JEBUL

3.1K 338 29
                                    


Di sebuah asrama AAL, seorang pemuda terlihat duduk bersandar di kusen jendela. Matanya menerawang ke langit malam yang gelap. Ia menjadi lebih banyak diam sekarang. Seolah semangat nya telah menghilang.

Pemuda itu adalah Andriyo Jamiat, pacar Padma Lintang yang diputuskan secara sepihak oleh gadis itu. Sakit hati dan kecewa sudah pasti. Apalagi ia tidak tahu alasan apa sehingga gadis itu mengakhiri hubungan nya secara tiba-tiba. Apa mungkin gadis itu telah memiliki pengganti dirinya?
Apakah karena ada orang lain yang sudah menggeser posisinya?

Orangtuanya pun sudah kelewat sakit hati dan malu. Mereka selalu saja menghujat jika Andriyo mulai membahas tentang Padma Lintang. Mereka menyuruh Andriyo untuk melupakan gadis itu dan mencari pengganti nya. Namun entah mengapa hingga saat ini, ia masih tak bisa melupakan nya. Perasaan cinta dan kasih sayang untuk gadis itu masih lah utuh. Kata orang, cinta tidak harus memiliki. Tapi ia pernah memiliki. Tapi miliknya kini telah pergi. Dan sakitnya tak terperi.

Ia sering menghubungi Padma Lintang, ingin tahu alasan apa yang membuat nya berubah, namun gadis itu tak pernah memberikan balasan.
Kini ia hanya bisa meminta tolong pada Narwastu. Hanya lewat perempuan itu ia bisa mendapatkan kabar soal Padma Lintang setiap harinya. Dan tetap saja gadis itu tak merespon setiap kali kakaknya membicarakan tentang pemuda itu.

Sejauh apapun gadis itu tersesat, ia tak lelah untuk menanti nya pulang. Bagaimana bisa ia menghapus cinta yang sudah ia bina selama bertahun-tahun? Bagaimana bisa ia melupakan semua kenangan itu begitu saja?

*****

Ramayana berdiri di balkon. Matanya menatap tajam ke depan. Dadanya masih terasa sesak mengingat kejadian yang ia lihat tadi. Tangannya yang mengepal memukul pagar besi. Marah? Tentu saja.

(FLASHBACK ON)

Ramayana mengikuti adik bungsunya yang pergi bersama Mahika Maya. Rupa rupanya mereka pergi ke pasar malam. Ia terus mengikuti keduanya secara diam-diam karena penasaran dengan gerak gerik mereka yang semakin tidak wajar.

Laki-laki itu memakai masker hitam nya agar lebih aman. Dan sebisa mungkin untuk dapat menguping pembicaraan mereka.

"Kakak mau coba ini?" Seru Lintang saat melihat wahana menembak balon. Tangan kedua nya sejak tadi terus terpaut dan itu jelas membuat Ramayana mengernyit heran.

"Itu untuk anak kecil sayang. Aku tidak mau" jawab perempuan itu.

Ramayana yang berdiri tak jauh dari mereka seketika menoleh saat mendengar kata "sayang" yang keluar dari mulut Mahika Maya. Sayang yang seperti apa maksudnya?

"Pasar malam itu bukan hanya untuk anak kecil. Siapapun bisa bersenang-senang disini. Ayo kita coba" seru Padma Lintang.

"Aku tidak bisa menembak" perempuan itu menolak.

"Biar aku bantu. Kakak tenang saja" ucap Padma Lintang yang kemudian membayar 20 ribu untuk sepuluh peluru.

Mahika Maya telah memegang senapan mainan itu. Ia sedikit kaget saat menyadari jika kekasihnya telah berdiri dibelakangnya. Kedua tangan gadis itu memegang tangan Mahika Maya dengan sejajar, sehingga perempuan itu seperti sedang dipeluk dari belakang.

Mahika Maya menoleh pada wajah samping Padma Lintang yang hampir tiada berjarak. Berada sangat dekat seperti ini selalu saja membuat nya berdebar dan merona. Ia tersenyum saat gadisnya menatapnya.

"Aku mencintaimu" perempuan itu berbisik. Padma Lintang tersenyum mendengarnya. "Aku juga mencintaimu" balasnya.

Keduanya memainkan wahana itu dengan saling bercanda. Meski tempat ini sangat ramai, namun tidak menggangu mereka. Di kencan malam Minggu ini, dunia seolah milik berdua saja.

Ramayana terus mengikuti langkah mereka. Banyak hal-hal janggal yang ia lihat. Ia tak mau berprasangka buruk, tapi nyatanya kecurigaan nya semakin terlihat jelas. Ada sesuatu diantara adiknya dan perempuan yang disukainya.

*****

Waktu telah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Padma Lintang mengantar Mahika Maya pulang. Ia pun rencananya ingin menginap.

Keduanya masih berada diluar rumah Mahika Maya.
Padma Lintang duduk di motornya sementara Mahika Maya memilih bediri dihadapan nya. Perempuan dewasa itu menangkup wajah kekasihnya serta sesekali merapikan rambut Padma Lintang yang sedikit berantakan. Mereka sama sama melempar senyum.

"Aku senang sekali bisa menghabiskan malam Minggu ku dengan kakak. Sudah lama sekali aku tidak pergi ke pasar malam. Apalagi aku pergi dengan perempuan paling cantik di dunia ini" ucap Padma Lintang. Tangannya melingkar ditubuh Mahika Maya.

"Aku juga sangat senang. Akhirnya ada yang mengapeliku untuk malam Minggu an hahaha kekasihku yang manis ini sangat romantis meski hanya dengan hal hal sederhana. Kamu bikin aku merasa jadi anak remaja lagi" Mahika Maya terkekeh.

Kedua tangan Mahika telah melingkari leher kekasihnya. Mereka terlihat semakin intim dalam keremangan cahaya dihalaman rumah. Jalanan juga sangat lengang. Jadi tak perlu takut akan ada orang yang lihat kemesraan mereka.

"Duduk sini kak" ucap Padma Lintang sembari menepuk jok depan karena ia sudah lebih mundur.
Perempuan itu pun menurut.

Mahika Maya pun duduk miring di jok bagian depan. Sementara Padma Lintang yang duduk dibelakang nya kini telah memeluknya erat. Ia menenggelamkan wajahnya di tengkuk perempuan itu.
Mahika Maya memejamkan mata nya menikmati cumbuan cumbuan kekasihnya pada tengkuk nya. Tangannya mengusap usap tangan Padma Lintang yang melingkar di perutnya. Sentuhan sentuhan dari kekasihnya selalu membuat darahnya berdesir.

"Sayang...." Suara Mahika Maya sedikit tertahan karena dibuat bergidik oleh kecupan kecupan Padma Lintang di sepanjang tengkuk dan pundaknya. Sebab gadis itu menyibakkan rambut dan kerah baju Mahika Maya agar bibirnya lebih mudah mengakses kulit lembut itu.

"Aku mencintaimu..." Perempuan itu berucap dengan nafas tersengal. Kini bukan hanya bibir gadis itu yang beraksi. Kedua tangan Padma Lintang pun ikut bekerja dibagian tubuh depannya.

Perempuan itu merasa tak berdaya. Ia terus dicumbui oleh kekasihnya diatas motor, di ruang terbuka. Gadis ini semakin beringas, ia sendiri sebenarnya juga sudah tidak bisa menahan keinginan nya untuk meleburkan kembali tubuhnya dengan tubuh kekasihnya. Namun ia masih cukup sadar jika mereka masih diluar. Bagaimana kalau sampai ada orang yang memergoki perbuatan mereka?

"Sayangku.... Jangan disini.." ucapnya tersengal. Tangan Padma Lintang sangat cermat menyentuh setiap bagian tubuh nya.

"Ingin bergerilya diatas ranjang?" Tanya Padma Lintang berbisik ditelinga nya.  Mahika Maya mengangguk.

"Mari kita lewati malam ini dengan penuh cinta" ucap Padma Lintang.

Keduanya turun dari motor dan berciuman sepersekian detik. Keduanya benar-benar tak sabar lagi.

"Sabar sayang... Motor kamu taruh belakang dulu" ucap Mahika Maya. Ia menahan tangannya yang ditarik kekasihnya.

"Biar saja disini" Padma Lintang menolak.

"Ta-tapi... "

Gadis itu tidak menghiraukan ucapannya. Mahika Maya pun pasrah. Ya sudah, biarkan saja motor itu didepan sana. Semoga besok pagi tidak menghilang.
Ia pun juga ingin segera membaringkan tubuhnya di ranjang. Agar gadis itu dapat leluasa menjamahnya. Malam ini mereka ingin berpetualang.




Seseorang yang sejak tadi melihat perbuatan Mahika Maya dan Padma Lintang lewat persembunyian nya, benar benar murka. Rahangnya mengeras. Tangannya mengepal erat. Matanya bahkan terlihat berkaca-kaca saking marahnya.

"Ternyata aku bersaing dengan adikku sendiri"

(FLASHBACK OFF)

Bersambung

Typo? Ya gtu deh

"PELET" Mahika Maya (GxG)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin