen ya.

see you next chapter !

everything has changed ★ hwanbbyWhere stories live. Discover now