TABIR SUDAH TERGANTUNG, TIKAR SUDAH TERBENTANG

3.3K 372 79
                                    

Ayam jago milik salah satu warga terdengar berkokok di ujung dusun. Lalu satu per satu unggas unggas saling bersahutan, pertanda pagi hari akan segera tiba.

Keluarga Abhinawa sudah terjaga sejak dini hari. Para kerabat juga sudah berada dirumahnya untuk membantu persiapan yang diperlukan.

Hari ini adalah Sepasaran (5 hari setelah pernikahan). Para keluarga dan kerabat akan pergi ke Salatiga untuk prosesi ini.
Maka tak heran jika keluarga mempersiapkan banyak oleh-oleh dan sejenisnya ke keluarga besan.

Sementara Narwastu dan suaminya sudah lebih dulu ke Salatiga. Mereka berangkat kemarin.
Jadi hari ini para keluarga disini akan menyusul untuk melangsungkan prosesi Sepasaran disana.

"Lintang! Ndang tangi to lah! Engko selak kawanen le mangkat!"
(Cepatlah bangun! Nanti keburu kesiangan berangkat nya!)

Bu Abhinawa menggedor gedor pintu kamar Padma Lintang karena anak itu belum juga bangun. Padahal para kerabat sudah sampai dirumah.

Belum ada respon apapun dari dalam. Seperti nya gadis itu belum mendengar teriakan ibunya.

"Ya Allah Gusti bocah iki"
(Ya Allah Gusti anak ini).

Bu Abhinawa ngedumel. Ia kembali menggedor pintu anak bungsu nya.

"Lintang, arep tangi po ra? Malah tak grujug banyu sisan!"
(Mau bangun tidak? Aku siram air saja sekalian!)

Diatas kasur nya Padma Lintang tampak menggeliat. Matanya mengerjap untuk menyesuaikan dengan keadaan sekitar.
Ia mendengar suara teriakan dan gedoran dari ibunya yang menyuruh nya segera bangun.

Dengan perlahan karena nyawa yang belum terkumpul, ia pun bangkit dan membukakan pintu.

Cklek!

Pintu kamar itu terbuka. Menghadapkan Padma Lintang pada ibunya yang methengkelek (berkacak pinggang).

"Kae Pak Lik, Bu Lik mu, siwo siwo mu wes do teko. Kae wes kebak neng ngarep. Malah sing duwe omah hurung menyat seko petarangan"

(Itu Paman, Bibi mu, Pakdhe Budhe mu sudah pada datang. Tuh sudah penuh di depan. Yang punya rumah malah belum keluar dari sarangnya)

Bu Abhinawa terus saja ndremimil (ngedumel).

Anak bungsunya itu masih saja mengantuk. Mata nya sesekali menutup walaupun ia tetap mendengar kan kata-kata ibunya. Ia sering menguap dan mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Masih jam setengah lima loh Bu. Diluar saja masih gelap" protes nya.

"Kita kan mau ke rumah Mbakyumu di Salatiga. Kita harus berangkat pagi-pagi, jangan sampai kesiangan.
Sekarang kamu mandi sana" ucap Bu Abhinawa lalu langsung pergi begitu saja dari hadapan anak bungsunya.

Setelah kepergian ibunya, Padma Lintang kembali menutup pintu dan berbaring lagi di ranjangnya. Ia memejamkan mata nya lagi berusaha untuk tidur barang beberapa menit.
Tapi entah bagaimana caranya bayangan Mahika Maya yang sedang membangunkannya dari tidur tiba-tiba muncul.

Gadis itu seketika bangkit dari tidur nya. Kantuk nya menguap entah kemana.
Lagi-lagi perempuan janda ledhek itu hadir dalam benaknya.
Lebih tepatnya, kenangan kenangan tentang apa yang pernah ia dan perempuan itu lakukan dulu. Masih sering muncul dan membuat nya frustasi.

"PELET" Mahika Maya (GxG)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant