Chapter 5 : Naik Tahta dan Perpindahan negara

95 17 1
                                    

---------------------------------------------------------------------
Earthland Kingdom, waktu: tidak diketahui

Pelaksanaan penobatan seorang raja adalah salah satu momen paling bersejarah dan sakral dalam kehidupan suatu kerajaan.

Semua persiapan telah dilakukan dengan cermat dan detail, untuk memastikan bahwa upacara tersebut mencerminkan keagungan, kekuatan, dan tradisi yang telah mengakar dalam kerajaan selama berabad-abad.

Pada pagi yang cerah dan ceria, seluruh istana dan kawasan sekitarnya dihiasi dengan kain-kain berwarna megah, bunga-bunga yang indah, dan hiasan-hiasan berkilauan.

"Jadi inikah waktunya? Sudah saatnya aku naik tahta dan memiliki tanggung jawab yang lebih besar? Tapi aku masih kurang yakin." (Pangeran Adhitama)

"Apa yang kau khawatirkan anakku tersayang" (Ratu Elara)

"Ibu, apakah aku siap untuk mengemban tanggung jawab sebagai pewaris takhta? Terkadang, aku merasa cemas tentang apakah aku mampu menjalani semua ini." (Pangeran Adhitama)

"Anakku, percayalah bahwa semua perasaan ini normal. Pergantian kekuasaan adalah momen yang penuh tantangan dan perubahan, tetapi saya tahu kamu memiliki kemampuan dan kepribadian yang diperlukan." (Ratu Elara)

Adhitama merasa senang sekaligus bahagia bahwa diri nya sekarang akan segera menjadi raja dan bisa memiliki kekuasaan yang besar. Namun dirinya masih bimbang, lalu ayahnya yang merupakan raja sebelumnya mengerti keadaan anaknya karena dahulu dia juga pernah seperti ini saat naik tahta puluhan tahun yang lalu, ayahnya pun datang dan menghampirinya.

"Adhitama, putraku. Hari ini adalah hari yang bersejarah, hari di mana tanggung jawab besar sebagai seorang raja negara besar akan segera menjadi milikmu." (Ayahnya)

"Ayah, aku merasa campur aduk antara kegembiraan dan beban yang besar. Saya tahu bahwa memimpin adalah tugas yang berat, tetapi saya juga merasa terhormat bisa melanjutkan perjalanan yang sudah ayah mulai." ( Adhitama)

"Kamu telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang bijaksana dan berdedikasi, Adhitama. Aku percaya bahwa kamu memiliki kualitas yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang hebat bagi rakyat kita." (Ayahnya)

"Terimakasih, ayah. Saya sangat menghargai dukungan dan panduanmu selama ini. Tetapi, saya merasa sedikit khawatir tentang tantangan-tantangan yang akan saya hadapi. Bagaimana ayah menghadapinya selama pemerintahannya?" ( Adhitama)

"Setiap kepemimpinan memiliki ujian dan cobaan yang berbeda, Anakku. Namun, yang paling penting adalah memegang teguh nilai-nilai keadilan, kebijaksanaan, dan empati. Jangan pernah ragu untuk mendengarkan pendapat yang beragam, dan selalu pertimbangkan dampak keputusanmu terhadap rakyat kita." (Ayahnya)

"Saya akan menjaga kata-katamu itu dalam hati, ayah. Selama ini, saya sering berbicara dengan rakyat kita, mendengarkan harapan dan kekhawatiran mereka. Saya ingin menjadi pemimpin yang dekat dengan mereka, seperti yang telah kamu tunjukkan kepada saya." (Adhitama)

"Itu adalah langkah yang tepat, Anakku. Seorang pemimpin harus merasakan denyut nadi rakyatnya. Selain itu, selalu ingatlah bahwa kesalahan adalah bagian dari belajar. Jika kamu pernah menghadapi kesulitan atau membuat kesalahan, jangan takut untuk mengakui dan belajar darinya." (Ayahnya)

"Saya akan melakukannya, ayah. Dan saya berjanji akan bekerja keras untuk meneruskan warisan yang ayah bangun dengan penuh dedikasi." (Adhitama)

" Aku sangat bangga melihatmu tumbuh menjadi pria yang tangguh dan berwawasan. Semua ini adalah hasil usaha dan tekadmu sendiri. Ingatlah, putraku, bahwa kamu bukan hanya mewarisi takhta, tetapi juga tanggung jawab untuk melayani rakyat kita dengan penuh integritas." (Ayahnya)

Summoning Earthland Kingdom. [BATAL]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz