Bab 2

26 4 0
                                    


┏━━━━•❅•°•❈ - •°•❅•━━━━┓
Pekerjaan
┗━━━━•❅•°•❈ - •°•❅•━━━━┛


   Aku berjalan ke sebuah pondok kecil yang pintu nya terbuka, mengangkat sekarung pupuk di pundak kanan ku dan mengangkat karung lainnya di bawah ketiak ku lalu berjalan keluar dan membawa kedua karung itu ke pak Dones.

   "Pak,apa segini cukup?"
Tanyaku sambil menunjukan kedua karung pupuk yang ku bawa.
"Ahaha,kau rajin ya Rei,tapi aku hanya perlu 1 karung,berikan karung lainnya pada Newt,dia ada di dekat rumah kaca,"
Suruh Dones,aku menurunkan satu karung pupuk yang ku bawa di bawah ketiak ku lalu berbalik arah dan berjalan ke arah rumah kaca.

   "Aku duluan ya pak!"
Pamit ku sambil melambaikan tanganku lalu berjalan cepat ke arah rumah kaca.

   "Heii! Siapa perlu pupuk?"
Aku melambaikan tangan ku yang kosong dan melihat Lucius yang sedang duduk di kursi taman sambil membaca buku dan Newt yang tampak komat-kamit sambil menyekop tanah lalu menaburkan bibit.
"Heii,siapa perlu pupuk?"
Tanya ku sekali lagi sambil mendekati mereka,Newt menengok dan Lucius mengalihkan pandangannya dari buku nya.

   "Ya ampun,kalian rajin ya,apa sudah mendekati masa ulangan?"
Tanya ku sambil menurunkan karung dari pundak ku.
"Ugh,perlu bantuan?"
Aku menaruh karung dengan hati-hati sambil berjongkok dan menatap mereka.
"Anda lulusan akademi apa?"
Tanya Lucius yang terdengar agak tidak sopan walau ia memakai bahasa formal.

   "Universitas Cambridge di inggris,aku salah satu lulusan terbaik di sana,"
Jawab ku dengan agak bangga.

   "Inggris? Itu dimana?"
Tanya Newt sambil menggaruk bagian belakang kepalanya.

   "Yang pasti jaraknya sangat jauh dari kampung halaman ku,perlu melewati beberapa negara untuk sampai kesana,"
Jawab ku,kalau disini ada peta mungkin akan membantu tapi kalau peta nya berbeda sama peta yang ku tau malah jadi gak berguna.

   "Heh? Kau  lulusan luar negeri?!"
Saut Newt dengan kaget,sementara Lucius tampak bingung mau mengatakan apa.
Aku mengangguk mengiyakannya.
"Tapi kalau begitu kenapa kau jadi tukang kebun? Kau bisa menjadi pengajar atau pustakawan dengan riwayat pendidikan mu,"
Tanya Lucius dengan keheranan.
Itu mungkin ide yang bagus,tapi pengetahuan ku soal bahasa disini itu nol.
Sebentar,Lucius memegang buku kan?
"Lucius,pinjamkan buku mu,"
Pintaku sambil mengulurkan tangan ku meminta buku itu,Lucius memberikan buku itu dengan keadaan terbuka,aku menatap buku itu.
Jujurly aku mau loncat-loncat dan nge-reog kegirangan karna huruf nya sama kayak yang ku pelajari dari kecil.
"Lucius,apa itu pengertian inti sihir?"
Tanya ku tiba-tiba sambil membolak-balik halaman.
"Pengertian inti sihir adalah..."
Ia mengetuk-ngetuk dahinya mencoba mengingat jawaban.

   "Adalah inti dari mana sihir yang biasanya terletak di jantung hewan magis,inti sihir bisa dibuat oleh seorang penyihir tetapi memerlukan hampir seperempat mana yang dimiliki penyihir tersebut karna itu inti sihir sangat langka juga mahal,"
Jawab nya panjang lebar sambil menatap ku.
"Ben..nar,kalau begitu coba jelaskan dengan bahasa mu sendiri,"
Suruh ku lagi sambil menutup buku.
Lucius diam kebingungan.
"Coba kau jelaskan ulang tetapi dengan bahasa yang lebih sederhana,"
Suruh ku lagi setelah menyederhanakan perintah.

   Lucius masih terdiam,kini sambil memegang dagu nya.
"Biar ku berikan tips,kalau kalian tidak yakin sudah memahami materi yang kalian pelajari,coba jelaskan ulang materi tersebut dengan bahasa yang sederhana sampai seorang pemula bisa mengerti,"
Ucap ku sambil berdiri dan mengulurkan buku kembali ke Lucius.
"Aku masih harus menyapu bagian depan,kalau perlu tips belajar jangan ragu untuk bertanya padaku,"
Pamit ku sambil berbalik dan melambaikan tanganku.

Just Another Typical Transmigration StoryWhere stories live. Discover now