17. The Black Untold, Ariana

173 30 5
                                    

Ayo pemanasan dulu gais

Gongryong ABC
(😗/
   ))
  ((
Gongryong ABC
\😙/
    ))
   ((
Gongryonggwa hamkke norae haeyo ~
😘/
<))
((

Ini sebagai ganti karena aku kelamaan update wkwk. Selamat menikmati double chapter maniez😘

Oke, ayo bismillah dulu.

****

"Mereka marah karena Papi terlalu ngelindungin anaknya." Nolan membuka kaleng berisi kopi hitam itu sebelum melanjutkan ceritanya.

Sengaja membiarkan dirinya terjaga selama mungkin tanpa alasan yang jelas.

Di keadaan sekarang ini, tidur terasa seperti sebuah dosa bahkan penyiksaan bagi dua remaja yang baru menyaksikan keadaan menyedihkan temannya sendiri. "Tapi hari itu, Papi berniat kabur tanpa persiapan apa-apa..."

That day before....

Seorang gadis berpenampilan rapi terlihat duduk tenang di atas meja makan rumahnya. Bersama dengan seorang wanita paruh baya yang memotong-motong buah di sampingnya dengan gerak cekatan, gadis itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan.

"Non, jadi jalan-jalan?" tanya wanita itu setelah menyelesaikan kupasan kulit buah apel itu, kemudian bergerak memotong-motong bua berbentuk bulat tidak sempurna itu menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

Gadis itu—Ariana, mengangguk kecil dengan senyum simpul.

Cukup senang karena orangtuanya yang selama ini cenderung sibuk dengan segala pekerjaannya tiba-tiba mengajak anak itu pergi jalan-jalan.

Sebuah liburan keluarga.

"Mau ke mana, Non?"

"Nggak tau, Mbak. Aku nggak di kasih tau."

"Kejutan apa ya, Non?"

Ari harap begitu, jadi ia hanya tersenyum lebih lebar daripada sebelumnya. "Mbak, akhir-akhir ini Papi sama Mami kenapa sering berantem ya?"

"Mbak juga ndhak tau, Non. Mungkin emang ada salah paham sedikit? Namanya hubungan lama, pasti ada saja cobaannya. Yang penting sekarang sudah nggak pa-pa lagi, toh? Buktinya Non Yana diajak jalan-jalan."

Benar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Orangtuanya selalu punya cara sendiri untuk memperbaiki hubungannya.

"Ariana, udah siap?"

Ari menoleh ke arah Papi yang telah berpakaian rapi dengan setelan kasual. Sebuah kaus berlengan panjang yang dipadukan dengan celana bahan yang biasa papinya gunakan untuk ke kantor.

Mami turut keluar dengan tas lumayan besar berbahan kulit kesukaannya.

Wanita itu menghampiri Ari lalu memakaikan bocah itu jaket kulit cokelat keluaran butiknya sendiri. "Mi, aku udah besar ngapain pakein segala sih?"

Mami tertawa singkat lalu merapikan rambut Ari yang dibiarkan terurai alih-alih dikuncir kuda seperti biasa.

"Mbak, titip rumah sebentar, ya?" ucap Papi sebelum berjalan keluar lebih dulu untuk mengeluarkan mobilnya.

"Mi, nanti kita mau ke mana? Emang Papi sama Mami nggak ada kerjaan?"

Mami menggandeng tangan gadis yang tingginya mulai menyamai dirinya itu. Ah, waktu berjalan cepat sekali rupanya. Gadisnya hampir dewasa.

The Shades [Selesai]Where stories live. Discover now