Chapter 3

178 98 61
                                    

"Tetap berpura-pura tidak tahu apa-apa disaat hati memendam banyak kekecewaan."

Happy reading 🍇

"Lea, ngapain disini?" Ryco tiba-tiba sudah berada diambang pintu kelas 10 IPA-1.

Lea menoleh kebelakang dan melihat Ryco melangkah mendekat ke arahnya. Lea menegang, takut pacarnya itu marah-marah kembali.

Sesampainya dihadapan Lea, Ryco kembali bertanya. "Lea, aku tanya sama kamu. Ngapain kesini?"

"I-ini, aku lagi-."

"Kita kesini anterin Nada, katanya ada urusan  sama Sean," ujar Vanya berbohong, seraya melirik Sean.

"Aduh, kok jadi Nada si," ucap Nada pelan sembari meringis.

Sean yang mendengar itu lantas mengedikan bahunya dan segera beranjak untuk keluar kelas.

Sean tidak mau ikut campur, jadi ia segera keluar kelas. Kebetulan juga, perutnya  sudah mulai meminta untuk segera diisi.

Ryco yang melihat kepergian Sean. Lantas Mendekat ke arah Hersan.

Hersan menaikan alisnya seolah bertanya Ada apa? Karna  Ryco terlihat mau berbicara dengannya, namun sepertinya ragu.

N

ada terus melihat gerak-gerik Ryco.

Ia yang merasakan akan ada sesi adu jotos langsung maju ketengah-tengah Hersan dan Ryco.

"Plis... jangan berantem, Nada serius ya Riko, Lea cuma anterin Nada doang kok, karna, emm...karna Nada mau ajak Sean ke kantin bareng gitu," ceroscos Nada berusaha memberi penjelasan.

"Siapa bilang mau berantem?" tanya Ryco ketus.

"Hah?"

Ryco menggeser badan Nada dan menatap Hersan dengan ragu.

"Gue minta maaf," ujar Ryco mengulurkan tangannya.

Hersan terdiam dan melihat uluran tangan Ryco yang terus menggantung, dia berusaha menahan kekehannya.

"Minta maaf buat?" Hersan menaikan alisnya.

Ryco terdiam sesaat dan menoleh ke arah pacarnya, Lea mengangguk dan segera mengajak kedua sahabatnya untuk pergi.

"Ayo pergi," ajak Lea pelan.

Vanya mengangguk dan menarik tangan Nada tak lupa mencuri pandang kearah Hersan sebagai penutup cuci matanya. Kapan lagi coba dia bisa melihat wajah Hersan sedekat ini?

"Ayo Nad,"

"Vanya...tadi Nada malu banget, ish!" Nada lebih dulu pergi dari sana.

Selepas kepergian Lea dengan sahabatnya, Ryco kembali berbicara.

"Gue minta maaf soal kesalahpahaman dua hari lalu, Sorry telat," ujar Ryco dengan cepat.

Hersan mengangguk. "Oh, kirain apa. Santai, gue maafin."

Ryco mengangguk. "Thanks."

STORY HERZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang