03

98 17 0
                                    

"Ponsel, dompet sudah semua"

Seperti rencanaku tadi malam, aku akan mengunjungi rumah Haechan pagi ini. Masalah alamat, aku sudah tanya pada Omma, cuma di seberang sungai saja. Pasti dia akan sangat terkejut saat melihat ku nanti hahaha. Aku pun juga tidak sabar bertemu sahabat kecil ku itu.

"Nanti kalau tersesat tanya pada orang orang ya"

"Siap Omma, Jaemin pamit dulu"

Setelah itu aku mencium tangan Omma dan melajukan sepeda ku.

Aku melewati hamparan padi yang luas mereka bergoyang goyang tertiup angin, aku tersenyum lebar melihatnya. Sepertinya sebentar lagi sampai aku sudah melihat sungai nya di depan sana.

Srett'

Aku mengerem sepedaku perlahan saat sudah sampai di depan jambatan. Air sungai yang jernih serta banyak tanaman hijau yang melengkapi nya. Aku mulai melajukan sepedaku hati hati kalau tercebur xixi.

"Finally!"

Aku sampai di ujung jembatan.

Katanya rumah Haechan ada di dekat kincir angin besar. Dan yap! Aku menemukannya.
Aku parkirkan sepeda ku di depan pagar rumah nya. Aku bingung bagaimana caranya masuk, pasalnya rumah Haechan dikelilingi pagar, juga pekarangan nya yang luas sehingga kalau di panggil dari sini tidak mungkin orangnya dengar. Kalau aku langsung masuk nanti dikira tidak sopan.

Klak!

Aku mendengar sesuatu, seperti nya ada orang membuka pintu. Benar saja! Ada seorang pemuda berambut hitam, sama seperti anak yang berfoto bersamaku. Aku yakin itu pasti Haechan.

"Permisi!!" ucapku agak lantang, kelihatannya dia sudah dengar.

Seseorang itu berjalan kearah ku dengan cepat dan berhenti di depan pagar dimana aku berdiri.

"Anda ada perlu dengan Saya? Atau Ibu saya?"

Aku tersenyum sembari mengeluarkan selembar foto dari tas ku, aku membawa foto itu untuk memastikan bahwa ia ingat padaku.

"Aku Na Jaemin! Kau masih ingat? Kita pernah foto loh, ini foto nya!"

Dia melihat foto yang aku sodorkan, seketika kulihat matanya membelalak.

Krieet!

Ia buru buru membuka pagarnya dan berdiri tepat di depan ku.

Grep!

Lengan ku dipegang oleh nya, Hahaha dia pasti terkejut.

"Kau!! Jaemin!?"

Grepp!!

Aku tersenyum dan balik memeluknya

"Aku merindukan mu Jaem!!"

"Aku juga tauu!!"

Kami melepaskan pelukan kami. Haechan terlihat sangat cantik sekarang ini, aku melewatkan pertumbuhan nya.

"Kau sudah bertahun tahun di kota dan tak pernah kesini"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau sudah bertahun tahun di kota dan tak pernah kesini"

Kami berdua terduduk di gazebo depan rumah. Haechan masih setia memelukku erat erat, jelas sih sudah tidak bertemu selama enam tahunan. Aku tersenyum melihatnya seperti anak kecil.

"Berapa lama disini Jaem?"

"Emm, belum tau sih, tapi setidak nya sampai aku masuk kuliah" Haechan mengangguk.

"Eh, ayo kita jalan jalan!"

"AYO!"

Saat ini kami masih berada tak jauh dari sungai dekat rumah Haechan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat ini kami masih berada tak jauh dari sungai dekat rumah Haechan. Kebetulan ada satu tempat yang lupa ku kunjungi, tempat ini adalah tempat yang terbaik lebih baik dari taman kota. Jika taman kota indah dan ramai maka disini lah sepi dan santai. Tepatnya ada di tepi sungai, tempat yang tak banyak orang ketahui kecuali orang orang yang tinggal disekitar sini, karena memang tempat nya di pinggir kota. Di depan kami bisa melihat kota besar yang secara langsung berbatasan dengan kota San.

Aku duduk bersama Haechan di sebuah bangku kayu yang sudah reyot namun masih bisa menanggung beban tubuh kami berdua

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku duduk bersama Haechan di sebuah bangku kayu yang sudah reyot namun masih bisa menanggung beban tubuh kami berdua.
Disini kami mulai bercerita tentang kehidupan kami masing masing. Haechan menceritakan kalau dia menyukai seseorang dari kota sebelah, sontak aku tertawa, ternyata Haechan juga bisa jatuh cinta ya.
Diriku sendiri belum menemukan seseorang untuk dicintai.

"Dia itu berandal! Tapi aku suka hehehe"

Itulah yang Haechan ucapkan untuk mendeskribsikan orang yang dia suka. Aku jadi penasaran seperti apa dia.

Haechan sudah mulai lelah dengan mulutnya yang daritadi terus bercerita, seketika kami terdiam serempak dan hanya terdengar suara angin yang berhembus.

Aku melihat sekeliling tempat ini, memang kurang terawat karna jarang di jamah manusia. Sebenarnya tempat ini bisa jadi bagus jika terurus.

Mataku melihat seorang laki laki berjalan di depan sana. Oh ternyata bukan cuma kami yang daritadi disini. Aku memperhatikan nya lamat lamat, seperti nya aku familiar dengan wajahnya. Seperti... Seseorang di foto itu.

"Chan, kau kenal laki laki itu?"

Haechan menyipitkan matanya melihat laki laki yang ku maksud.

"Oh! Itu Jeno! Masa kau tidak ingat dia sih?"

Aku mengeryitkan dahi ku, memangnya aku punya teman bernama Jeno? Aku tidak ingat sama sekali, seingatku sih teman ku satu satunya hanya Haechan.

"Hmm, aku tidak yakin"


Masih Ingat Aku? - NOMIN - Lengkap ✔Where stories live. Discover now