GANGGUAN KECIL

22 6 12
                                    

Jam dinding menunjukkan pukul sembilan malam. Tiga pemuda tampak asyik menonton televisi di ruangan bersantai yang terletak di lantai dua asrama. Yeonjun, Soobin, dan Beomgyu—mereka nobar film horor. Mereka duduk bersama di sebuah sofa panjang yang empuk.

Tak ada siapa-siapa lagi selain mereka bertiga di sana. Ya, maklum, asrama masih sepi penghuni. Adapun penghuni, tetapi sudah pada tidur.

Film horor yang mereka tonton cukup seram ternyata. Yeonjun dan Beomgyu beberapa kali terkejut tatkala di-jumpscare oleh visual maupun suara film. Soobin yang duduk di tengah posisinya lama-lama merasa risi karena dipeluk dan diteriaki dari jarak dekat. Kesabarannya kian menipis tiap detiknya.

"Argh!!" Yeonjun berteriak kaget dan refleks memeluk Soobin.

"A-apa tuh?" Beomgyu menutup wajahnya dengan kedua tangan. Lewat sela-sela jari, ia mengintip karena masih penasaran dengan lanjutan film.

Saat film sedang seru-serunya, tiba-tiba listrik padam. Gelap gulita melanda seketika.

"ARGHH!!!" Yeonjun dan Beomgyu berteriak panik. Soobin dijadikan guling oleh kedua pemuda tersebut. Tubuh pemuda tampan berlesung pipi itu dipeluk begitu erat. Saking eratnya, sampai-sampai membuat Soobin kesulitan untuk bernapas.

"Kalian ber ... du ... a ..., bisa lepaskan, tidak?!" Tubuh Soobin memberontak paksa sehingga membuat pelukan terlepas dan mengakibatkan kedua temannya terjatuh dari sofa.

"Soo-Soobin kau di mana?" Yeonjun meraba-raba lantaran tak bisa melihat apa-apa.

Beomgyu pun sama. Hanya saja mulutnya lebih heboh. "Bang Yeonjun, Bang Soobin! Jangan tinggalkan aku!"

"Kalian berdua berisik sekali! Aku tidak ke mana-mana, kok. Masih standby di sofa." Soobin tidak bohong. Ia memang masih duduk manis di atas sofa sambil menyilangkan kedua tangannya.

Walaupun sudah tahu bahwa Soobin tidak pergi ke mana-mana, Yeonjun tetap saja meraba-raba hingga tidak sengaja memegang sesuatu. Sesuatu yang dingin dan basah.

Karena hal tersebut, ia dengan sigap bergerak mundur sambil berteriak kencang. "ARGHH!!! HANTU!!!"

"Apa?! Hantu?! Bang Soobin, aku takut!" Beomgyu tambah panik. Dari posisi merangkak, ia pindah ke posisi berdiri. Tangannya meraba ke sembarang arah.

"Apa sih, Bang?! Hantu dari mana coba?!"

"Aku tadi memegang sesuatu, Soobin! Dingin dan basah!"

"Cuma perasaanmu saja barangkali."

"Ini serius! Aku tidak bohong!" desak Yeonjun. Soobin hanya berdecak malas sebagai balasan.

"Huaa!! Bang Yeonjun, Bang Soobin, kalian di mana?" Beomgyu berjalan tanpa tahu arah. Ia tak sengaja menabrak sesuatu hingga membuatnya jatuh terduduk. Mencoba meraba, tangannya kemudian tak sengaja memegang sepasang kaki.

Beomgyu berteriak sambil bergerak mundur ke sembarang arah. "Hantu!!"

Sial baginya. Kepala bagian belakangnya terantuk benda tumpul keras, Menghasilkan suara benturan yang nyaring.

"Aduh ... sakit," ringisnya sembari mengusap kepala.

"Kalian heboh sekali."

Cahaya senter dari gawai menyala. Memberikan sedikit pencahayaan pada ruangan bersantai yang luas itu. Cahaya senter menyorot ke satu per satu individu secara bergantian. Pertama, menyorot ke Beomgyu yang berada di dekat lemari buku. Lalu, menyorot ke arah Yeonjun. Pemuda itu duduk memunggungi sofa dan terakhir kepada Soobin yang masih saja duduk manis di atas sofa.

"K-Kau ... anak baru yang songong itu, kan?" terka Beomgyu.

"Nama saya Kang Taehyun. Bukan anak baru yang songong," jawabnya datar yang kemudian diakhiri dengan decak.

CAMPUS DORMITORY | TXTZYWhere stories live. Discover now