7. Rumor

8 3 2
                                    

Seketika suasana disekeliling mereka terasa sunyi, tidak ada yg berani berbicara lebih dulu. Selama Azely bercerita, Laura tidak pernah melepaskan genggaman tangannya dari tangan Azely.

Dean yg tadi bertanya alasan kenapa Azely seperti seorang lelaki, tidak bisa berkata apa-apa setelah mendengar ceritanya Azely.

Nel dan Neo yg syok dan terkejut saat mengetahui hal itu. Mereka mengira Azely adalah orang yg kuat dan terlalu bebas karena perhatian lebih orang tua nya yg membiarkan dia semena-mena dalam berpenampilan. Tetapi mendengar cerita itu, mereka tidak lagi berani berpikir apa-apa tentang Azely.

"Don't judge book by is cover"

"Jangan pernah melihat seseorang hanya dari penampilannya saja"

Mungkin itu adalah kata-kata yg paling cocok untuk menggambarkan seorang Azely Vindi Mahendra.

"Maaf, gua udah nanya yg engga-engga." Kali ini Dean terlihat sangat menyesali perkataanya.

"Sorry udah kayak gitu sama kamu." Neo juga meminta maaf dgn tulus.

"Maaf udah salah paham." Nel juga terlihat menyesali dirinya beberapa waktu lalu.

Azely yg melihat ketulusan mereka dalam meminta maaf, sedikit mengerti kenapa sepupunya ingin dia berkenalan dgn mereka. Karena mereka juga sama, mereka punya cerita nya masing-masing.

Azely sangat tau niat sepupunya satu itu saat mendengar dia mencoba memperkenalkan teman sekaligus sahabatnya.

"Gua juga pernah pke hijab buat nutupin aurat sama ngejaga diri, tapi itu sia-sia, yg namanya setan berkedok manusia itu banyak, dan mereka ga akan mungkin bisa berubah dalam semalam." Justru perlakuan yg diterima Azely lebih buruk saat dia mencoba untuk berubah, disaat hanya mendiang ibunya saja yg mendukungnya. Mungkin karena memang takdir, kebetulan ada polisi yg sedang berpatroli disana. Sehingga hal buruk tidak terjadi lebih jauh. *Azely ini masih bersegel yaa, belum dibuka, jan sampe kalean salah paham.

"Jika bisa memilih, para korban juga tidak ingin mengalami hal-hal buruk seperti itu"

"Kenapa hanya korban saja yg disalahkan? Kami berpakaian menutupi aurat bukan untuk mencari perhatian kalian"

Dirinya memberitau yg lain tentang perkataan nya.

"Yah lagipula kita dilahirin kedunia ini tanpa bisa milih dikeluarga mana kita bakal dilahirin." Ucap Neo yg sedikit mengerti tentang perasaan Azely.

Semuanya setuju dgn kata-kata Neo. Azely dan Laura saling melihat satu sama lain, dan Laura tersenyum kearah Azely mengatakan bahwa dia tidak sendirian didunia ini masih banyak orang yg akan peduli dgn nya.

"Sebenarnya gua juga bisa sih manjangin rambut lagi." Ucapnya dgn senyum yg agak sedih. Laura jga belum melepaskan genggaman tangan nya dri tangan Azely.

"Cuma itu wasiat terakhir almarhum ibu gua." Ucapnya yg hampir menangis.

Dean, Neo dan Nel jga ikut sedih saat melihat dan mendengarkan kata-kata Azely, mereka tau sakit yg ditimbulkan dri pengaruh keluarga yg buruk kepada anak-anak. Laura juga ikut murung saat melihat sepupunya yg sudah menemani dirinya dari kecil, mungkin karena dia tau sesakit apa Azely saat memaksakan untuk bercerita.

"Dan sebisa mungkin gua pengen ngenjaga wasiatnya, sampai baj*ngan yg ngebuat hidup gue dan almarhum ibu gue kayak gini ketangkep dan dia dapet hukuman yg setimpal." Kali ini dia berbicara dgn menahan emosi, terlihat jelas bahwa dia sedang marah dri ekspresi wajahnya.

"Apa? Bapakmu masih hidup? Kok bisa." Tanya Dean, Nel dan Neo secara bersamaan.

"Haaa." Hela nafas Azely sambil mengacak-acak rambutnya, yg membuat kadar ketampanannya meningkat📈.

"Itu juga yg gue heranin, bisa-bisanya bajingan kayak dia masih belum ketangkep sampai sekarang, kejahatan yg dilakuinnya itu bukan cma KDRT, tapi jga penjualan anak dibawah umur, perjudian, pelecehan, dan masih banyak lagi." Kali ini Laura sudah tidak memegang tangan Azely saat mendengar dia mencurahkan semua amarah dan kekesalannya menjadi satu.

"Gila gila, kok bisa masih hidup." Tanya Neo benar-benar penasaran.

"Kayaknya ada yg bantuin dia kabur sebelum polisi dateng kesana lebih dulu." Kali ini dia sudah lebih tenang.

Berusaha mengalihkan topik, Dean kembali memulai berbicara lebih dulu, cma kali ini lebih difilter mulutnya.

"Tapi kenapa rumor-rumor tentang lo kayak gitu semua Eli?" Sepertinya Dean lebih nyaman kalau memperlakukannya sebagai seorang perempuan.

"Rumor apa?" Sang empunya sendiri malah tidak tau kalau ada banyak rumor yg beredar tentangnya.

"Banyak yg bilang klo lu tu sering godain setiap cewek yg lu liat! Bener atau engga sih?" Nel jga kali ini berusaha untuk tidak berpikir macam-macam.

"Apaan, orang guanya aja ga pernah deket-deket sama cewek." Ucap Azely bombastic side eye.

"Lah." Ucap Dean dan Nel.

Lalu Neona yg entah dari mana, dirinya bisa mendapatkan jajan dan membagi-bagi ke yang lain. Karena memang waktu jam istirahat yg kedua lumayan lama.

Laura hanya bisa tertawa kecil saat melihat sepupunya kebingungan, alhasil dialah yg memberitahukan kenapa rumor tentang Azely bisa seperti itu.

"Azel itu tipe orang yg ga enakan ngeliat orang lain kesusahan, dan kebetulan setiap dia ketemu sama cewek, pasti ada aja yg lagi kesusahan atau kebingungan." Ujar Laura dan yg lain hanya mendengarkan sambil memakan jajan yg dibawa Neo.

"Sebenernya bukan cma cwek aja sih, cwok jga iya cma kurang. Alhasil dia ngebantu orang-orang yg dia temuin pas lagi bingun atau kesusahan. Nah cewek-cewek yg dibantu sama Azely ini, mereka salting sendiri dan ngira kalau Azely bantuin mereka karena ada maksud tertentu yg lebih ke hubungan percintaan." Ujar Laura benar-benar untuk tidak mencoba tertawa saat melihat reaksi sepupu dan teman-temannya.

"Yoh kok iso." Azely sendiri baru tau kalau niat baiknya menolong orang malah bisa disalah pahamkan se ekstrem ini. Orang dia sendiri masih suka cowok bukan cewek tuh.

The Freedom you Get From SchoolWhere stories live. Discover now