PART 70

246 4 0
                                    

Brian dan Amanda sekarang sudah berada di mansion. Setelah kejadian di perusahaan tadi, Brian menahan Amanda untuk pulang terlebih dahulu karena Brian ingin Amanda tetap berada di perusahaan bersama dengan Brian.

Bahkan Brian tidak peduli dengan tanggapan yang di berikan oleh karyawan lainnya. Brian pun mengabaikan keberadaan Jessica karena bagi Brian Amanda lah yang terpenting. 

"Sayang maafkan aku, aku taku aku salah sayang karena sudah menuduhmu seperti itu. dan kau tau, soal Jessica yang tiba-tiba berada di pangkuanku itu aku sama sekali tidak menduga jika dia akan melakukan hal nekat seperti itu bahkan aku tidak tahu jika dia datang ke perusahaan," jelas Brian sambil memeluk Amanda.

"Sudahlah lupakan saja aku tidak ingin mengingat hal itu lagi, aku rasa ini rencana dari Jessica,"

"Aku akan selalu melindungimu sayang dan aku harap   secepatnya di dalam perutmu tumbuh Brian juniorku hahaha,"

"Aku berharap seperti itu juga Bi,"

"Tapi kita juga harus berusaha terus, bagaimana kalau kita lakukan sekarang,"

Amanda menyentil kening Brian.

"Aw! sakit sayang," rengek Brian.

"Makan dulu Bi, kamu pikirannya kesitu mulu dasar,"

"Apa yang salah sayang aku hanya ingin di perutmu cepat tumbuh Brian  jagoanku dan mungkin Papa sama Mama juga nggak sabar kalau punya cucu dari kita,"

"Iya Bi iya, tapi sebelum itu kita bersih-bersih dulu terus makan malam biar punya tenaga hehe,"

"Mandi bareng ya sayang dan siap-siap setelah ini aku akan memakanmu  hahaha."

Brian langsung menggendong Amanda masuk ke dalam kamar mandi. Dengan tidak sabarannya Brian ingin melakukan apa yang seharusnya pasangan suami istri lakukan, dengan berharap jika secepatnya Amanda hamil dan memberikan cucu kepada kedua orang tua Brian.

Setelah melakukan makan malam Brian dan Amanda memutuskan untuk kembali ke kamar. Sampainya di kamar, mereka tengah berdiri di balkon kamar sambil melihat pemandangan malam di kota X. Posisi mereka ada Brian memeluk Amanda dari belakang sedangkan Amanda menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya.

"Indah banget ya," ucap Amanda.

"Lebih indah melihatmu bahagia terus seperti ini sayang," balas Brian.

"Dih gombal banget sih Bi,"

"Siapa yang gombal sayang emang bener, satu lagi kamu harus panggil aku dengan sebutan lain ... bosan tahu di panggil Bi Bi mulu nggak ada romantisnya,"

"Maunya di panggil apa?"

"Sayang kek, honey, baby atau apa kek asal jangan Bi. Serasa di panggil Ba Bi aku sayang,"

Tawa Amanda meledak saat mendengar ocehan suaminya.

"Hahahaha,"

"Lah kok ketawa sih nggak ada yang lucu,"

"Habisnya kenapa malah bilang gitu sih hahaha,"

"Is,"

"Iya-iya maaf Mas," ucap Amanda dengan memanggil Brian dengan sebutan 'Mas'. Seketika raut wajah Brian berubah menjadi merah sampai ke telinganya. Pertanda lelaki itu sedang salting gara-gara panggilan dari  Amanda.

"Kamu manggil aku apa barusan?" tanya Brian tersenyum salting.

"Mas, Mas Brian. Aku akan manggil kamu dengan Mas mulai sekarang,"

"Itu lebih bagus dari sebelumnya."

Saat asyik bercanda berdua tiba-tiba ponsel di saku Brian berdering pertanda ada panggilan masuk disana. Brian melihat nama sang mama tertera di panggilan tersebut, segeralah Brian mengangkat panggilan dari sang mama.

📞
"Halo, Ma?" sapa Brian.

"Halo sayang, kamu dan Amanda apa kabar?"

"Kami berdua baik-baik saja, Ma."

"Syukurlah, maafkan Mama karena baru bisa menelepon sekarang Nak. Mama hanya rindu dengan kamu dan juga menantu Mama,"

"Tidak masalah Ma, Mama jangan khawatir aku dan Amanda baik-baik saja. Bagaimana keadaan Papa?"

"Papa kamu sudah baikan Nak dan mungkin minggu depan kami akan berangkat ke Indonesia lagi,"

Amanda hanya memandang wajah Brian yang tengah berbicara dengan mertuanya. Ada rasa gugup di hati Amanda saat mendengar jika mertuanya akan pulang ke Indonesia menuju tanah air, tapi dia juga merasa senang karena telah di terima dengan baik di keluarga Brian.

"Gimana? apa sudah isi?" tanya sang mama.

"Apanya yang berisi, Ma?"

"Loh kamu ini gimana si, Brian? maksud Mama Amanda sekarang sudah hamil apa belum?"

"Doain aja biar cepat hamil, dan putramu ini akan terus berusaha biar istriku hamil,"

"Bagus Nak, lakukan dengan santai ya jangan sampai menantu mama kesakitan karena kebrutalanmu itu,"

"Mama tenang saja aku suaminya."

Setelah berbicara itu Brian akhirnya mengakhiri panggilan telepon. Lalu menatap Amanda dengan wajah bahagia, Brian melihat Amanda yang kebingungan dengan apa yang di bicarakan eh suami dan mertuanya itu.

Terjebak Cinta CEO [END]Where stories live. Discover now